Namun Mahyudin memaklumi gelombang penolakan yang datang dari sebagian publik. Menurut dia, segala keputusan yang diambil pasti akan menghasilkan pro dan kontra.
"Segala keputusan yang diambil di Indonesia selalu menghadirkan pro dan kontra termasuk rencana sekolah lima hari," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/6).
Mahyudin menganggap kebijakan sekolah lima hari sebagai hal yang baik berdasar pengalaman pribadi anak kandungnya sendiri.
"Anak saya sekolah di sekolah lima hari, prestasi dan nilainya bagus," ungkapnya.
Untuk menghadapi pro dan kontra tentang sekolah lima hari, Mahyudin mengusulkan agar model itu diterapkan dahulu di daerah-daerah perkotaan.
"Dicoba di daerah perkotaan, tidak harus sekaligus serentak di seluruh Indonesia," katanya.
Selain bisa dicoba di daerah tertentu, jam sekolah pun tidak harus ala full day.
"Mata pelajaran yang ada tidak harus dipadatkan," kata dia.
Dirinya menyarankan publik untuk melihat contoh sekolah-sekolah yang sudah menerapkan kegiatan belajar mengajar lima hari yang hasilnya cukup memuaskan.
"Sekolah itu selanjutnya bisa menjadi contoh dan bisa dilakukan," pungkasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: