Idul Adha
Dimensy.id Mobile
Selamat Idul Adha Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakai Rompi Anti Peluru Polisi Jaga Mapolda Metro

Jumat, 18 Mei 2018, 10:11 WIB
Pakai Rompi Anti Peluru Polisi Jaga Mapolda Metro
Foto/Net
rmol news logo Markas Polda Riau diserang teroris, Rabu (16/5). Polda Metro Jaya pun meningkatkan pengamanan akses masuk dan keluar markas korp baju cokelat di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
 
Puluhan polisi memakai rompi anti peluru sambil mem­bawa senjata laras panjang, ber­jaga-jaga di kedua pintu masuk maupun keluar area Mapolda Metro Jaya.

Pintu masuk di kawasan SCBD Sudirman hanya untuk kendaraan roda empat. Roda dua harus melewati pintuk masuk di Jalan Gatot Subroto.
Sebelum masuk ke area Polda Metro Jaya, terdapat papan putih bertuliskan, "Masuk area Polda Metro Jaya wajib membuka kaca mata hitam, jacket, helm dan kaca mobil" dengan warna merah yang cukup mencolok.

Dengan adanya aturan terse­but, seluruh pengendara sepeda motor di pintu masuk harus membuka jaket, helm, dan mem­perlihatkan STNK kepada polisi yang berjaga. Padahal, sehari-harinya, pengendara hanya di­minta membuka helm.

"Tolong dilepas dulu Pak helm dan jaketnya," kata salah satu polisi kepada pengunjung Mapolda di gerbang masuk.

Pengendara mobil juga diharuskan untuk berhenti dan di­periksa isi mobilnya secara keseluruhan oleh polisi. Agak berbeda dengan sehari-harinya, karena biasanya polisi hanya menanyakan keperluan penge­mudi dan melihat isi mobil dari kaca pengemudi. "Tolong buka pintu belakang," ujar polisi den­gan wajah ramah.

Tidak hanya kendaraan ber­motor, pintu akses masuk pejalan kaki juga dijaga ketat. Sebuah pintu detector logam diletakkan tepat di pintu masuk yang tidak terlalu lebar itu. Beberapa polisi akan menggeledah tas setiap orang yang ingin memasuki komplek Polda Metro Jaya.

"Tolong buka tasnya, Pak," ujar polisi sambil meneliti isi tas pengunjung.

Setelah dinyatakan tidak ada barang mencurigakan, pengunjung lantas dipersilakan masuk ke dalam area Mapolda Metro Jaya.

Pengamanan ekstra ketat ber­imbas pada kepadatan lalu lintas di area pintu masuk maupun keluar. Kendaraan bermotor harus berjalan merayap karena prosedur pemeriksaan yang cu­kup ketat. Namun, pemeriksaan tersebut tidak sampai menyebab­kan kemacetan parah di Jalan Gatot Subroto.

Selain itu, seluruh pengunjung dilarang mengambil foto di pintu masuk dan pintu keluar. "Maaf, dilarang foto. Takut dis­alahgunakan teroris," ujar salah seorang petugas keamanan ber­senjata lengkap.

Di halaman Mapolda juga terparkir empat water canon. Mobil tersebut terparkir di ten­gah-tengah ratusan kendaraan milik masyarakat yang sedang mengurus keperluan di tempat itu. Padahal, mobil berukuran besar tersebut biasanya terparkir di ruangan khusus dan sulit di­jangkau oleh masyarakat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, kepolisian saat ini masih menetapkan status siaga setelah menetapkan siaga satu paska rentetan bom di Surabaya, Senin (14/5). "Waspada ya, setiap pintu kita jaga," ujar Argo.

Menurut Argo, dengan status siaga, penjagaan ketat tetap diberlakukan polisi, termasuk seluruh wilayah Jakarta.

"Patroli juga terus ditingkat­kan," tandasnya.

Kendati begitu, ia berharap, masyarakat Jakarta tetap beraktivitas normal. "Silakan masyarakat beraktivitas seperti biasa. Polisi dan TNI akan melakukan patroli," ujarnya.

Argo menambahkan, kepoli­sian sempat mengamankan satu orang tak dikenal karena mem­bawa senjata tajam di Kantor Satpas SIM Polda Metro Jaya, Daan Mogot, Jakarta Barat, Selasa (15/5). "Dia kedapatan membawa sajam pada 15 Mei pukul 18.30 WIB," ucapnya.

Argo menerangkan, awal­nya petugas mencurigai ada orang tak dikenal masuk ke area Kantor Satpas. Petugas setempat lantas memanggil orang yang tak dikenal tersebut.

"Ketika akan diperiksa, pelaku melempar sesuatu ke arah luar masjid," ujarnya.

Kemudian, petugas mengecek barang yang dibuang pelaku bernama Sutrisno, dan ternyata adalah sebuah pisau. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, lanjut Argo, diketahui bahwa Sutrisno tidak ada kaitannya dengan teroris. Kepada polisi, Sutrisno mengaku sajam tersebut dibawa hanya untuk jaga diri.

Menurut Argo, saat diperiksa, Sutrisno juga mengaku hendak membuat SIM, dia lalu menuju ke masjid untuk beristirahat. Saat didatangi polisi, dia mem­buang tasnya karena isinya ada senjata tajam. Namun, kata Argo, polisi masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap pria asal Kebayoran Lama, Jakarta Selatan itu. 

Hampir Tidak Ada Celah Di Rumah Dinas Kapolri


PasCa serangan teroris di gere­ja dan Mapolres Surabaya, Jawa Timur, serta sejumlah wilayah lain, Kepolisian menetapkan sta­tus siaga satu di seluruh markas Korps Bhayangkara di Tanah Air. Situasi itu pun tampak di rumah dinas Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Penjagaan rumah dinas Kapolri yang berada tak jauh dari Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan pun diperketat. Pada Selasa (15/5), polisi bersenjata lengkap memadati rumah orang nomor satu Korps Bhayangkara itu. Dua kendaraan mirip double cabin diparkir di dekat jalan raya.Beberapa unit sepeda motor jenis trail juga diparkir di sekitarnya.

Penjagaan dari pasukan Brimob dan satuan Kepolisian lainnya tampak sangat ramai. Hampir tak ada celah di sekitar rumah berkelir coklat itu yang tak dijaga aparat bersenjata.

Di bagian luar ada lebih dari dua pos yang mengelilingi rumahtersebut. Di depan, samping dan di belakang. Masing-masing posyang berukuran sekitar 2x2 meter tersebut, dijaga minimal dua sam­pai tiga personel Kepolisian.

Di bagian yang paling dekat dengan gerbang untuk akses masuk, penjagaan juga terlihat ketat. Aparat Kepolisian bersen­jata dan tidak bersenjata men­jaga tiap jengkal rumah tersebut. Sesekali mereka terlihat berk­oordinasi dengan penjaga yang berada di ring luar.

"Beberapa hari terakhir me­mang ada penebalan (penamba­han pasukan). Tapi, semuanya sesuai prosedur," ujar seorang petugas bersenjata laras panjang yang sedang berjaga. Petugas tersebut pun mengingatkan un­tuk tidak mengambil gambar dan segera meninggalkan lokasi.

Serangan teror yang terjadi beberapa hari terakhir, tidak hanya menargetkan institusi sipil. Serangan juga ditujukan kepada markas Kepolisian. Tito pun menginstruksikan seluruh markas Kepolisian di Tanah Air dalam status siaga satu.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, instruksi tersebut disampaikan Kapolri kepada seluruh jajaran Kepolisian. Dalam instruksi itu, seluruh Kapolda diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keamanan lebih baik lagi.

Dia menambahkan, instruk­si siaga satu tersebut hanya bagi anggota Polri. Sementara masyarakat umum diminta tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa tanpa mengurangi kewaspadaan.

"Seluruh Indonesia sudah dimintakan siaga satu khusus untuk Polri. Artinya, kita men­ingkatkan personel dan kegia­tan. Untuk masyarakat silakan beraktivitas, kami akan men­jaga masyarakat," ujar bekas Wakil Kepala Badan Intelejen Kemananan Polri ini.

Latar Belakang
Siaga Satu Cuma Bertahan Dua Hari

Dalam sepekan terakhir, se­jumlah wilayah di Indonesia diguncang aksi bom bunuh diri yang dilakukan teroris.

Aksi teror pertama terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (12/5), disusul ledakan bom di Rusunawa Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo pada malam harinya.

Pada Senin (14/5) pagi, ter­jadi aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya yang mengakibatkan empat pelaku teror tewas. Berikutnya, Rabu (16/5), teroris menyerang Mapolda Riau yang mengakibatkan 4 pelaku tewas di tempat dan satu polisi meninggal karena ditabrak.

Badan Intelijen Negara (BIN) menyebut, target utama kelompok teroris di tiga gereja Surabaya, adalah serangan ke­pada Polri. Menyusul kejadian itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Azis mengeluarkan surat telegram rahasia agar jajarannya memasuki tahap siaga satu.

Penetapan status siaga 1 terse­but tertuang dalam surat telegram rahasia dengan NOMOR: STR / 817 /V/PAM.3.3./2018 tertanggal 13 Mei 2018. Adapun poin dalam penetapan siaga satu tersebut, tertulis: "Sehubungan dengan referensi tersebut di atas maka guna menciptakan sitkamtibmas yang aman kondusif dan terk­endali terkait ledakan bom tiga lokasi gereja di Surabaya, maka diperintahkan,13 Mei 2018 pukul 8.00 status kesiap siagaan seluruh jajaran Polda Metro Jaya dinyata­kan dalam status Siaga Satu".

Namun, status siaga satu terse­but hanya bertahan selama dua hari. Pada Selasa (15/5), status di Polda Metro Jaya menjadi siaga.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Argo Yuwono menya­takan, status siaga satu di seluruh jajaran Polda Metro Jaya telah menjadi siaga. "Untuk kegiatan siaga satu berkaitan dengan yang telah disampaikan Kapolda Metro, saat ini sudah kami nyatakan siaga saja," ujar Argo di Markas Polda Metro Jaya, Selasa (15/5).

Argo mengatakan, status siaga itu berarti tetap waspada untuk Kepolisian. Kemudian, anggota siaga bahwa untuk keluar masuk markas polisi sekarang diper­ketat, serta anggota kepolisian standby. "Kalau dihubungi suatu waktu untuk dibutuhkan tenaga dan pikirannya, mudah untuk menghubungi," ujarnya.

Penurunan status itu, menurut Argo, berdasarkan pertimbangan yang telah dilakukan pimpinan di Polda Metro Jaya. Namun, per­sonel tetap akan melakukan pa­troli bersama dengan pihak TNI. "Masyarakat silakan melaksana­kan kegiatan seperti biasa. Polisi dan TNI akan melaksanakan Pam (pengamanan) dan patroli bersama," ucapnya.

Terpisah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengim­bau agar masyarakat DKI, khususnya forum-forum warga un­tuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar. Hal ini terkait pencegahan terhadap terorisme yang akhir-akhir ini marak terjadi di sejumlah kota.

"Memantau kondisi lingkun­gan masing-masing dan bila melihat ada hal-hal yang mungkin mencurigakan, maka laporkan kepada aparat wilayah dan aparat keamanan," kata Anies. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA