Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin Wiwik Pudjiastuti menegaskan bahwa langkah guna memantau antara kebutuhan (demand) dan pasokan (supply) sektor tersebut.
"Kalau dengan neraca komoditas kita bisa melihat pasti selalu by data supply dan demand, kalau supply-nya rendah, demand-nya lebih rendah berarti masih ada potensi untuk impor," katanya, dalam keterangan di Jakarta, dikutip Rabu 11 Desember 2024.
Menurutnya, sistem tersebut diperlukan lantaran produk petrokimia dan turunannya masih didominasi produk impor. Padahal, industri petrokimia dalam negeri tengah berjuang memperkuat rantai pasok produksi.
Produk petrokimia nasional meliputi olefin memiliki kapasitas produksi mencapai 9,72 juta ton, sementara produk aromatik sebanyak 4,61 juta ton, dan produk C1 metanol serta turunannya sebesar 980 ribu ton.
Untuk memperkuat struktur sektor petrokimia, diperlukan integrasi antara hulu dan hilir.
"Untuk penguatan struktur industri, yang perlu memang untuk penguatan salah satunya adalah melakukan integrasi industri hulu dan hilir," terangnya.
BERITA TERKAIT: