Bekerja sama dengan petugas perbatasan, sejauh ini polisi maritim telah mengidentifikasi 243 korban yang sebagian besar merupakan migran asal Asia Tenggara.
"Mereka ditemukan di sebuah gudang dan bekerja di tempat pengambilan kerang ilegal," ungkap kepolisian dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
US News.
Media lokal menyebut para korban bekerja di Tagus Estuary, daerah di mana penangkapan kerang tanpa izin adalah hal biasa.
Mereka merupakan migran miskin yang dibawa ke Portugal oleh komplotan penyelundup manusia dengan janji pekerjaan.
"Setelah bekerja, dokumen identitas mereka sering disita dan gaji mereka ditahan, mereka juga dipaksa tinggal di tempat yang sangat tidak layak," bunyi laporan tersebut.
Kasus eksploitasi tenaga kerja dan perdagangan manusia telah lama berkembang di Portugal.
Sebagian besar eksploitasi terjadi di sektor pertanian, bahkan dalam beberapa kasus mereka dijebak untuk bekerja dan tidak dibayar.
Menurut data Dewan Eropa, 1.152 orang diduga telah menjadi korban perdagangan manusia pada 2016-2020 di Portugal.
BERITA TERKAIT: