Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Masjid TKP Penusukan Jamaah Tak Berdinding

Karpet Yang Terkena Darah Digulung

Rabu, 14 Maret 2018, 09:52 WIB
Masjid TKP Penusukan Jamaah Tak Berdinding
Foto/Net
rmol news logo Kasus penganiayaan terhadap ulama yang dilakukan orang "gila" kembali terjadi. Kali ini, peristiwa terjadi di Sawangan, Depok, Jawa Barat, Minggu (11/3).
 
 Korbannya bernama ustad Abdul Rahman yang menderita luka tusuk di bagian telinga sebe­lah kanan dan sekitar kepala.

Kemarin, sehari setelah peristiwa penusukan, Masjid Darul Muttaqin yang berada di Kompleks Bumi Sawangan Indah (BSI) 1 Sawangan, Depok, Jawa Barat terlihat ra­mai. Belasan jamaah memenuhi shof terdepan masjid yang tidak terlalu besar itu. Mereka bersiap-siap melaksanakan salat dhuhur berjamaah.

Dari belasan jamaah yang had­ir, tidak terlihat Abdul Rahman di dalam barisan. Padahal, salah seorang pemuka agama di kom­plek perumahaan itu, dikenal ra­jin salat berjamaah lima waktu. "Pak Abddurahman harus isti­rahat akibat penusukan. Belum bisa salat berjamaah," ujar Imam Masjid Darul Muttaqin, Chaeroni di Sawangan, Depok.

Berdasarkan pengamatan, le­tak masjid berada di pojok bela­kang komplek perumahan seder­hana itu. Suasananya cukup sepi dan banyak ditumbuhi rumput ilalang yang cukup tinggi di sisi belakangnya. Kondisi masjid juga belum sempurna karena hanya dilengkapi atap, semen­tara dinding bangunan dibiarkan terbuka lebar. Walhasil semilir angin sangat terasa pada siang itu. "Masjid masih dalam tahap renovasi, soalnya akan dibangun dua lantai," ujar Chaeroni.

Kendati belum sempurna bangunannya, masjid cukup bersih. Tidak ada debu yang me­menuhi bangunan bercat krem itu. Karpet hanya disediakan di dua shoft terdepan. Sisanya hanya beralaskan lantai keramik. Di pojok masjid terdapat gulun­gan karpet yang tidak digelar. "Karpet itu masih basah, habis dicuci karena ada bekas darah ustad Abdul Rahman," ujar Chaeroni.

Pria yang akrab disapa Roni ini mengatakan, pelaku sudah datang ke masjid sebelum ad­zan subuh dengan mengenakan mukena lengkap. "Dia langsung duduk di tempat salat wanita yang berada di bagian bela­kang," sebutnya.

Sesaat salat shubuh ber­jamaah akan digelar, Abdul Rahman lantas memasuki masjid dan berdiri nomor dua paling kanan. "Kebetulan saat salat shubuh hanya ada satu shof," ucapnya.

Tak lama setelah takbir salat shubuh dimulai, pelaku yang bernama Vivi menuju ke arah Abdul Rahman. Sebelum pisau pelaku menusuk bagian bela­kang telinga, anak korban yang baru selesai berwudlu berte­riak memanggil bapaknya itu. "Bapak, awas Pak! Tapi korban langsung ditusuk tepat di bela­kang telinga," cerita Roni yang juga Bendahara Masjid Darul Muttaqin itu.

Setelah itu, korban tergeletak di lantai dengan darah mengu­cur di karpet masjid. Melihat kejadian itu, Roni membatalkan salat shubuh dan menolong korban yang kesakitan. "Pelaku ditangkap warga dan diikat. Pak Abdul Rahman kami bawa ke RSUD Depok untuk pengoba­tan," ceritanya.

Sebetulnya, lanjut Roni, bebera­pa Jamaah Masjid Darul Muttaqin beberapa kali menjumpai pelaku salat di masjid tersebut. "Memang pelaku dikenal kurang waras se­lama tinggal di komplek rumah ini," ucapnya.

Warga Perumahan Bumi Sawangan Indah lainnya, Khairun membenarkan Vivi sudah lama mengalami gang­guan jiwa. "Dia sering mondar-mandir di perumahan sambil bawa tas kecil dan dandanannya menor," ujar Khairun.

Menurut Khairun, Vivi juga kerap mengganggu warga sekitar. Banyak pria di perumahan itu dipukul pelaku tanpa alasan yang jelas. "Dia (Vivi) ngakunya dapat bisikan gaib dan menerima wahyu untuk memukul," ujarnya.

Khairun menambahkan, Vivi juga kerap melakukan pemu­kulan dengan tangan kosong, sehingga dirinya terkejut ketika mendengar pelaku menyerang Abdul Rahman menggunakan senjata tajam.

Bagaimana tangapan korban penusukan? Abdul Rahman mengatakan, peristiwa peny­erangan ini sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Sepekan lalu, perempuan ini juga memu­kulnya dengan tangan kosong. "Saya lagi berdoa di masjid sehabis salat ashar, tiba-tiba dia pukul kepala saya dari bela­kang," kenangnya.

Namun, dia memaklumi tin­dakan perempuan itu karena di luar kesadaran. Rahman lantas menasihati Vivi agar tidak men­gulangi perbuatannya. "Sabtu malam, dia ketuk-ketuk rumah sekitar jam 12 malam," tu­turnya.

Rahman lalu dibangunkan istrinya karena ada orang yang mengetuk pintu. Dia lantas keluar mengecek untuk memas­tikan kondisi rumahnya. "Tapi pintu depan nggak ditutup. Jangan-jangan orang jahat. Saya susul keluar, lihat sepi nggak ada apa-apa," ujarnya.

Tak lama berselang, pelaku kembali mendatangi rumah Rahman. Dia sempat menga­takan ada keperluan untuk ber­temu Rahman. Namun, hal itu tak digubris sebab waktu telah menunjukkan larut malam. "Dia ngomong ada perlu, saya jawab nggak usah dan memintanya pu­lang. Setelah itu, saya langsung tutup pintu," ujarnya.

Saat waktu salat subuh tiba, Rahman bergegas ke masjid bersama anaknya.

Begitu sampai di masjid, anaknya ke tempat wudhu ter­lebih dahulu dan dirinya masuk shaf pertama di pojok. "Saat salat baru dimulai mengucapkan takbiratul ihram, saya mend­engar teriakan anak yang baru keluar dari tempat wudhu," kenangnya.

Mendengar teriakan itu, ia langsung menengok ke arah be­lakang dan pisau sudah berada di depan mukanya. Seketika pisau itu melukai bagian rahangnya. "Sengaja mau ke leher. Pas saya menoleh ke belakang, dia meletot," sebutnya.

Sadar dirinya sedang diserang, Rahman lantas membela diri dan mencoba melumpuhkan perem­puan tersebut. "Saya berantem dan jatuhkan dia agar tidak ada kesempatan buat melawan soal­nya bawa pisau," tuturnya.

Rahman sempat memukul mundur pelaku hingga ke ten­gah masjid dan terjatuh, seh­ingga pisaunya bisa diamankan. "Bergumul selama 5 menit baru jatuh dan pisau berhasil saya amankan," tandasnya.

Melihat pergumulan itu, kata dia, seluruh jamaah yang sedang shalat subuh seketika berhenti dan kaget melihat darah bercu­curan dan perempuan tersebut membawa pisau. "Pelaku di­tangkap dan diinterogasi warga," katanya.

Rahman kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendap­atkan perawatan. "Saya sudah nggak tahu kejadian di masjid lagi, soalnya sudah ke rumah sakit," pungkasnya.

Latar Belakang
Dari Yang Terluka Hingga Meninggal, Ulama Jadi Korban Penganiayaan


Seorang ustad bernama Abdul Rahman menjadi korban peny­erangan saat hendak menjalankan sholat subuh berjamaah di Masjid Darul Muttaqin, Bumi Sawangan Indah, Sawangan, Depok, Jawa Barat pada Minggu (11/3).

Pelakunya yang bernama Vivi menyerang korban meng­gunakan pisau. Vivi disebut menderita gangguan jiwa.

Kasus penyerangan terhadap ulama di Jawa Barat bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, kasus penganiayaan juga dialami pimpi­nan Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri, Sabtu (21/1/2018). Penganiayaan oleh orang yang diduga gila itu, mengakibatkan korban mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit.

Tidak berselang lama, kem­bali muncul kasus penyerangan yang menyebabkan meninggal­nya Komando Brigade Pondok Pesantren Persis, Ustaz Prawoto pada Kamis (1/2) pagi. Prawoto mengalami luka parah dan sempat dirawat di RS Santosa Bandung hingga akhirnya men­inggal pada hari yang sama.

Selain itu, warga Depok juga diresahkan beredarnya surat ka­leng berisi ancaman penculikan yang ditujukan kepada ustad di pe­rumahan GDC Cluster Gardenia Blok Q, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Surat itu ditemukan pada Sabtu 3 Maret 2018.

Surat kaleng itu, pertama kali diketahui oleh satpam perumahan bernama Asep dalam bentuk pa­ket dengan nama penerima ustaz Shobur Gardenia. Paket itu diti­tipkan di pos perumahan dengan alamat pengirim dari Keadilan Jaya Abadi, Jalan Malaka Hijau, Pondok Kopi, Jakarta Timur.

Setelah paket itu dibuka, diketahui adanya surat berisi ancaman akan menculik 10 ustad. Empat nama di antaranya, merupakan penghuni perumahan GDC. Polisi pun sudah men­indaklanjuti temuan tersebut dengan melakukan olah TKP dan pengamanan.

Kapolresta Depok, Jawa Barat, AKBP Didik Sugiarto mengatakan, peristiwa penusukan terjadi hari Minggu (11/3) pukul 04.40 WIB. Saat itu, korban sedang melak­sanakan salat subuh di Masjid Darul Muttaqin di Perumahan Bumi Sawangan Indah, Sawangan, Depok. Ustaz Abdul Rahman be­rada di shof depan.

Tiba-tiba, pelaku yang men­genakan mukena dan berada di shof belakang menusuk korban pakai pisau dari belakang. "Saat korban sholat subuh, korban diingatkan oleh anaknya yang selesai berwudhu. Korban me­noleh dan terkena di pipi sebelah kanan," ujar Didik dalam ket­erangannya.

Setelah menusuk Rahman, kata Didik, pelaku diamankan ja­maah masjid dan korban dilarikan ke RSUD Kota Depok. "Polisi yang mendapat laporan, tiba di TKP dan membawa pelaku ke Mapolres Depok," tandasnya.

Menurut Didik, sebelumnya pemukulan terhadap Abdul Rachman oleh Vivi juga terjadi di Masjid Darul Muttaqin usai salat ashar pekan lalu. Saat kejadian, korban menjadi imam berjemaah tersebut.

Didik mengatakan, dari keteran­gan warga dan kerabatnya, Vivi memang dikenal kurang waras. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, pelaku kerap mengamuk dan marah-marah kepada warga sekitar, juga meludahi warga. "Dia tinggal seorang diri di komplek tersebut dan bergantung dengan kakaknya," ujarnya.

Didik menambahkan, Vivi telah dibawa ke Rumah Sakit Polri RS. Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diperiksa kesehatan jiwanya. "Polisi se­dang melakukan langkah-langkah pemeriksaan observasi kejiwaan pelaku untuk proses penyidikan lebih lanjut," tandasnya.

Saat ini, ucap Didik, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini untuk mengetahui motif di balik penyerangan terhadap Rahman. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kata Didik, pelaku dengan korban saling kenal. Pelaku merupakan jamaah masjid dan juga warga setempat. "Pelaku sering menjadi jamaah shalat di masjid ini, baik salat subuh, asar, dan magrib," sebutnya.

Menurut Didik, hasil penye­lidikan sementara di lapangan, korban sebelumnya sempat menegur pelaku karena sering meludahi orang yang melintas dan memarahi anak-anak saat berada di masjid. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA