Ketua Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) PP Muhammadiyah, Anwar Abbas menilai, jumlah pengusaha mikro tak kunjung berkembang dari total jumlah 63.350.222 pelaku.
"Data Kemenkop dan UMKM di atas terlihat jumlah usaha mikro yang nasibnya mengenaskan tersebut masih banyak mendominasi yaitu sebesar 98,68 persen," ujar Anwar kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (24/7).
Menurutnya, masalah kesenjangan sosial ekonomi di negeri ini yang tergambar dalam perkembangan usaha mikro itu, dipastikan masih menjadi masalah besar yang harus diperhatikan kontestan Pilpres 2024.
"Kita berharap agar pemerintah terutama pemerintah periode 2024-2029 bisa memberikan perhatian lebih dan serius kepada kelompok usaha mikro dan ultra mikro ini agar mereka bisa melakukan mobilitas vertikal," tuturnya.
Maka dari itu, Anwar menilai Pilpres 2024 merupakan pesta demokrasi yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena menentukan nasib pelaku usaha kecil.
"Kalau rakyat salah dalam memilih presiden, karena yang terpilih adalah sosok yang sudah dikendalikan oleh para pemilik kapital, maka cita-cita kita untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menyangkut masalah ekonomi akan terhambat," katanya.
"Sehingga, yang terjadi adalah semakin meningkatnya kesenjangan sosial ekonomi di negeri ini, dan itu tentu saja jelas tidak baik bagi masa depan bangsa," tandas Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi Majelis Ulama Indonesia itu.
Hingga saat ini, jumlah pengusaha besar 0,01 persen, dengan jumlah pelaku sekitar 5.550. Sementara, pengusaha menengah 0,09 persen atau 60.702 pelaku, dan pengusaha kecil 1,22 persen atau 783.702 pelaku.
Sedangkan, jumlah usaha mikro mencapai 98,68 persen atau 63.350.222 pelaku.
BERITA TERKAIT: