Mereka tidak mungkin membawa uang cash atau travel check dari luar negeri karena jika ketahuan maka bukan hanya dana itu akan diÂambil tetapi dirinya juga akan ditahan jika tidak mampu mempertahankannya. Karena itu merÂeka berusaha mencari akal untuk memperoleh dana dari luar melalui pengiriman surat-surat berharga non-uang atau check. Kelompok jarÂingan teroris pernah ditemukan menggunakan permata atau berlian yang bernilai tinggi unÂtuk lolos dari X-ray. Di beberapa tempat, terÂurama di perbatasan Sumatera dan Malaysia sering ditemukan penyelundupan ganja yang kemudian ditukar dengan senjata dari negaÂra-negara lain. Di antara mereka juga memiÂliki keahlian memproduksi narkoba untuk seÂlanjutnya dijadikan sumber keuangan di dalam membiayai perjuangan mereka. Bahkan ada yang merampok bank dan toko-toko emas untuk mendanai perjuangan mereka, seperti yang dilakukan kelompok teroris yang sudah ditangkap di beberapa tempat.
Mereka berusaha menciptakan sumber-sumber ekonomi mandiri dari para angÂgotanya dengan menyisihkan sebagian beÂsar keuntungan untuk mendanai perjuangan mereka. Mungkin karena ada motivasi kuat, maka etos kerja kelompok ini sangat gigih. Bahkan merelakan diri siang dan malam mengoleksi dana-dana recehan, seperti yang pernah ditemukan mengoleksi dana recehan dari pinggir jalan melalui kotak-kotak amal, menjual produk-produk tertentu melalui bisnis multi level system, atau apa saja yang bisa menghasilkan uang untuk mendanai perjuanÂgan mereka. Secara konvensional uang cash dapat dihimpun melalui iuran-iuran tetap angÂgota. Bisa juga menyamarkan sebuah yayasan keagamaan sebagai badan hukum yang bisa digunakan untuk menampung bantuan legal dari donatur. Mereka tidak segan-segan menÂjual properti mereka, seperti rumah, tanah, bangunan, dan kendaraan, untuk membiayai kegiatan yang dinilainya sangat mendesak. Mereka maknai ayat: "… berjihadkan dengan harta dan diri kalian…". Mereka tidak sadar bahwa berjihad dengan harta tidak boleh denÂgan cara mengorbankan atau menelantarkan keluarga sendiri.
Mereka masih berusaha untuk menghinÂdari label teroris. Mereka juga sesungguhnya tidak mau disebut Kelompok Radikal, karena apa yang dilakukannya sesungguhnya tidak lain adalah untuk meninggikan kalimat Allah (li i'lai kalimat Allah), melalui membela kaum yang tertindas dan kaum yang didhalimi seperti kelompok Hamas Palestina dan kelompok muslim lain yang tertindas di dalam maupun di luar negeri. Mereka menggugah semangat pengorbanan komunitas mereka untuk berbaÂgi dengan mereka yang memerlukan bantuan dan pertolongan. Mereka merasa tidak layak menggunakan perhiasan emas dan sejumlah properti di tengah penderitaan saudara seaqiÂdahnya. Karena itu mereka nekat mengorbankan diri sendiri sebagai bentuk protes terhadap kebatilan yang ada di lingkungan sekitarnya.