Membumikan ajaran agama Tuhan mengandung konsekuensi bahwa manusia pada satu sisi memiliki potensi, otoritas, dan kapasitas tertentu yang juga semuanya berasal dari-Nya, tetapi sisi lain manusia memiliki kekurangan yang prinsip sehingga mereka memerlukan bimbingan agar tidak jatuh terjerumus dengan kelemahan fundamental yang melekat pada dirinya. Manusia dalam pandangan Islam buÂkan antroposentris, yang serba manusia, buÂkan juga teosentris yang serba Tuhan, tetapi manusia menurut Prof. S.H. Nasr sebagai teoÂmorfis, yaitu makhluk yang memiliki berbagai kelebihan tetapi memiliki kelemahan melekat pada dirinya sehingga masih tetap membutuhÂkan petunjuk Tuhan. Karena itu, diturunkan keÂpadanya wahyu (Kitab) dan para Nabi untuk menjelaskan sekaligus mencontohkan pengaÂmalan petunjuk itu.
Tidaklah sepantasnya kalangan manusia memaksakan kehendaknya agar manusia lain mengikuti petunjuk-Nya. Allah Swt tidak melakukannya dan para Nabi-Nya pun tidak melakukannya. Bahkan Allah Swt menegasÂkan: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepaÂda orang yang dikehendaki-Nya, (Q.S. al- Qashash/28:56). Dalam ayat lain Allah Swt menyindir orang-orang yang melampaui kaÂpasitasnya, mau memaksakan keinginannya untuk dan atas nama agama: Dan jikalau TuÂhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia suÂpaya mereka menjadi orang-orang yang beriÂman semuanya? (Q.S. Yunus/10:99).
Namun perlu diingat bahwa, siapapun tidak boleh berlindung dengan jargon "membumikan agama" untuk menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal, atu melakukan penafsiran secara liberal kitab suci hingga kelÂuar jauh meninggalkan inti ajaran agama. HarÂus kita ingat bahwa pembumian agama untuk melangitkan kembali manusia setelah jatuh dalam drama kosmos, yang dilakukan oleh nenek moyang kita Adam dan Hawa. SebaÂliknya juga tidak boleh atas nama agama kita melakukan kesewenang-wenangan terhadap orang lain, termasuk memaksakan kehendak pribadi atau golongan atas nama Allah. Agama harus dibumikan untuk melangitkan manusia. Bukan melangitkan agama lalu membiarkan manusia tersesat di bumi.