Idul Adha
Dimensy.id Mobile
Selamat Idul Adha Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Masih Ada Pengendara Protes Dilarang Masuk Tol

Hari Kedua Ganjil Genap Jagorawi & Janger

Rabu, 18 April 2018, 10:34 WIB
Masih Ada Pengendara Protes Dilarang Masuk Tol
Foto/Net
rmol news logo Setelah diberlakukan di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek), kebijakan pembatasan kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil genap, mulai diberlakukan di ruas Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) dan Tol Jakarta-Tangerang (Janger).

Kebijakan ganjil genap Tol Jagorawi diterapkan di Gerbang Tol (GT) Cibubur 2. GT tersebut merupakan pintu masuk menuju Tol Jagorawi arah Jakarta, dari Cibubur dan sekitarnya. Kemarin, penerapan kebijakan ganjil genap di GT tersebut telah memasuki hari kedua.

Dari pengamatan, sejumlah rambu dan alat pendukung isyarat lalu lintas telah dipasang sebe­lum jam enam pagi. Selain itu, puluhan petugas gabungan dari Kepolisian, Dinas Perhubungan (Dishub) dan Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) sibuk mengatur lalu lintas.

Memasuki hari kedua, arus lalu lintas di GT Cibubur 2 masih cukup padat. Terutama menjelang diberlakukannya aturan, yakni jam enam pagi. Antrean panjang tampak sekitar jam 5.30. Mendekati jam enam, antrean masih ada, namun tak sepanjang antrean kendaraan beberapa menit sebelumnya.

Hari itu, kendaraan yang diperbolehkan memasuki Tol Jagorawi dari GT Cibubur 2 adalah yang berpelat nomor ganjil. Sementara kendaraan berpelat nomor genap diarahkan berputar di putaran yang berada di dekat Mal Cibubur Junction. Selanjutnya, mobil berpelat nomor genap bisa melintas di jalan arteri maupun di gerbang tol sebelum atau sesudah GT Cibubur 2.

Saat pengaturan, terlihat sesekali mobil berpelat genap mencoba masuk Gerbang Tol Cibubur 2. Oleh petugas di lapangan, langsung diarahkan berpu­tar. Namun, ada juga pengemudi yang protes dan beralasan bahwa dirinya hanya memiliki satu mobil. "Mobil kita cuma satu. Sementara kita ada tugas," kata pengemudi mobil tersebut ke­pada petugas.

Namun, kejadian itu tak ber­langsung lama. Oleh petugas, pengemudi itu dipandu mencari jalan alternatif. Dia diarahkan ke jalan arteri yang tak jauh dari GT Cibubur 2.

Di GT yang sama, Hasan, seorang warga yang kerap naik Bus Transjakarta dari Cibubur, mengaku pesimis kebijakan ganjil genap dapat mengurangi kemacetan. Menurutnya, kebi­jakan itu hanya akan memindah­kan jam macet dan juga tempat macetnya.

Apalagi, lanjutnya, di Jagorawi baru satu GT yang diberlakukan. Yang mobilnya tidak bisa masuk dari sini, bisa aja masuk dari GT Gedong atau Cimanggis.

"Itu tak jauh dari sini GT-nya. Percuma kalau hanya dibatasi di sini. Atau bisa juga mereka berangkat sebelum jam enam. Akhirnya, cuma memindahkan jam macet, sebelum jam enam, atau setelah jam sembilan pagi," ucap Hassan.

Kabag Ops Korlantas Polri Komisaris Besar Benyamin mengatakan, kelancaran arus lalu lintas di kawasan Tol Jagorawi lebih baik dibandingkan hari per­tama uji coba ganjil genap. Hasil uji coba, kata dia, lebih baik dari uji coba di GT Tangerang 2.

"Uji coba masih jauh lebih baik di kawasan Tol Jagorawi dibandingkan di pintu tol Tangerang 2. Lebih baik dari hari kemarin, kepadatan baik di pintu masuk maupun di dalam tol berkurang," tandasnya.

Aturan ganjil genap juga ber­laku di Tol Janger. Kemarin, aparat yang berjaga di dua GT yang diberlakukan aturan itu, Kunciran 2 dan Tangerang 2, masih terus melakukan sosialisasi kepada para pengendara. Pemberitahuan dilakukan den­gan jarak 500 meter sebelum me­masuki pintu GT 2. Sosialiasi itu tak berdampak pada tersendatnya arus lalu lintas.

"Kita berikan pemberitahuan dari jarak jauh. Pengemudi ada kesempatan mencari alternatif bila kendaraannya berpelat genap. Karena hari ini yang boleh melalui GT 2 hanya pelat ganjil sesuai tanggal dan nomor bela­kang pelat," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Saeful Rohman.

Dalam sosialisasi tersebut, selain memberikan brosur, para petugas pun memasang informasi ganjil genap dengan papan pemberitahuan. Petugas pun turut mengimbau agar para petugas dapat sabar dalam mem­berikan penjelasan bagi para pengemudi yang melontarkan aksi protes.

Saeful menambahkan, pada hari kedua uji coba, arus lalu lin­tas tidak sepadat hari pertama, di mana masyarakat masih belum tahu dan kerap protes aturan tersebut.

"Hari ini dari jam enam pagi, syukur tidak ada yang protes dan lancar. Sepertinya, mereka sudah tahu. Hanya, masih ada yang bingung menyamakan nomor pelat dan tanggal, di sana kita jelaskan," ucapnya.

Meski gencar disosialisasikan, aturan ganjil genap yang berlaku dari jam enam pagi sampai jam sembilan pagi pada hari kerja di Tol Janger, dikeluhkan ka­langan pengemudi taksi online. Kebijakan itu dinilai mengham­bat penghidupan mereka, yang rata-rata hanya punya satu unit kendaraan.

Keluhan itu dilontarkan Roger. Pria yang berdomisili di Cipondoh, Tangerang itu mengaku,kendaraan miliknya berpelat nomor genap. Itu berarti, dia tidak bisa masuk dari dua GT tersebut pada hari bertang­gal ganjil.

"Harusnya kalau angkutan seperti kita bisa lewat juga. Kita kan juga moda transportasiumum sekarang," tandas Roger.

Dia mengatakan, harus mem­batalkan order pagi hari, karena pelat nomornya yang tak bisa lalui sejumlah tol. "Tadi pagi, ada dua orderan semua arah Jakarta. Kan sayang, saya terpaksa membatalkan orderan, karena pemesan maunya lewat tol, se­dangkan saya harus ke jalan arteri," jelasnya.

Hal ini harus dia lakukan mulai pemberlakuan jam aturan ganjil genap. "Protes sih pemesan, tapi ya mau bagaimana. Saya harap kita juga bisa ditoleransi seperti angkutan lainnya," ujarnya.

Sementara itu, Ismail, salah seorang pengguna GT Tangerang 2 berpelat ganjil mengatakan, aturan tersebut hanya efektif mengurangi beban tol pada jamtertentu. Meski mengaku setuju dengan kebijakan tersebut,dia meminta masyarakat diberi banyak pilihan angkutan alternatif.

"Kalau bisa dikaji lebih baik. Saya setuju, asalkan ada alter­natif lebih baik yang diberikan pemerintah, terutama kalau diminta pindah ke moda umum, tentunya kita minta peningkatan sarana transportasi umum," tutur Ismail.

Latar Belakang
Pengguna Transportasi Umum Tak Bertambah

Warga Berangkat Lebih Cepat

Uji coba kebijakan ganjil genap telah memasuki hari kedua. Namun, dari dua hari uji coba, belum berdampak signifikan terhadap bertambahnya peng­guna transportasi massal.

Padahal, pemerintah telah menyiapkan sejumlah bus un­tuk mengangkut para pengendara yang tidak bisa membawa mobilnya akibat aturan tersebut. Selama masa uji coba, akan terdapat 31 bus premium yang dioperasionalkan dari Tangerang dan 60 bus premium dari Cibubur.

Bus premium di Cibubur, ter­diri dari Kota Wisata, Harvest-Kota Legenda, Metland Transyogi, Citra Grand, dan Cibubur Juction. Tujuannya, meliputi Mangga Dua, Grogol, Thamrin City, Mega Kuningan, Kemang, Gajah Mada, Pasar Baru, dan FX Senayan.

Sementara titik keberangkatan dari Tangerang akan dise­diakan pada titik keberangkatan The Flavor Bliss (Alam Sutera), ITC Bumi Serpong Damai, Griyaloka, Sumarecon Mall, dan Tangcity. Tujuannya, meli­puti Mangga Dua, Ratu Plaza-Blok M, Pasar Baru-Sudirman, Ciputra, Kelapa Gading, Atrium Senen, dan ITC Kuningan.

Tarif yang dikenakan untuk bus-bus premium tersebut berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu, dengan target waktu tempuh satu hingga 1,5 jam.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan, aturan ganjil-genap tak membuat pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan massal. Pengguna kendaraan pribadi memilih berangkat lebih dini agar terhindar dari aturan ganjil-genap. Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan hasil survei yang digelar BPTJ.

"Sebenarnya pesan kami adalah supaya orang berpindah ke angkutan massal, tapi hasil sur­vei berbeda. Hampir 50 persen responden memilih berangkat lebih pagi," jelas Bambang.

Menurut Bambang, untuk pembatasan kendaraan di jalan tol, BPTJ telah menggelar survei. Dalam survei itu, re­sponden diberi dua pilihan, yakni berangkat lebih pagi atau berpindah ke angkutan massal. Sebagian responden ternyata memilih berangkat lebih pagi.

"Tapi ini bagus karena ber­bagi beban, sehingga volume kendaraan di jalan tol bisa diper­tahankan. Misalnya plat nomor mereka ganjil tapi tanggal genap, otomatis mereka akan berangkat lebih pagi," terangnya.

Selama ini, kata Bambang, pengguna kendaraan pribadi nyaris bersamaan masuk jalan tol se­tiap pagi. Hal itu mengakibatkan kendaraan padat, menumpuk, dan terjadi kemacetan.

Dengan diberlakukannya sistem ganjil-genap, otomatis jumlah kendaraan yang masuk jalan tol tidak terjadi dalam waktu bersamaan. Karena itu, BPTJ merasa mantap memberlakukan sistem ini pada awal Mei 2018.

Lebih lanjut Bambang me­nambahkan, uji coba ganjil genap di GT Cibubur 2 pada hari kedua uji coba berjalan lebih lancar. Kata dia, dari pantauan di jalan tol Cibubur-Cawang dan Karang Tengah-Tomang masih lancar. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA