Acara yang digelar selama 3 hari ini turut dimeriahkan oleh pertunjukan kesenian, live band, dan stand up comedy. Tersedia pula berbagai produk ekonomi kreatif dan aneka kuliner khas Papua yang bisa dinikmati pengunjung sembari menonton.
Adapun film-film yang diputar berasal dari deretan Film Terpilih Festival Film Bulanan 2022-2023. Di antaranya adalah film "Facticity", "Balalek", "Krenteg", "Pabaruak", "Titip Sendal", "Waiting for Your Phone Call", dan "Pesan Pungkasan".
Acara kali ini dibuka oleh Tetra Tianiafi selaku Koordinator Penerbitan dan Periklanan Direktorat Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf. Tetra mengatakan, Kemenparekraf mendorong para sineas, khususnya yang ada di Papua agar memproduksi film secara berkelanjutan.
“Kegiatan Festival Film Bulanan ini seperti terapi pada titik akupuntur yang tepat sehingga dapat memberikan efek berantai yang positif, menyehatkan, dan memperkuat ekosistem perfilman di daerah yang mandiri dan sejahtera," kata Tetra Tianiafi, melalui keterangannya, Senin (4/12).
"Selanjutnya, saya berharap kegiatan ini dapat menebalkan rasa percaya diri sineas daerah untuk memproduksi film secara berkelanjutan, berkolaborasi, berjejaring, bersaing, dan mengukir prestasi pada level yang lebih tinggi,” sambungnya.
Harapan Tetra ternyata seirama dengan para peserta yang hadir di acara Sinema Keliling kali ini. Lorenzo, yang berasal dari Kabupaten Barok Raya mengaku senang dan berharap Sinema Keliling ini terus ada agar para sineas muda Papua bisa memperlihatkan karyanya.
“Saya sangat senang dan berharap sekali dengan adanya Sinema Keliling ini bisa mengangkat minat bakat para sineas muda Papua. Harapan saya ke depannya, Sinema Keliling ini bisa terus diadakan agar para sineas mempunyai wadah untuk memperlihatkan hasil karya dari minat bakatnya,” harap Lorenzo.
Tanggapan positif lainnya juga datang dari Kintani Rumansara yang berasal dari Makramo. Ia berharap Sinema Keliling ke depannya bisa berdampak lebih luas lagi, sehingga makin banyak orang Papua yang ikut serta.
“Saya sangat tertarik dengan Sinema Keliling dan mengapresiasi acara ini karena dengan adanya pagelaran begini, kami bisa mengembangkan karya yang di dalamnya terdapat bahasa kami, yang mana karya kami jarang dipertontonkan di event-event besar. Terima kasih banyak untuk panitia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," tuturnya.
"Harapan saya ke depannya, event ini bisa tetap terselenggara dan bisa mengajak orang-orang yang terlibat lebih luas lagi hingga seluruh Papua, baik yang ada di pegunungan hingga pantai,” ucap Kintani.
Acara Sinema Keliling di Museum Loka Budaya Universitas Cenderawasih, Jayapura, ini dihadiri oleh berbagai kalangan. Mulai dari komunitas film, civitas akademika, pemerintah daerah, organisasi pemerintahan desa, maupun masyarakat umum.
BERITA TERKAIT: