Terbaru, Han Dong Hoon, Ketua Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang sebelumnya mendukung Yoon, juga mengundurkan diri akibat tekanan internal yang meningkat di partainya.
Dikutip dari Yonhap, Senin 16 Desember 2024, Han mengumumkan pengunduran dirinya setelah berusaha untuk tetap memimpin meski Yoon sudah dimakzulkan.
Namun, tekanan dari dalam partai yang semakin kuat setelah beberapa anggota kunci yang dekat dengan Presiden Yoon mundur, membuatnya menyerah.
Han menjelaskan bahwa tugasnya sebagai ketua partai tidak dapat dijalankan lagi setelah runtuhnya Dewan Tertinggi PPP yang merupakan struktur penting dalam partainya.
Pemakzulan Presiden Yoon terjadi melalui pemungutan suara di Majelis Nasional, yang dihadiri oleh 300 anggota parlemen. Hasilnya, 204 anggota mendukung pemakzulan, 85 menolak, 3 abstain, dan 8 suara tidak sah.
Meski PPP sebelumnya memboikot upaya pemakzulan pada pekan sebelumnya, mereka akhirnya mendukung mosi tersebut setelah terjadinya insiden darurat militer pada 3 Desember, yang semakin memicu ketegangan politik di Korsel.
Sejumlah anggota PPP yang awalnya menjadi pendukung setia Yoon pun mengubah sikap dan ikut mengundurkan diri setelah pemakzulan Presiden. Tindakan ini menunjukkan semakin dalamnya perpecahan di tubuh partai yang semula merupakan kekuatan pendorong utama Yoon dalam pemilihan presiden 2022.
Han Dong Hoon, yang sebelumnya berjanji untuk tetap memimpin, merasa tak lagi bisa mempertahankan kepemimpinannya di tengah situasi yang semakin sulit.
Sebagai langkah selanjutnya, PPP menunjuk Kweon Seong Dong, seorang anggota senior partai, sebagai pemimpin sementara. Kweon kini memiliki kewenangan untuk membentuk komite kepemimpinan darurat yang akan menentukan arah kebijakan partai ke depan. Pengunduran diri Han dan perubahan kepemimpinan sementara ini diharapkan dapat meredakan ketegangan yang ada dalam tubuh partai.
Partai Kekuatan Rakyat, yang dikenal sebagai partai konservatif, kini menghadapi perpecahan yang cukup signifikan. Beberapa anggotanya yang sebelumnya mendukung Yoon kini memilih mundur, sementara lainnya masih mencoba mencari solusi agar partai tetap stabil dan tidak terpecah lebih jauh.
Pemakzulan Yoon telah mengubah peta politik Korsel secara drastis, dengan ketidakpastian yang melanda pemerintahan dan partai berkuasa.
Ketegangan yang terjadi pasca-pemakzulan ini semakin memperburuk citra pemerintahan Yoon yang sejak lama mendapat kritik tajam, terutama terkait kebijakan ekonomi dan krisis kepercayaan publik.
Saat ini, seluruh perhatian tertuju pada bagaimana PPP dan pemerintah akan merespons situasi ini dan apa langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi krisis politik yang sedang berlangsung.
BERITA TERKAIT: