Pada kuartal I 2025, Garuda Indonesia juga tercatat mampu melayani total 5,12 juta penumpang termasuk dari anak perusahaannya, Citilink.
Kenaikan pendapatan Garuda Indonesia itu diraih setelah memaksimalkan fokus pada layanan umrah secara khusus. Saat yang sama, segmen pesawat charter tumbuh signifikan sebanyak 93 persen.
Indikator lain yang juga menunjukkan tren positif adalah tingkat keterisian (seat load factor) yang membaik 5 poin persentase atau menjadi 78,8 persen. Hal lain adalah tingkat ketepatan waktu (on-time performance) yang mencapai 88,1 persen.
Seluruh pembaikan performa ini berdampak positif pada kemampuan perusahaan menekan rugi bersih sebesar 12,5 persen menjadi 75,9 juta Dolar AS.
Dengan momentum positif ini, Garuda Indonesia optimistis proses transformasi yang sedang berjalan, termasuk optimalisasi kinerja dan penambahan armada, dapat tercapai sehingga bisa memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat, dan kembali menjadi maskapai kebanggaan bangsa.
Garuda Indonesia yang saat ini dipimpin Wamildan Tsani Pandjaitan, dihadapkan pada warisan utang peninggalan manajemen sebelumnya.
Seiring capaian positif itu, dikabarkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bakal memberikan suntikan dana untuk menambah armada.
BPI Danantara mengumumkan siap menyuntikkan dana besar, termasuk untuk membeli sejumlah pesawat Boeing, buatan Amerika Serikat (AS) untuk Garuda.
CEO BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan ada rencana menyuntik dana besar untuk Garuda, bahkan sudah dilakukan diskusi di internal BPI Danantara untuk merealisasikan rencana tersebut.
Hanya saja, secara detail terkait penyuntikan modal itu seperti apa, belum bisa dipublikasi.
"Nanti lah kalau itu. Karena Kita masih diskusi dengan semua pihak dalam hal itu. Sedang berjalan lah, sedang berjalan, insya Allah," kata Rosan ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis 22 Mei 2025.
BERITA TERKAIT: