Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Amran Motivasi Petani Saat Tinjau Program Serasi Di Batola

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 25 Mei 2019, 20:57 WIB
Amran Motivasi Petani Saat Tinjau Program Serasi Di Batola
Amran Sulaiman/Net
rmol news logo Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meninjau langsung dua lokasi lahan rawa di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, Sabtu (25/5).

Dia ingin melihat langsung perkembangan Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) yang diyakini akan membawa Indonesia swasembada pangan di tahun 2045.

Lokasi pertama yang dikunjungi Amran adalah lahan rawa yang ada di Desa Tumih, Kecamatan Wanaraya. Di sini ia meninjau areal pembuatan tanggul dengan brigade alat excavator.

Kepada operator eskavator Amran berpesan agar Ia bekerja keras dan memanfaatkan alat berat dengan maksimal. Mengingat Kabupaten Batola adalah salah satu daerah yang terbesar mendapatkan dana program ini, yakni Rp 200 miliar lebih. Sementara, alokasi Program Serasi di Batola seluas 56.042 hektare.

"Kita ingin menggerakan pertanian secara modern sesuai yang diharapkan Bapak Presiden. Karena kita ini bekerja bukan untuk ketersediaan pangan di Kalsel saja, tetapi untuk Indonesia," ujar Amran di hadapan Komandan Korem (Danrem) 101/Antasari, Kolonel Inf Syech Ismed yang membantu pengamanan mekanisasi pertanian di Batola.

Lokasi berikutnya yang dikunjungi adalah Desa Kokida, Kecamatan Barambai. Di sini Mentan berbincang dengan petani di Posko Serasi Gapoktan Kokida, yang merupakan satu contoh keberhasilan program Serasi.

Amran memperhatikan dari dekat air mengalir di saluran irigasi yang sudah berfungsi dengan baik. Ia meyakini jika program ini berjalan dengan baik, maka petani bisa untung dua kali lipat. Sesuai dengan mimpi besar yang dicita-citakan pemerintah menyejahterakan petani salah satunya melalui Program Serasi.

“Untuk membuat ini semua anda dipungut biaya nggak?” tanya Amran pada petani.

“Tidak, malah kita dikasih uang untuk operasional pembuatan saluran irigasi,” jawab Surono seorang petani.

Surono mengaku, dengan irigasi yang baik ia optimistis pendapatannya akan meningkat seiring produksi padi yang juga akan terus meningkat.

“Sekarang kita punya varietas baru namanya Inpara 2, yang sudah terbukti produktivitasnya di lahan rawa. Maksimal bisa 6 ton per hektar. Bisa nggak?,” tantang Amran.

“Diupayakan, Pak Menteri,” jawab Surono pasti.

“Itu baru sekali, kalau bisa tanam 3 kali setahun, berapa kali lipat pendapatan petani meningkat? Terlebih nanti di sini akan mekanisasi semua. Kita transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian mekanik,” jelas Amran.

Di lokasi yang sama Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menjelaskan di Kalsel potensi lahan rawa ada sekitar 257.300 ha. Dari jumlah tersebut yang sudah ada CP/CL (Calon Petani/Calon Lahan) seluas 160.481 hektare. Sudah disurvei seluas 43.188 hektare dan sudah didesain seluas 38.121 hektare. Sementara yang dalam proses pekerjaan fisik konstruksi seluas 2.143 hektare.

Dengan program ini, Sarwo Edhy menargetkan lahan yang belum pernah tanam bisa tanam sekali, yang sudah tanam sekali bisa dua kali, yang sudah tanam dua kali bisa dijadikan tiga kali. Sehingga terjadi optimalisasi dan nambah produksi untuk petani.

"Saat ini petani di Barambai, sudah tanam dua kali. Namun tanam pertama dengan menggunakan varietas lokal, produktivitasnya rendah yaitu 1,5-2 ton/hektare. Sementara tanam kedua dengan varietas unggul, produktivitas naiknya 3-4 ton/hektare,” jelas Sarwo Edhy.

Rendahnya produktivitas pada tanam pertama juga disebabkan suplai air ke sawah sangat kurang.

"Dengan Program Serasi, diharapkan masalah air dapat diatasi, begitu juga bibit," harap Sarwo Edhy. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA