Perempuan Hebat di dalam Al-Qur’an (9)

Hawa Bukan Temptator

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Sabtu, 01 September 2018, 08:33 WIB
Hawa Bukan Temptator
Nasaruddin Umar/Net
SALAH satu mitos yang mencitranegatifkan kaum perempuan ialah cerita ten­tang Hawa sebagai sang penggoda terhadap suaminya, Adam, yang menyebab­kan mereka jatuh ke bumi penderitaan. Cerita seperti ini jelas tidak pernah ditemu­kan di dalam Al-Qur'an. Drama kosmos yang terjadi di surga dalam kisah awal penciptaan manusia selalu Tuhan ceritakan dengan meng­gunakan lafaz mutsanna dan lafaz jama'. Con­tohnya dalam ayat: "Maka keduanya tergoda" (Fa adzallahuma al-syaithan….: Kedua paka­iannya terbuka (badat luhatu sau'atuhuma), dan kedua-duanya diusir dari langit bersama-sama suaminya, Adam: Ihbithu jami’an (Turun­lah kalian bersama-sama ke bumi). Ayat-ayat tersebut jelas mengungkapkan dosa awal itu dilakukan bersama, bukan ditumpukan sendiri kepada Hawa.

Citra perempuan sebagai penggoda pertama kali diberitakan di dalam Kitab Kejadian 3:12: "Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan". Sebagai sanksi terhadap kesalahan perem­puan itu maka kepadanya dijatuhkan semacam sanksi sebagaimana disebutkan dalam Kitab Kejadian 3:16:

FirmanNya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan kubuat san­gat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan be­rahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu". Dalam Kitab Talmud (Eruvin 100b) disebutkan bahwa akibat pelanggaran Hawa/ Eva di surga, maka kaum perempuan secara keseluruhan akan menanggung 10 beban pen­deritaan, yaitu:

1) Perempuan akan mengalami siklus men­struasi, yang sebelumnya tidak pernah dialami Hawa di surga. 2) Perempuan yang pertama kali melakukan persetubuhan akan mengala­mi rasa sakit. 3) Perempuan akan mengalami penderitaan dalam mengasuh dan memelihara anak-anaknya. Anak-anak membutuhkan pera­watan, pakaian, kebersihan, dan pengasuhan sampai dewasa. Ibu merasa risih manakala pertumbuhan anak-anaknya tidak seperti yang diharapkan. 4) Perempuan akan merasa malu terhadap tubuhnya sendiri. 5) Perempuan akan merasa tidak leluasa bergerak ketika kandun­gannya berumur tua. 6) Perempuan akan mera­sa sakit pada waktu melahirkan. 7) Perempuan tidak boleh mengawini lebih dari satu laki-la­ki. 8) Perempuan masih akan merasakan ke­inginan hubungan seks lebih lama sementara suaminya sudah tidak kuat lagi. 9) Perempuan sangat berhasrat melakukan keinginan ber­hubungan seks terhadap suaminya, tetapi amat berat menyampaikan hasrat itu kepadanya. 10) Perempuan lebih suka tinggal di rumah.

Bandingkan dengan kutukan yang dijatuhkan kepada laki-laki dalam kasus yang sama seba­gai berikut: 1) Sebelum terjadi kasus pelangga­ran (spiritual decline) postur tubuh laki-laki lebih tinggi dari pada bentuk normal sesudahnya. 2) Laki-laki akan merasa lemah ketika ejakulasi. 3) Bumi akan ditumbuhi banyak pohon berduri (sehingga akan merepotkan dirinya). 4) Laki-la­ki akan merasa susah dalam memperoleh mata pencaharian. 5) Laki-laki pernah makan rum­put di lapangan rumput bersama binatang ter­nak, tetapi Adam memohon kepada Tuhan agar kutukan yang satu ini dihilangkan dan dikabul­kan. 6) Laki-laki akan makan makanan dengan mengeluarkan keringat di alisnya. 7) Adam ke­hilangan ketampanan menakjubkan yang telah diberikan oleh Tuhan kepadanya. 8) Ditinggal­kan oleh ular yang sebelumnya telah menjadi pembantu setia lak-laki. 9) Adam dibuang dari taman surga dan kehilangan status sebagai penguasa jagat raya. 10) Laki-laki diciptakan dari debu dan akan kembali menjadi debu. Ia ditakdirkan untuk mati dan dikubur. Cerita-cer­ita seperti ini menjadi dasar lahirnya teologi misoginis, sebuah paham teologi yang yang membenci perempuan karena keterlibatannya sebagai kaki-tangan iblis menggoda suaminya hingga terjatuh. Cerita seperti ini jelas tidak per­nah ditemukan di dalam Al-Qur'an dan hadis.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA