Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nilai tukar rupiah diproyeksikan pada kisaran Rp15.900 - Rp16.100 per Dolar AS pada akhir tahun 2024.
Proyeksi ini jauh melemah di atas asumsi ekonomi makro dalam APBN 2024 yang ditargetkan Rp15.000 per Dolar AS.
Nilai tukar rupiah yang jauh dari asumsi ekonomi makro dalam APBN 2024 ini sejalan dengan adanya volatilitas kebijakan suku bunga The Fed ke depan. Juni lalu, kurs rupiah menyentuh level paling lemah sejak Maret 2020 mendekati Rp16.500 per Dolar AS.
“Nilai tukar rupiah semester II/2024, kita perkirakan bergerak di Rp16.000 hingga Rp16.200 per Dolar AS,” katanya dalam rapat kerja penyampaian laporan semester I APBN 2024, yang dikutip Selasa (9/7).
Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diperkirakan pada kisaran 6,9 persen hingga 7,1 persen pada semester II-2024, sama halnya dengan outlook untuk sepanjang 2024.
Sementara pada semester I, realisasi tingkat imbal hasil SBN sekitar 6,85 persen, di atas asumsi APBN 2024 yang sebesar 6,7 persen.
Inflasi diperkirakan berada pada rentang 2,7 persen hingga 3,2 persen pada semester II dan sepanjang 2024, tak terlampau jauh dari target APBN 2,8 persen.
BERITA TERKAIT: