Padahal sebelumnya dalam perhitungan perencanaan pembangunan Terminal 4 di bandara tersebut dibutuhkan anggaran sebesar Rp14 triliun. yang akhirnya ditunda setelah dilakukan kajian ulang.
Menteri BUMN Erick Thohir memutuskan untuk menundanya dan mengatakan perlu dikaji ulang. Kemudian berdasarkan kajian tersebut, ternyata perbaikan pada terminal yang ada dapat dilakukan dengan anggaran hanya sekitar Rp1 triliun melalui revitalisasi.
"Kemarin yang sudah dilakukan (kajian), kita memangkas biaya pembangunan (bandara), yang hampir Rp14 triliun menjadi 1 triliun dengan revitalisasi," kata Erick, seusai rapat dengan berbagai BUMN aviasi di antaranya dengan Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, InJourney Airports, dan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia.
Erick pun mengimbau dan mendorong langkah efisiensi layanan, salah satunya di bidang penerbangan maupun transportasi.
Langkah efisiensi itu tidak hanya menghemat anggaran, tetapi juga meningkatkan kapasitas Bandara Soekarno-Hatta dari 56 juta menjadi 94 juta penumpang per tahun.
Hal itu menunjukkan bahwa perbaikan yang tepat sasaran dapat memberikan hasil maksimal dengan biaya yang jauh lebih efisien.
Erick juga mengatakan pentingnya roadmap atau pemetaan dalam hal perbaikan atau efisiensi layanan.
“Saya berharap nanti bagaimana stakeholders management yang ada di bandara, baik penerbangan AirNav, imigrasi, Bea Cukai, kereta bandara, hingga semuanya dalam 6 bulan ke depan sudah punya roadmap. Supaya kenyamanan, keamanan, dan hal-hal yang bisa mengefisiensikan daripada seluruh sinergitas ini,” ujarnya, dikutip Jumat 3 Desember 2024.
BERITA TERKAIT: