Begitu disampaikan Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam keterangannya sesaat lalu, Minggu (2/8).
"Jangan seperti di Sulawesi Selatan (Sulsel), kasus pengeroyokan terhadap dua anggota TNI tak kunjung terungkap tuntas hingga kini padahal satu dari korban pengeroyokan tewas," tegas Neta.
IPW berkeyakinan Kapolda Metro Jaya akan mampu mengungkap kasus pengeroyokan terhadap anggota TNI ini. Jika kasus ini tidak terungkap tuntas dikhawatirkan akan muncul aksi solidaritas.
Jakarta, kata Neta, pernah punya pengalaman buruk dalam hal ini. Tahun 2012 di Jakarta pernah muncul oknum yang menyebut dirinya sebagai Gang Motor Pita Kuning. Mereka mengamuk karena polisi tidak serius dan lamban dalam mengungkap kasus terbunuhnya anggota TNI AL, Kelasi Satu Arifin Sirih di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Akibatnya, kelompok ini mencari sendiri pelakunya. Dampaknya, oknum-oknum itu merusak sejumlah kantor polisi. Kasus ini perlu menjadi pelajaran bagi jajaran kepolisian.
"Untuk menghindari hal serupa, Kapolri perlu mengingatkan bawahannya sekecil apapun peluang keresahan dan konflik harus dihindari. Caranya, segera mengungkap kasus pengeroyokan yang menewaskan anggota TNI itu agar pelakunya bisa segera diadili," tukasnya.
Dua anggota Yon Zeni Konstruksi TNI, Sertu Indra Lesmana (26) dan Kopda Ade Wahyudin (34)dikeroyok sekelompok orang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Sebelum dikeroyok, kedua anggota TNI itu ditabrak mikrolet. Saat keduanya meminta pertanggungjawaban, supir mikrolet itu berteriak dan kedua anggota TNI itupun babak belur dikeroyok massa.
[dem]
BERITA TERKAIT: