Menurutnya, alasan kebotakan kini menjadi persoalan kelangsungan hidup kaum muda, bukan sekadar isu kosmetik.
Dalam pernyataannya, Lee menyinggung rasa ketidakadilan yang dirasakan generasi muda.
"Mungkin ada anak muda yang merasa tidak adil karena mereka hanya membayar premi asuransi dan tidak dapat menerima manfaat," ujar Lee, dikutip dari BBC, Jumat, 19 Desember 2025.
Jika direalisasikan, kebijakan ini akan memperluas cakupan asuransi di luar layanan terbatas yang saat ini hanya menanggung kerontokan rambut akibat kondisi medis tertentu, seperti alopecia areata, sementara kebotakan pola pria masih dikecualikan.
Namun, waktu pengajuan wacana ini dinilai krusial karena proyeksi internal menunjukkan sistem asuransi kesehatan Korea Selatan berpotensi mengalami defisit hingga 4,1 triliun won pada 2026.
Usulan tersebut langsung menuai kritik dari kalangan medis dan kelompok konservatif. Asosiasi Medis Korea menilai prioritas anggaran menjadi masalah utama. Menurut mereka, dana asuransi lebih baik diprioritaskan untuk perawatan kanker dan penyakit serius lainnya.
Menteri Kesehatan Jeong Eun Kyeong pun mengaku bersikap hati-hati, menilai perluasan cakupan akan berdampak besar terhadap keuangan asuransi.
BERITA TERKAIT: