Demikian protes yang disampaikan Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Agustina Hermanto alias Tina Toon dalam rapat paripurna yang menggagendakan penyampaian laporan hasil reses pimpinan dan anggota DPRD DKI Jakarta tahun anggaran 2023, Senin (20/11).
Tina Toon mengaku, selama menjadi anggota dewan pada 2019 lalu, dia sering kali menggelar reses. Kedatangan anggota dewan ke dapil masing-masing untuk menyerap aspirasi masyarakat untuk diserahkan kepada pihak eksekutif.
“Kami turun mendapatkan aspirasi dari masyarakat, lalu kami kumpulkan ke eksekutif dengan harapan bisa ditindaklanjuti. Tapi sering kali kami ini tidak mendapatkan update (kabar terbaru), bahwa ini dikerjakan atau nggak, dianggarkan atau tidak, sampai mana prosesnya, lalu selesai atau tidak,” kata Tina Toon.
Menurutnya, anggota dewan mengetahui bahwa aspirasi tersebut ditindaklanjuti atau tidak ketika turun ke lapangan. Kata dia, para anggota dewan harusnya diberitahu perkembangan dari aspirasi yang disampaikan melalui reses, apakah ditindaklanjuti atau tidak.
Tina Toon membandingkan dengan e-budgeting atau penganggaran yang dilakukan secara online. Legislatif dapat memantau belanja kegiatan secara online di yang dilakukan eksekutif.
“Kita ini kan sudah e-reses, sekarang sistemnya sudah online. Kalau kita belanja online saja pak, kita pesan, dibayar, diproses, dikirim, selesai dan itu ada. Masak aspirasi kita nggak bisa seperti itu pak,” kata Tina Toon.
Tina Toon mencontohkan pembelian beton u-ditch untuk pemasangan di saluran air di tingkat RT dan RW. Pihaknya dapat memantau prosesnya sehingga bisa menyampaikannya kepada masyarakat.
“Jadi kami laporan ke masyarakat juga lebih enak,” demikian Tina Toon.
BERITA TERKAIT: