Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Memelihara Damai di Negeri Bertikai

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/republikmerdeka-id-5'>REPUBLIKMERDEKA.ID</a>
OLEH: REPUBLIKMERDEKA.ID
  • Jumat, 05 Februari 2021, 08:33 WIB
Memelihara Damai di Negeri Bertikai
Kontingen Garuda XXXIX-B di Republik Demokratik Kongo/Dok
rmol news logo Banyak kisah heroik dan patriotik yang dapat dipetik dari pengalaman pasukan perdamaian Indonesia di berbagai negara. Ada sedikit pula kisah getir dan duka yang mengiringinya. Kontingen Garuda telah mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Sebuah video berdurasi 41 detik viral di Indonesia pada awal Juni 2020 lalu. Video itu menunjukkan seorang tentara berseragam khas pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tanpa menyandang senjata apapun dengan tenang mengangkat kedua tangannya menghadang laju sebuah kendaraan lapis baja.

Kendaraan Tank Militer jenis Merkava milik Israel itu baru saja menerobos pagar areal blue line yang menjadi batas netral antara Israel dan Lebanon. Manuver anggota pasukan Israel Defence Forces (IDF) itu telah memancing reaksi pasukan militer Lebanon (Lebanese Armed Forces/LAF).
 
Berjarak sekitar 20 meter dari mesin pembunuh itu, pria yang dilengkapi rompi dan helm warna biru khas Pasukan Perdamaian PBB itu justru memerintahkan awak tank Merkava untuk menahan lajunya. Di bahu kanannya terlihat emblem merah putih, yang menandakan pasukan itu berasal dari prajurit TNI.
 
Sedangkan di sisi berlawanan, sekelompok pasukan Lebanon sudah bersiaga dengan sejumlah persenjataan, termasuk peluncur roket antitank. Situasi sangat genting dan bisa saja tiba-tiba berubah menjadi pertempuran berdarah.
Untunglah, ketenangan pasukan perdamaian yang berasal dari Kompi Alfa yang merupakan bagian dari United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) yang ditugaskan menjaga area blue line tersebut berhasil meredakan ketegangan.Pertempuran dapat dicegah. Kompi Alfa berkekuatan sekitar 23 personel.

Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang mengungkapkan, upaya pencegahan yang dilakukan Kompi Alfa, tak hanya berlangsung 41 detik seperti video yang viral. “Peristiwa itu berlangsung sekitar 4 jam,” ujar dia.

Peran pasukan Garuda dalam momen itu jelas sangat krusial. Jika misi gagal, sangat mungkin terjadi baku tembak. Tank Merkava Israel beserta pasukan Israel meninggalkan lokasi, disusul oleh pasukan Lebanon.

Mayjen Victor Hasudungan Simatupang menjelaskan, sebanyak satu kompi TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda (Konga) di bawah UNIFIL memang ditempatkan di daerah Blue Line di perbatasan Lebanon-Israel.

Bukan kali ini saja, aksi pasukan Garuda mengundang decak kagum dan bangga. Di Kongo, Afrika, Satgas TNI Konga XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) MONUSCO berhasil membebaskan seorang perempuan warga negara Amerika Serikat bernama Sarah Voznick yang disandera kelompok bersenjata.
 
Sarah sebagai dokter Médecins Sans Frontières (MSF) Perserikatan Bangsa-Bangsa di wilayah Lulimba, Sud Kivu Kongo. Sarah disekap selama 16 hari di Ake Village, 10 kilometer dari Lulimba, Kongo.

Sarah diculik saat tengah menjalankan misi MONUSCO yang tengah menggelar operasi kemanusiaan terhadap korban kekerasan seksual oleh milisi di sekitar desa Lubhicako.

Di wilayah ini, Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB MONUSCO dengan cara-cara persuasif terus mengupayakan dan memfasilitasi perdamaian antar suku yang terlibat perang.
 
Mengutip Puspen TNI, pada Kamis, 25 Juni 2020, pasukan Garuda berhasil mengakhiri pertikaian tiga suku di Desa Kashege, Kalemie Provinsi Tanganyika. Perdamaian ditandai dengan penyerahan 27 orang milisi yang terdiri dari 12 Orang dari Kelompok Milisi Persi Kaomba pimpinan Mukonga Faliala, 7 Orang dari kelompok Milisi Aleluya pimpinan Bilenge Shindano dan 8 orang dari Kelompok Apa na Pale pimpinan Mr. Kisidja Mwenge Salumu.

"Mereka juga menyerahkan 24 senjata api yang terdiri dari 21 pucuk senjata jenis AK-47, 3 pucuk senjata api rakitan, 15 buah magazen, 51 busur panah beserta 63 anak panah," kata Komandan Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB MONUSCO Kolonel Inf. Daniel Lumbanraja.
 
Daniel mengatakan, keberhasilan tim LRM Satgas TNI untuk memediasi ketiga suku dan penyerahan 24 pucuk senjata tersebut merupakan bentuk pelaksanaan dari mandat PBB yaitu Protection of Civilian (POC) atau perlindungan warga sipil.

Perdamaian bisa diwujudkan karena Satgas TNI berhasil membangun kepercayaan dari ex-combatan yang bekerjasama dengan tokoh adat baik itu kelompok Perci Kaomba, Perci Aleluya maupun kelompok Apa Napale.

Selain menjalankan misi perdamaian tersebut, Satgas TNI juga menggelar misi kemanusian yang meliputi pelayanan kesehatan gratis, psycology lapangan dan perpustakaan mini. juga dilaksanakan pertemuan dengan kepala suku maupun tokoh adat setempat.

Hingga Juni 2020, atau bulan ketujuh penugasan Satgas TNI Konga XXXIX-B MONUSCO telah berhasil mengumpulkan sebanyak 74 pucuk senjata yang terdiri dari 69 pucuk senjata api jenis AK-47, 2 pucuk jenis FAL, 3 pucuk senjata rakitan, 436 butir munisi, 1 buah granat tangan, 75 busur dan 80 anak panah serta 233 orang milisi.

Bertaruh Nyawa

Memelihara perdamain di negeri yang sedang bertikai, bukan perkara mudah. Nyawa personel menjadi taruhannya. Di balik kisah heroik yang membanggakan itu, ada pula kisah duka yang bahkan sampai merenggut nyawa,
Sejak tahun 1957 hingga 2018 saja, Indonesia telah kehilangan 36 personil pasukan pemeliharaan perdamaian yang gugur saat menjalankan tugasnya menjaga perdamaian dunia.

Kejadian terbaru pada Senin, 22 Juni 2020 lalu, anggota pasukan Garuda Serma Rama Wahyudi yang bertugas di Kongo gugur ditembak kelompok pemberontak.
Rama Wahyudi adalah Komandan Tim (Dantim) yang memimpin 12 prajurit TNI dengan dukungan dua tentara Malawi yang melaksanakan tugas pergeseran pasukan dari markas pusat operasi (COB) di Mavivi ke markas sementara (TOB) di Halulu.

Saat itu tim menjalankan misi pengiriman ulang logistik ke TOB bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/MONUSCO yang tengah membangun jembatan Halulu untuk mendukung akses jalan bagi masyarakat setempat.

Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang dalam jumpa pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 26 Juli 2020, menjelaskan kronologis peristiwa tersebut.
 
Konvoi truk logistik yang dikawal dua kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) itu diserang milisi dari Uganda saat dalam perjalanan kembali ke Mavivi, tepatnya sekitar 2o kilometer dari Kota Beni, Provinsi Kivu Utara. Penyerang diidentifikasi berasal dari milisi ADF (the Allied Democratic Forces), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan pemerintah Kongo.

Mendapat serangan mendadak, anggota tim berupaya menyelamatkan diri dengan turun dari truk dan berlindung di balik roda truk. Mereka merayap menuju APC bersama dua personel tentara Malawi. Naas bagi Serma Rama, ia terkena tembakan di bagian dad dan perut. Salah satu anggota tim Pratu M Syafii Makbul juga mengalami luka.

"Anggota kami minta tolong kepada team leader-nya Malawi supaya dijemput kembali. Dalam waktu 10 menit Sersan Mayor Rama Wahyudi sudah tidak sadarkan diri," kata Victor.

Dalam serangan ini kelompok milisi merampok perlengkapan perorangan milik pasukan mulai dari senjatanya, rompi, dan helm, serta alat pengaman.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lewat unggahan seorang pejabatnya di Twitter, mengutuk serangan milisi di Kota Beni, Kongo, yang menewaskan seorang pasukan pemelihara perdamaian asal Indonesia, Sersan Mayor Rama Wahyudi.

"Saya mengutuk keras serangan pengecut di Beni, kemarin (22/6) yang menewaskan seorang anggota pasukan perdamaian asal Indonesia yang bertugas untuk MONUSCO," kata Kepala Departemen Operasi Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix, dalam cuitannya di Twitter, Selasa, 23 Juni 2020.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas gugurnya putra bangsa yang ditugaskan pada misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo.

“DK PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan," ucap Menlu Retno, 23 Juni 2020.

MONUSCO, mengadakan upacara penghormatan atas gugurnya anggota Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco, Serma Rama Wahyudi dalam misi pembangunan Jembatan Halulu. Upacara dihadiri Komandan Pasukan MONUSCO Letnan Jenderal Augusto Ferreira Costa Neves, Komandan Brigade Pasukan Terpadu MONUSO Mayor Jenderal Patrick Dube, dan Wali Kota Beni, Modeste Bakwanamaha.

"Sersan Mayor Rama Wahyudi bertugas di bawah bendera PBB dengan keberanian, kebenaran, dalam menjalani misinya di lingkungan yang berbahaya," kata Komandan MONUSCO Jenderal Augusto seperti dilansir situs resmi PBB.

Di Tanah Air, sebelum dimakamkan di kampung halamannya di Pekanbaru, Riau, terlebih dahulu dilakukan proses upacara pelepasan keberangkatan jenazah yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Skadron 17 Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Selain mendapat penghargaan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, Pembantu Letnan Dua Anumerta Rama Wahyudi, dimakamkan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kusuma Dharma, Pekanbaru yang dipimpin Panglima Kodam I Bukit Barisan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA