Pertemuan virtual itu seharusnya mempertemukan Guterres dengan para menteri luar negeri dari 10 anggota ASEAN. Termasuk di antara mereka adalah Menteri Luar Negeri yang ditunjuk oleh Junta Militer Myanmar Wunna Maung Lwin.
Myanmar jatuh ke dalam polemik setelah junta militer mengambil alih kekuasaan dengan kudeta pada awal Februari lalu.
Namun Guterres enggan terjebak dalam sinyal pengakuan pemerintahan junta militer Myanmar dengan hadir di forum yang sama. Dia pun meminta ASEAN untuk menunda pertemuan sampai waktu yang dapat diadakan dalam format yang disepakati bersama, mengingat masalah internasional dan regional yang mendesak yang sedang berlangsung.
Hal itu terungkap ddalam catatan tertanggal 8 Oktober dari ketua ASEAN Brunei, yang dilihat oleh kantor berita
Reuters.
Sementara itu, para diplomat PBB, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Guterres tidak ingin mendahului keputusan negara-negara anggota PBB tentang siapa yang akan duduk di kursi Myanmar di badan dunia, mengingat polemik masih berkecamuk di Myanmar.
BERITA TERKAIT: