Sebanyak tujuh orang ditangkap dari sejumlah daerah, yakni YE, TW, MH, MK, P, ES, dan AP.
Pengungkapan ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan yang dilakukan oleh Polda Papua. Barang ilegal itu ternyata disuplai dari Bojonegoro, Jawa Timur.
Kapolda Papua, Irjen Patrige R. Renwarin mengatakan, pengungkapan kasus ini merupakan kerjasama Polda Papua dengan Polda Papua Barat, Polda Jawa Timur, dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Terbongkarnya kasus ini setelah Polda Papua menangkap Yuni Enembi. Dari sinilah polisi kemudian memeriksa sejumlah orang yang berada di beberapa kota di Indonesia.
"Kita berhasil mengamankan tujuh orang tersangka dan menyita 17 pucuk senjata api (enam laras panjang, enam laras pendek, dan lima rakitan) serta 3.573 butir amunisi,” kata Irjen Patrige di Aula Rupatama Polda Papua, Selasa 11 Maret 2025.
Dua tersangka utama, YE alias JAS berperan dalam menyediakan dana dan mengoordinasikan pembelian senjata untuk KKB Puncak Jaya.
Polisi juga menyita peralatan perakitan senjata api, antara lain mesin bubut, gerinda, alat las listrik, kompresor.
“Kami juga menyita dua buah detonator, magazine popor senjata, laras senjata rakitan dan berbagai dokumen pendukung lainnya serta uang tunai Rp369.600.000,” kata Irjen Patrige.
Atas perbuatannya, tiga tersangka dijerat Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya 20 tahun.
BERITA TERKAIT: