Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mahyudin Rebahkan Badan Sejenak Di Sofa Kantornya

Masih Jalani Kegiatan Wakil Ketua MPR

Kamis, 22 Maret 2018, 11:41 WIB
Mahyudin Rebahkan Badan Sejenak Di Sofa Kantornya
Wakil Ketua MPR dari Mahyudin/Net
rmol news logo Partai Golkar bakal merotasi jabatan Wakil Ketua MPR dari Mahyudin kepada Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Namun, rotasi tersebut ditolak Mahyudin, dengan alasan tidak sesuai Undang- Undang MPR, DPR, DPRD, DPD (MD3).

Kendati posisinya di ujung tanduk, Mahyudin tetap berak­tivitas seperti biasa. Senyum sumringah tetap terpancar di wajah Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar ini. Tidak terlihat raut kesedihan di pria berumur 47 tahun ini.

"Saya sudah terbiasa situasi seperti ini. Saya sudah 20 tahun di politik. Hadapi saja den­gan santai," ujar Mahyudin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (20/3).

Mengawali kegiatannya hari itu, Mahyudin sempat menghadiri rapat paripurna pelantikan Wakil Ketua DPR baru di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.

Saat itu, Mahyudin dan Titiek Soeharto bertemu di meja ab­sensi sebelum memasuki ruang rapat. Pertemuan dua politikus senior Golkar yang dikabarkan "panas" ini, berlangsung penuh senyuman.

Keduanya, terlihat akrab saat saling bergantian menjawab pertanyaan wartawan. Mahyudin mengaku, selama ini tak ada masalah dengan Titiek karena Titiek sudah dianggapnya saudara sendiri. "Saya dari dulu kayak adiknya Mbak Titiek," ucap Mahyudin di depan Titiek.

Mahyudin mengaku tak mera­sa sedang diadu hubungannya dengan Titiek terkait wacana pergantian pimpinan MPR. "Kita outbond sama-sama, saya tak pernah komentari Mbak Titiek. Beliau juga tak pernah komentari saya, jadi sama-sama kerja saja," ucapnya.

Dia juga tidak mempermasalahkan posisinya diganti Titiek Soeharto. Dirinya tidak melawan keputusan DPP Partai Golkar terkait pergantian tersebut.

"Saya tidak dalam kapasitas membangkang. Saya bilang, ikuti aturan karena sudah diatur dalam undang-undang. Kalau akhirnya diganti, tak masalah," tandasnya.

Apalagi, kata Mahyudin, Ketua Umum DPP Golkar sudah bilang bahwa rencana pergantian jabatan posisi Wakil Ketua MPR akan indah pada waktunya. "Mudah-mudahan nanti indah buat saya, buat mbak Titiek, buat Golkar, dan buat Ketum, semu­nya baik-baik saja," harapnya.

Selesai menjawab pertanyaandari awak media, Titiek dan Mahyudin lantas bergegas menuju Ruang Rapat Paripurna. Sebelum keduanya meninggal­kan meja absensi, awak media lantas meminta keduanya ber­jabat tangan untuk memperlihat­kan hubungan baik. Titiek dan Mahyudin lantas menurutinya. Mereka pun saling berpelukan hingga saling mencium kedua pipi (cipika-cipiki).

Bagaimana tanggapan Titiek Soeharto? Dia membantah dirinya ditunjuk untuk meng­gantikan Mahyudin sebagai bagian dari kesepakatan politik denganAirlangga Hartarto da­lam Munaslub Desember 2017. Ia menyatakan, penunjukan dirinya hanya untuk memenuhi keterwakilan perempuan di pimpinan MPR.

"Tidak ada janji-janji. Mungkin Ketua Umum hanya ingin ada keterwakilan wanita di pimpinan lembaga tinggi negara. Kebetulan kemarin di pleno me­nyetujui saya untuk bisa duduk di sana,"  ucapnya.

Sebagai petugas partai, Titiek mengaku siap mengikuti perin­tah partai termasuk penempatan tugas di segala posisi jabatan di DPR atau MPR. "Bila masih ada masalah dengan pak Mahyudin, bisa diselesaikan secepat mung­kin," harap Wakil Ketua Komisi X DPR ini.

Usai memberikan keterangan pers, Mahyudin dan Titiek ber­pelukan. Mereka lalu melakukan cipika-cipiki, yakni cium pipi kanan dan cium pipi kiri.

Lebih sejam mengikuti rapat paripurna, Mahyudin lantas buru-buru menuju ruang kerjanya di Lantai 9 Gedung Nusantara III Komplek Parlemen. Di ruangkerja yang cukup luas itu, Mahyudin terlebih dahulu mere­bahkan sejenak badannya di sofa. Wajah lelah terlihat di balik kaca mata yang dipakainya setelah mengikuti kegiatan seharian.

"Saya menikmati pekerjaan ini, sehingga capek dan lelah tidak terasa," ucap Mahyudin.

Latar Belakang
Airlangga Bertanya Kepada Zulkifli Hasan Mengenai Penggantian Wakil Ketua MPR


DPP Partai Golkar menunjuk Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menjadi Wakil Ketua MPR menggantikan Mahyudin.

Keputusan tersebut diambil dalam rapat pleno penguruspusat di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (18/3) malam.

Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar, Ace Hasan Sadzily me­nyatakan, keputusan itu telah disetujui seluruh kader Golkar dalam rapat pleno yang berlang­sung tertutup di DPP Golkar.

"Sudah disetujui dan disah­kan, wakil ketua MPR kepada mbak Titiek," kata Ace usai rapat pleno.

Alasannya, lanjut Ace, perlu ada perwakilan perempuan di jajaran pimpinan MPR.

Menurut Ace, partainya segera menyerahkan surat rekomendasi kepada pimpinan MPR menge­nai pergantian dari Mahyudin kepada Titiek.

Ace menegaskan, pergantian ini merupakan hal biasa. Setiap kader harus bersedia ditempat­kan di mana saja. Lantaran itu, dia berharap Mahyudin bisa menerima dengan lapang dada keputusan rapat pleno.

"Ketum sudah berbicara dengan Pak Mahyudin, harusnya Pak Mahyudin bisa memahami apa yang menjadi alasan partai," tuturnya.

Sehari setelah keputusan tersebut, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto lantas menemui Ketua MPR Zulkifli Hasan, di rumah dinas Ketua MPR, Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Senin (19/3).

Airlangga mengaku berkon­sultasi tentang beberapa hal den­gan Zulkifli Hasan. Termasuk, kata Airlangga, menanyakan mekanisme pergantian Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Golkar, dari Mahyudin ke Titiek Soeharto. "Kami menanyakan mekanisme yang ada dalam MPR. Bila sudah mendapatkan mekanisme, tentu akan ber­proses," ujarnya.

Airlangga mengklaim telahberkomunikasi dengan Mahyudin mengenai pergantian tersebut. Mahyudin disebut tak menolak keputusan partai untuk menggantinya dari kursi pimpinan MPR.

"Saya dua hari lalu ketemu Pak Mahyudin, tidak begitu. Kita sudah ketemu kok," ucapnya.

Ketua MPR Zulkifli Hasan menghormati rencana Partai Golkar mengganti Wakil Ketua MPR dari Mahyudin ke Titiek, karena hal itu merupakan hak partai berlambang pohon beringin ini.

"Kami hormati, kami hargai, tentu sedang berproses. Kami tunggu perkembangan selanjut­nya," ujar dia.

Zulkifli enggan disebut sudah memberikan lampu hijau untuk Golkar mengganti Mahyudin dari kursi wakil ketua MPR. "Kalau MPR enggak ada lam­punya. Bulan hijau atau merah. Sedang berproses,"  ujarnya bersambung tawa.

Zulkifli menegaskan, selaku Ketua MPR, dirinya hanya menjalankan prosedur bila nanti Partai Golkar mengajukan per­gantian wakil ketua MPR yang kini dijabat Mahyudin. "Kami hanya akan mematuhi peraturan perundang-undangan yang ber­laku," tegasnya.

Berdasarkan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), pimpinan MPR hanya bisa diganti apabila meninggal dunia, berhalangan tetap, atau mengundurkan diri.

Zulkifli mengaku belum menerimasurat pengajuan pergan­tian pimpinan MPR dari DPP Partai Golkar maupun Fraksi Partai Golkar di MPR.

"Surat belum ada. Saya baru­san ke atas, khusus lihat surat dan tidak ada suratnya," tutur Zulkifli. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA