Idul Adha
Dimensy.id Mobile
Selamat Idul Adha Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kantor Abu Tours & Travel Terasa Pengap Dan Panas

Banyak Barang Dan AC-nya Dimatikan

Selasa, 27 Maret 2018, 11:03 WIB
Kantor Abu Tours & Travel Terasa Pengap Dan Panas
Foto/Net
rmol news logo Kasus penipuan berkedok perjalanan umrah mirip First Travel kembali terjadi. Saat ini, puluhan ribu calon jemaah dari agen PT Abu Tours and Travel terancam gagal berangkat ke Tanah Suci, Mekkah. Tak tangung-tanggung, kerugiannya mencapai lebih dari Rp 1,8 triliun.

Kantor pusat Abu Tours and Travel berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Di Jakarta, agen perjalanan umrah yang berdiri tahun 2011 ini, mempu­nyai cabang di Jalan Mampang Prapatan Raya Nomor 12, Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan.

Di Jakarta, Abu Tours men­empati bangunan empat lantai. Plang nama "Abu Tours and Travel" berukuran besar ter­pampang jelas di depan kan­tor. Suasananya sepi. Tidak terlihat aktivitas mencolok di kantor yang cukup megah itu. Gerbangnya juga ditutup. Hanya menyisakan ruang kecil untuk keluar masuk kendaraan roda dua. Beberapa sepeda motor terpakir di halaman yang cukup luas.

Di teras, puluhan travel bag warna hitam dibiarkan menum­puk. Sebagian besar tas warna hitam itu masih terbungkus plastik. "Mau minta kejelasan keberangkatan umrah, soalnya kantor pusatnya di Sulawesi sudah tutup," ujar Zainul, calon jemaah umrah asal Bintaro di Kantor PTAbu Tours dan Travel, Jakarta, kemarin.

Tidak semua pintu ditutup, sisi kanannya terbuka. Beberapa calon jemaah hilir mudik me­masuki pintu dari kaca itu. Wajah mereka terlihat cemas menanya­kan keberangkatan yang tak kunjung pasti. "Rencananya pertengahan April ini berangkat. Tapi belum jelas sampai seka­rang,"  keluh Zainul.

Masuk lebih dalam, kon­disi ruangan gelap. Hanya lampu kecil yang dinyalakan. Pendingin ruangan juga dimati­kan. Banyaknya barang seperti travel bag, pakaian ihrom hingga manekin yang ditumpuk di ruang tamu, membuat suasana menjadi pengap dan panas.

Namun demikian, dua calon jemaah berdiskusi serius dengan petugas. "Mereka tidak banyak membantu karena manajernya sudah tidak berkantor di sini lagi," ucap pria berumur 45 ta­hun ini.

Zainul mengaku mendaftar perjalanan umrah melalui PTAbu Tours pada awal April 2017 dan dijanjikan berangkat pertengahan April 2018. "Saat itu, saya membayar sebesar Rp 30 juta untuk dua orang, saya dan istri," sebutnya.

Awal Februari 2018, kata pria yang mengenakan peci ini, masalah mulai muncul. Saat itu, dirinya diminta karyawan travel agar menambah jumlah uang sebesar Rp 5 juta dan mencari calon jemaah umrah baru se­banyak dua orang, atau biaya yang lebih besar, yaitu Rp 9 juta dengan syarat mencari calon jemaah umrah sebanyak satu orang. "Ini aneh, kok masih me­nambah uang dan harus mencari konsumen lain?" herannya.

Melihat keanehan terse­but, Zainul lantas berinisiatif mendatangi kantor PT Abu Tours and Travel di Mampang, Jakarta. "Tapi sampai sekarang, petugas belum memberikan solusi," ucapnya.

Dengan situasi tersebut, Zainul mengaku pasrah dan tidak bisa berbuat banyak. "Semoga pemi­lik travel tetap memberangkat­kan calon jemaah, bagaimana pun caranya," ujar Zainul.

Bani, salah satu karyawan PT Abu Tours and Travel mem­benarkan, perusahaannya sedang mengalami kesulitan dalam memberangkatkan calon jemaah umrah yang sudah terdaftar. "Kami sedang mencari solusi agar calon jemaah yang sudah membayar, bisa berangkat sesuai tanggal yang telah ditentukan," ujar Bani di Kantor PT Abu Tours and Travel, Mampang, kemarin.

Di tengah proses itu, kata Bani, karyawan kantor malah banyak yang mengundurkan diri dari perusahaan ini. "Kami ting­gal berlima di sini, sebelumnya ada 20-an karyawan," ucapnya.

Akibatnya, lanjut Bani, petugas yang tersisa tidak bisa memberikan keputusan terkait berangkat atau tidaknya calon jemaah yang telah mendaf­tar. "Kami hanya bisa melayani mereka yang ingin mengambil berkas-berkas penting saja, sep­erti paspor atau surat lainnya," ucap Bani.

Kendati demikian, kilah pria berumur 30 tahun ini, belum ada satu pun calon jemaah yang mengajukan komplain ke kan­tor cabang Jakarta. Mereka da­tang ke sini hanya menanyakan kepastian keberangkatan karena mendapatkan informasi dari media bahwa perusahaan ini sedang mengalami kesulitan.. "Yang banyak komplain jemaah di Sulawesi Selatan," ujarnya.

Namun, Bani menawarkan kepada calon jemaah agar me­nambahkan jumlah uang yang disetor dan mencari jemaah baru agar mereka bisa berang­kat. "Kalau ada jemaah baru tentu ada peluang besar untuk memberangkatkan mereka yang sudah mendaftar lebih dahulu," dalihnya.

Bagaimana tanggapan sang pemilik Abu Tour Muhammad Hamsah Mamba? Dia berdalih, dari seluruh jemaah, 80 persen adalah jemaah yang sudah be­rangkat umrah atau limit order. "Mereka menikmati subsidi silang yang dijalankan travel, sehingga dana subdisi banyak terkuras," ujar Hamsah dalam keterangan­nya, beberapa waktu lalu.

Menurut Hamsah, bila dihi­tung penuh, keseluruhan jemaah berjumlah 96 ribuan dengan jumlah uang yang dikelola seki­tar Rp 1,2 triliun. "Skenarionya, seluruh jemaah akan diberang­katkan hingga 2020," janjinya.

Dia menambahkan, agen Abu Tours tersebar di sejumlah daerah berjumlah 1.500 orang. "Tadinya tujuan promo umrah Rp 11 juta-Rp 14 jutaan untuk menarik market, rugi lima tahun tapi bisa untung setelah itu, na­mun kejadiannya berbeda saat di lapangan," keluhnya.

Saat ini, dirinya hanya fokus bagaimana memberangkatkan jemaah dan kembali mencari sejumlah investor agar bisa membantu masalah ini. "Tapi, kami tetap bertanggungjawab sepenuhnya soal pemberangka­tan seluruh calon jemaah tahun 2018 yang telah melakukan pelunasan sampai akhir tahun 2018," janjinya.

Bagi jemaah umrah yang tidak dapat memenuhi maklumat yang disampaikam pada 9 Februari 2018, Hamsah menegaskan, pihaknya tetap berkomitmen akan memberangkatkan selu­ruh jemaah umrah dari seluruh Indonesia yang dijadwalkan pada musim umrah berikutnya, yaitu Oktober 2018 dan selambat lambatnya Januari 2019.

Hamsah mengakui, kendati semua aset perusahaan disita atau dijual, tidak bisa mengem­balikan seluruh uang jemaah secara utuh. "Saat ini saya terus berusaha meyakinkan inves­tor tentang potensi bisnis, dan berjanji akan memberangkatkan semua jemaah. Kalau pun itu bisa ditukar dengan nyawa, dan masalah selesai, saya ikhlas," tegasnya.

Terkait keberadaan dana je­maah, Hamsah tidak bisa men­jelaskan secara pasti. "Kami sep­enuhnya menjamin dana umrah tahun 2019 dan paket umrah tahun 2020, untuk melakukan pemberangkatan secara berta­hap," janjinya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA