Pertemuan tersebut, kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto adalah tradisi pemimpin yang benar-benar berjuang demi masa depan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.
Untuk perjuangan itu, katanya, maka diperlukan suatu tradisi menyepi dan berkomtemplasi guna membahas secara jernih terhadap arah masa depan bangsa dan negara. Hal itulah yang secara periodik dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi.
Diceritakan Hasto, pertemuan Megawati dan Jokowi berlangsung dua jam dengan hidangan sederhana.
“Dialog dilakukan selama 2 jam. Makanan secara khusus dipersiapkan oleh Ibu Megawati berupa jagung, kacang bogor, pisang rebus, talas, dan juga nasi uduk. Dari makanan untuk menjamu Presiden Jokowi sendiri penuh dengan semangat kerakyatan,†kata Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (8/10).
Hasto menambahkan, dalam pertemuan dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut, Megawati menyoal ketahanan pangan. Dibahas juga langkah-langkah penting di dalam menghadapi krisis ekonomi dunia dan pangan.
“Ibu Mega memang sangat menaruh perhatian terhadap krisis ekonomi dan pangan, dan beliau membagi pengalaman lengkap menuntaskan krisis multidimensional. Saat itu seluruh jajaran Kabinet Gotong Royong benar-benar fokus dan terpimpin sehingga pada tahun 2004 Indonesia bisa keluar dari krisis,†kata Hasto.
“Pak Jokowi pun menegaskan keseriusan pemerintah, termasuk bagaimana para menteri harus fokus menangani berbagai tantangan perekonomian, krisis pangan-energi, dan tekanan internasional akibat pertarungan geopolitik,†sambungnya.
Adapun, lanjut Hasto, terkait Pemilu 2024, melalui pertemuan yang kontemplatif tersebut, turut dibahas oleh Megawati dan Jokowi.
“Hal-hal terkait agenda Pemilu 2024 juga tidak luput dari pembahasan agar Pemilu 2024 benar-benar menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi hingga kepemimpinan nasional ke depan,†tandasnya.
BERITA TERKAIT: