Apa arti
In God We Trust? Banyak makna dari kalimat ini, tergantung dari perspektif mana kita melihatnya. Kalangan pendeta dan pastor tentu menganggap itu sebagai bukti AS tidak bisa dikatakan negara sekuler yang tidak menÂgenal agama. Justru mata uang, sebuah lemÂbaran paling sering digenggam seluruh rakyat AS adalah mata uang yang di dalamnya selalu ada peringatan bahwa perjalanan hidup ini tidak bisa dipisahkan dengan direction Tuhan. Ke manapun, di manapun, dan kapan pun hidup ini selalu harus berada di dalam bimbingan TuÂhan. Uang sebagai kekuatan yang dapat menÂgadakan sesuatu yang tidak ada, menjatuhkan yang tegar, menegarkan yang loyo, menghanÂcurkan yang sudah mapan dan membangun kembali sesuatu yang sudah hancur. Uang juga bisa mengorbitkan sekaligus menjatuhkan marÂtabat seseorang. Pokoknya dengan uang sesÂeorang bisa masuk syurga dan sekaligus bisa memasukkan ke dalam neraka. Di dalam mata uang AS terdapat peringatan penting,
In God We Trust, artinya kita harus percaya kepada TuÂhan dalam berbagai aspek kehidupan.
Di dalam Islam, ada kalimat yang sanÂgat dipopulerkan Al-Qur'an dan hadis, yaitu Bismillah al-Rahman al-Rahim, yang sipritÂnya hampir sama dengan pesan
In God We Trust, terulang sebanyak 114 kali dalam Alquran. Ia mengantar dan mengawali setÂiap surah dalam Al-Qur’an (kecuali surah al- Taubah, karena dalam surah al-Naml teks basmalah ditemukan dua kali). Nabi MuhamÂmad Saw juga selalu menganjurkan umatÂnya untuk selalu membaca lafaz basmalah apapun pekerjaan yang akan dilakukan. Itu lafaz penberkatan. Lafaz itu mengingatkan kita sebagai manusia yang memiliki kapasiÂtas ganda: Sebagai hamba (’abid) dan sebaÂgai representatif Tuhan di pengayom bumi (khalifah). Kalimat ini tidak boleh ditinggalÂkan dalam setiap derap langkah kehidupan. Sayangnya kalimat ini tidak dicantumkan daÂlam mata uang dunia Islam, mungkin karena ini potongan ayat yang tidak boleh disimpan di sembarang tempat.
Kalimat In God We Trust dan Bismillah al- Rahman al-Rahim keduanya memiliki pesan yang sama, bahwa hidup ini tidak boleh jauh dari dan dengan Tuhan. Kita berasal dari- Nya dan pasti akan kembali kepada-Nya (Inna lillah wa inna ilaihi raji'un). Kedua kaÂlimat ini adalah pamflet monumental kehiduÂpan yang harus menjadi warning buat siaÂpapun. Apapun yang akan kita lakukan, di manapun kita berada, dan kepada siapapun kita berbuat selalu harus berada di bawah bayang-bayang Ilahi (fi dhilal Allah).
Kalimat In God We Trust selalu menginÂgatkan seluruh warga Amerika untuk selalu mengingat Tuhan. Jika demikian adanya, maka tidak tepat disebut negeri AS sebaÂgai negeri yang sekuler-Ateis. Informasi dari Prof Muhammad Ali, Direktur Middle Eastern and Islamic Studies Program, University of California, Riverside, menyampaikan sebuah data survey terakhir, menunjukkan 92% warÂga AS percaya kepada Tuhan. Bagi orang-orang AS kalimat ini berbekas di benak mereka. Bahkan kalimat ini sering menjadi langgam bahasa pergaulan sehari hari, mirip dengan kata lain yang paling sering digunaÂkan orang-orang AS, yaitu "
Oh my God", di Indonesia padanannya "Ya Allah", sebuah lafaz ekspresi paling lazim di AS. Mungkin disiplin sosial AS yang mengagumkan diinÂsprasi oleh pamflet kehidupan yang religius itu,
Allahu a'lam.