Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Satu Orang Menggantung Di Sela-sela Besi Proyek

Cerita Ketua RT Soal Coran Tol Yang Ambruk

Kamis, 22 Februari 2018, 09:42 WIB
Satu Orang Menggantung Di Sela-sela Besi Proyek
Foto/Net
rmol news logo Kecelakaan kerja kembali terjadi pada proyek infrastruktur pemerintah. Selasa dini hari (20/2), bekisting pier head proyek Tol Becakayu ambruk dan mengakibatkan tujuh pekerja luka.

Bekisting pier head meru­pakan cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton kepala pilar, selama beton ditu­ang dan dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Lokasi kecela­kaan kerja itu berada di sisi Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur ke arah Tanjung Priok.

Kemarin, lokasi tempat ambruknya pier head telah steril. Tak ada lagi pekerjaan kon­struksi maupun warga yang bisa masuk ke lokasi. Ada garis poli­si yang dipasang mengelilingi dinding seng yang biasa dipakai mengelilingi lokasi sebuah proyek.

Bekisting pier head biasanya dipasang pada tiang beton yang jadi penyangga jalan di atasnya. Dari pantauan, tiang beton yang seharusnya jadi tempat pemasanganbekisting pier head masih berdiri tegak.

Di sisi lain, puing-puing masih berserakan di tanah, di sekitar lokasi tiang beton. Demikian pu­la sejumlah alat proyek lainnya. Sebuah ekskavator ditinggalkan begitu saja. Beberapa buah beton paku bumi pun belum digeser sama sekali dari posisinya.

Di bagian atas tiang beton, besi-besi berukuran kecil yang biasanya dirangkai sebagai rang­ka pengecoran masih menjuntai. Dalam kondisi tertentu, tak tertutup kemungkinan besi-besi tersebut bisa jatuh. Pada Selasa malam, besi-besi telah dipasangi terpal berwarna gelap.

Priyono, Ketua RT setempat mengatakan, peristiwa itu ber­langsung sekitar jam tiga pagi. Saat terdengar suara reruntuhan, dia langsung keluar dari rumah­nya yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari TKP. "Ambruknya jam tiga kurang lima menit," ucap Priyono.

Pada saat di lokasi, dia diberi­tahu oleh rekannya yang telah terlebih dulu tiba di TKP bahwa ada sekitar delapan orang pekerja.Tujuh orang menjadi kor­ban, dan satu orang pergi setelah evakuasi dilaksanakan. "Total ada 8 pekerja, tapi satu lagi nggak tahu ke mana, atau mungkin mandornya,"  imbuhnya.

Lebih mengenaskan lagi, dari pemantauannya ketika insiden terjadi, dia sempat melihat satu orang korban menggantung di sela-sela besi proyek yang roboh. Kemudian korban dievakuasi menggunakan crane proyek. Butuh waktu sekitar lima hingga 10 menit sampai korban berhasil diturunkan.

"Ngegantung satu orang di besi-besi, diturunin pakai crane, terus langsung dilarikan ke ru­mah sakit menggunakan mobil ambulans. Yang ngegantung itu masih hidup. Ngegantung duduk gitu," ujarnya.

Dari tujuh pekerja yang mengalami luka, enam dibawa ke RS UKI, Cawang. Sedangkan seorang lainnya dibawa ke RS Polri, Kramat Jati. Saat ini, kondisi tujuh korban berangsur membaik. Salah satu korban tersebut bernama Waldi. Dia dirawat di RS Polri.

Waldi menceritakan, kronolo­gi kejadian yang menimpanya, sambil terbaring di atas kasur ruang VIP. Dia tampak menahan rasa sakit. Terdapat luka di wa­jahnya. Waldi mendapatkan luka itu setelah jatuh dari ketinggian 15 meter. Kerangka penyangga pelat yang terbuat dari besi pier head tiang Tol Becakayu ambruk menimpa dirinya.

"Saya lagi di atas buat cor beton. Posisi saya ada di dekat jalan tol saat kejadian," ujar Waldi.

Dia menjelaskan, pekerjaan mencor beton yang dimulai dari Senin malam jam 11, hingga Selasa dinihari jam setengah empat, saat itu sudah hampir selesai. Saat Waldi dan keenam teman lainnya sedang melakukan finishing cor beton tersebut, tiba-tiba pelat besi yang dia gunakan sebagai pijakan tersebut ambruk.

Waldi mengaku tidak ingat benda apa yang menghantam wajahnya hingga merobek hi­dung dan membuat sebagian wajahnya bengkak. Namun, kee­nam teman Waldi yang lainnya tidak ada yang tertimbun dalam reruntuhan material yang terdiri dari besi dan beton itu.

"Saya langsung berdiri. Alhamdulillah masih bisa jalan usai kejadian," ujar Waldi.

Waldi mengatakan, pada saat kejadian tiang Tol Becakayu ambruk, dia telah mengenakan alat keamanan sesuai standar, yakni helm proyek, sepatu boot, dan rompi. Pria yang sudah men­jadi pekerja bangunan selama 23 tahun itu, tahu betul alat standar keamanan dan penting­nya perangkat tersebut untuk keamanan.

Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RS Polri Kramat Jati Dokter Yayok Witarto menjelaskan, kondisi pasien korban tiang Tol Becakayu ambruk tersebut sudah dalam kondisi stabil saat ini. Kata dia, Waldi yang dirawat oleh dokter bedah, saat ini sudah bisa menerima asupan makanan dan bisa berkomunikasi.

"Masih observasi dan pe­meriksaan lab serta radiologi," ujarnya.

Sementara enam korban yang dirawat di RSUKI, sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Salah satu korban menjalani operasi pemasangan pen. "Sudah di ruang perawatan," kata Juru Bicara RSUKI Erika Daneria.

Erika menambahkan, keenam korban dipindahkan pada Selasa sore. Erika mengatakan, satu dari enam korban tersebut kini sedang menjalani operasi open reduction with internal fixation (ORIF) atau pemasangan pen.

"Lima orang sudah dipindah­kan ke ruang perawatan rawat inap untuk perawatan lebih lan­jut. Satu orang korban menjalani operasi ORIF,"  katanya.

Masih di RSUKI, Ika, salah satu kerabat korban bernama Kirpan, mengungkapkan kondisi kerabatnya itu sudah membaik. Saat ini Kirpan bersama korban lainnya dirawat dalam satu ruangan. "Kondisi sudah mem­baik. Semuanya sudah dipindah sekarang jadi satu ruangan," ujar Ika.

Terkait kecelakaan yang men­impa pekerjanya, Waskita Karya selaku kontraktor proyek tol itu memastikan akan menanggung pengobatan dan pemulihan. Hal itu berlaku untuk semua pekerja yang menjadi korban.

"Kita semua pekerja, kan, ada asuransinya. Kita tanggung se­muanya, dari mulai pengobatan hingga pemulihannya nanti," kata Direktur Operasi II Waskita Karya N Wirya Adnyana.

Selain itu, perusahaan plat merah itu menyatakan permohonan maaf. Kepala Divisi 3 Waskita Karya Dono Parwoto mengatakan, untuk menindaklanjuti kejadian itu, pihaknya masih menghentikan pekerjaan proyek Tol Becakayu.

"Untuk menunggu hasil inves­tigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Di lokasi kejadian kami bersama petugas sedang melaku­kan investigasi lebih lanjut. Saya sebagai kontraktor menunggu instruksi pemilik proyek Tol Becakayu dan perintah PUPR,"  ucapnya.

Latar Belakang
Menteri PUPR Hentikan Sementara Proyek-proyek Infrastruktur Layang
 
Insiden ambruknya bekisting pier head proyek Tol Becakayu berdampak pada terhentinya sejumlah proyek lainnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menerap­kan moratorium atau menghen­tikan sementara semua proyek konstruksi yang strukturnya elevated atau layang.

Presiden Joko Widodo menyambut baik keputusan yang diambil Menteri PUPR. Menurutnya, saat ini terlampau banyak proyek infrastruktur yang tengah dikebut, sehingga perlu waktu untuk mengevaluasi.

"Ini keputusan di Kementerian PUPR, saya kira untuk evaluasi total. Karena memang peker­jaannya banyak sekali. Ada yang jadinya masih 2023, ada yang 2020, ada yang untuk ngejar Asian Games, ya memang sepertiitu," ucap Jokowi.

Jokowi sendiri menyoroti ting­ginya angka kecelakaan kerjapada proyek yang ditangani Kementerian PUPR. Dia memintaagar pengawasan proyek di kementerian tersebut diperketat dan dievaluasi total, khususnya untuk konstruksi layang.

"Tadi pagi saya sudah sampaikan ke Kementerian PU, pengawasannya agar diper­ketat. Saya hanya sampaikan itu saja. Pengawasan terhadap infrastruktur, konstruksinya, terutama konstruksi-konstruksi di atas (layang) memerlukan pengawasan yang lebih ketat lagi," ujar Jokowi.

Sementara terkait perkembangan kasus kecelakaan kerja di proyek Tol Becakayu, kemarin polisi memeriksa dua saksi baru. Total delapan saksi sudah diperiksa polisi.

"Sudah ada delapan saksi yang diperiksa. Baik dari pihak kontraktor maupun konsultan proyek," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana.

Dua saksi tersebut diperiksa kemarin di Polres Jakarta Timur. Sapta menambahkan, petugas dari Puslabfor Mabes Polri dan Tim Identifikasi Polres Jaktim juga terus mencari barang bukti di lokasi kejadian.

"Tim Puslabfor Polri dan Tim Identifikasi Polres Jakarta Timur masih di lapangan untuk mencari bukti-bukti lain berupa serpihan besi dan semen yang roboh itu," tambahnya.

Sapta menjelaskan, polisi belum bisa menetapkan siapa tersangka dalam peristiwa terse­but. Namun nantinya keterangan saksi dan barang bukti itu seba­gai petunjuk untuk mengarah pada penetapan tersangka.

"Kasus akan terus dilanjutkan sampai mengarah pada potensi siapa menjadi tersangka," ucap­nya.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA