“Ini tidak akan terangkat keluar kapal apabila tidak ada tekanan dari luar atau terjadi keretakan," ujar KSAL Laksamana Yudo Margono saat jumpa pers di Bali, Sabtu (24/4).
Meski demikian, Yudo turut mengurai adanya potensi bagian yang tidak kemasukan air saat keretakan terjadi pada KRI Nanggala 402.
"Kemungkinan air masuk ada, tapi kemungkinan juga ada bagian kabin-kabin yang tidak bisa masuk di situ," tegasnya.
Dia mengurai bahwa sebuah kapal selam terdiri dari bagian-bagian yang bersekat penutup. Artinya, bila sekat ditutup, maka ada kemungkinan air tidak dapat masuk.
"Karena di dalam kapal selam juga ada sekat-sekatnya. Apabila itu ditutup, itu bisa air tidak masuk. Itu juga ada kemungkinan-kemungkinan seperti itu," tuturnya.
KRI Nanggala 402 sendiri resmi dinyatakan tenggelam setelah hilang kontak dalam latihan penembakan torpedo pada Rabu (21/4) dinihari.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: