Upaya untuk memperluas kawasan konservasi merupakan salah satu ikhtiar pemerintah Indonesia untuk mempertahankan ekosistem penting terutama terumbu karang, lamun dan mangrove sebagai tempat memijah dan berkembang biak ikan.
Saat ini hampir 30 juta ha kawasan konservasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Di luar itu, terdapat kawasan lindung yang secara turun temurun dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat terutama oleh komunitas Masyarakat Hukum Adat (MHA).
Salah satu MHA yang telah mendapat pengakuan pemerintah adalah MHA Wabula di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Koordinator Program Destructive Fishing Watch (DFW)-Indonesia, Nasruddin mengatakan bahwa pihaknya dalam tiga tahun ini secara intensif melakukan pendampingan kepada MHA Wabula.
“Pendampingan yang kami lakukan dalam rangka memperkuat kapasitas masyarakat Wabula dan sekitarnya dalam mengelola perikanan skala kecil,” kata Nasruddin dalam keterangannya kepada redaksi, Rabu (17/7).
Selain itu, DFW juga melakukan upaya penyadaran masyarakat melalui kampanye dan Kemah Konservasi.
“Kegiatan Kemah Konservasi diselenggarakan untuk mempromosikan dan memperkenalkan nilai-nilai konservasi laut berbasis masyarakat adat kepada generasi muda di se-pulau Buton,” jelas Nasruddin.
Sambung dia, kegiatan ini akan berlangsung dari tanggal 19-21 Juli 2024 dan akan diikuti oleh 400 orang peserta.
“Dalam rangkaian Kemah Konservasi akan dilakukan talk show tentang konservasi laut, tinjauan lapangan lokasi Kaombo dan situs sejarah, serta simulasi penanganan biota langkah,” bebernya.
Dia menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan program kolaborasi antara DFW Indonesia, Burung Indonesia, Pemerintah Kabupaten Buton dan komunitas penggiat budaya dan lingkungan yang ada di Pulau Buton
Selain itu dalam event ini akan ditampilkan beberapa aksi budaya, kerajinan tangan dan produk masyarakat Wabula.
“Kemah ini ingin memberi pesan bahwa kegiatan konservasi sejalan dengan upaya pemerintah untuk memajukan sektor pariwisata sehingga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujar Nasruddin.
Sementara itu, Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Mohamad Abdi mendukung dan mengapresiasi kegiatan Kemah Konservasi.
“Inisiatif ini sejalan dengan program ekonomi biru KKP yaitu pengelolaan kawasan konservasi laut,” kata Abdi.
Dirinya berharap dengan kegiatan ini akan menumbuhkan kesadaran generasi muda tentang manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial dari keberadaan ekosistem kelautan.
“Penting untuk terus mengkampanyekan peran dan fungsi strategis laut kepada generasi muda agar spirit kelautan terus tumbuh dan berkembang dan meyakini bahwa laut adalah masa depan bangsa,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: