Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lebar Jalan Semeter Kurang, Alat Damkar Sulit Masuk TKP

Melihat Kebakaran Di Cipinang Besar Utara

Selasa, 09 Mei 2017, 10:15 WIB
Lebar Jalan Semeter Kurang, Alat Damkar Sulit Masuk TKP
Foto/Net
rmol news logo Kebakaran hebat melanda kawasan permukiman padat penduduk di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur. Akibatnya, empat rumah ludes terbakar dan empat korban meninggal.

Usai kebakaran, Amira duduk termenung di salah satu teras rumah warga yang tidak jauh dari rumahnya. Gurat-gurat kesedihan masih tampak jelas dari wajah wanita yang kehilangan rumah kontrakannya.

Sambil meringis kesakitan karena salah satu telapak kak­inya terluka, Amira mencerita­kan detik-detik peristiwa yang hampir merenggut nyawanya itu. "Sampai sekarang kaki saya masih terasa panas terkena bara api," kenang Amirah di Jalan Cipinang Pulo, Cipinang Besar Utara, kemarin.

Lokasi kebakaran berada per­sis di tengah-tengah permuki­man padat penduduk. Akses menuju empat rumah yang terbakar hanya ada jalan seta­pak, lebarnya kurang dari satu meter. Alat pemadam kebakaran (Damkar) pun sulit masuk. Kini, satu-satunya jalan itu masih dig­aris kuning pihak kepolisian agar tidak ada warga yang mendekat. "Garis polisi, baru dipasang tadi pagi setelah proses pemadaman berakhir," sebut Amira.

Masuk ke dalam gang, bau sisa kayu terbakar masih cukup menyengat. Nyaris tidak ada yang tersisa dari tiga rumah yang terbakar. Hanya satu ru­mah yang terlihat masih berdiri kokoh dan hanya terbakar bagian kanopinya.

Sedangkan tiga rumah lainnya hangus dilalap api. Bagian lantai dua rumah juga sudah hilang dan beratapkan langit. Begitu juga daun pintu depan. Di balik pintu, tampak kerangka kasur yang sudah hangus. Satu sepeda motor yang juga turut menjadi korban, dibiarkan teronggok di depan.

Seluruh rumah yang terbakar juga digaris polisi. "Rumah pemilik kontrakan selamat kare­na warga cukup sigap menyiram api dengan air, sehingga cepat padam," ujar Amira kembali.

Amira menceritakan, keba­karan bermula dari salah satu rumah di tempat kejadian. Api cepat menyambar ke tiga rumah yang berada di sampingnya. Perempuan yang rumahnya di samping rumah pemilik kon­trakan, Nedi ini, mengaku baru 4 bulan mengontrak di rumah tersebut.

Saat kejadian, Amira bangun sekitar pukul 03.00 WIB karena firasatnya tidak enak. Dia akh­irnya ke luar rumah untuk meny­apu halaman. Namun, tidak lama kemudian, dia melihat kepulan asap membumbung tinggi dari sebuah rumah. Dia pun berteriak panik. "Saya teriak-teriak, kalau nggak keluar pada mati semua," ceritanya dengan suara terbata-terbata.

Teriakannya itu didengar oleh M Tuni, pemilik kontrakan lain­nya yang langsung keluar dari rumah, bersama kedua anak Amira yang bernama Joko dan Risky. Namun Amanda, anak perempuan Amira, masih berada di dalam rumah. Wanita itu pun bergegas lari ke dalam untuk menyelamatkan anaknya. "Saya ambil kain basah yang be­rada di dalam kamar mandi dan langsung merangkulnya keluar rumah," terangnya.

Kendati berhasil menyelemat­kan anaknya, Amira kehilangan beberapa barang berharga mi­liknya. "Surat- surat, HP, duit Rp 750 ribu, motor Satria, TV, magic com, lemari berisi paka­ian ikut terbakar," sebut dia.

Sedangkan ketiga anaknya, kata Amira, selamat dari kebakaran, namun saat ini masih trauma dengan kejadian terse­but. Apalagi, sang suami yang bekerja sebagai kuli bangunan di Tegal, Jawa Tengah, belum mengetahui peristiwa ini.

Pemilik kontrakan, M Tuni mengatakan, kebakaran tersebut merenggut empat korban jiwa. Yaitu, M Nedi (57), Siti Maryam (55), Nadia Anisa (17) dan Azis (10). "Mereka semua masih kerabat saya," ujar Tuni dengan suara pelan.

Tuni mengaku turut menjadi korban atas terbakarnya tiga ru­mah tersebut. "Tapi, rumah saya hanya terbakar kanopi bagian depan," ujar Tuni.

Dia menyebut, korban Maryam dan Nedi adalah suami istri. Mereka memiliki enam orang anak. Namun, yang ting­gal bersama mereka hanya satu anak bungsu bernama Nadia Anisa. Satu orang lagi adalah cucu mereka yang bernama Azis. "Semua korban ada di dalam ru­mah saat kebakaran karena tidak bisa keluar, soalnya lokasinya di pojok," kata dia.

Pria berumur 59 tahun ini menceritakan detik-detik per­istiwa terbakar kontrakannya. Saat itu, dirinya tidur bersama istri dan dua orang anaknya. Teriakan salah satu tetangganya membangunkannya.

Mendengar teriakan tersebut, dirinya lantas buru-buru menye­lamatkan diri bersama istri dan kedua orang anaknya. Namun, rumah kaka Tuni, Nedi berada paling jauh dari jalan gang atau berada di pojokan. "Api sudah terlanjur membesar dan asap memenuhi seluruh rumahnya," ucapnya.

Dengan badan sempoyongan karena terlalu banyak menghirup asap, Tuni masih sempat mengajak anak-anaknya untuk segera keluar dan menjauh dari rumah yang ter­bakar. "Alhamdulilah, semua anak saya selamat dalam musibah ini," ujar pria dua orang anak ini.

Kendati selamat, kata pria yang mengenakan kaos ini, mo­tor Honda Scoopy miliknya ikut terbakar. "Nggak masalah harta benda bisa dicari, yang pent­ing seluruh keluarga selamat," tandasnya.

Tuni mengatakan, kebakaran ini akhirnya berhasil dipadam­kan petugas pemadam keba­karan dan warga. "Ada 8 orang tinggal di empat rumah yang terbakar. Tapi, hanya 4 yang selamat," sebut dia.

Kasie Pengendalian Kebakaran dan Penyelamatan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaiman mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 04.00 dini hari. "Dugaan semen­tara, kebakaran terjadi akibat hubungan arus pendek listrik," ujar Gatot.

Menurut Gatot, saat kejadian, penghuni rumah kontrakan masih tertidur lelap. Sehingga, mereka tidak mengetahui kalau rumah yang dihuninya terbakar. "Ada empat korban tewas yang ditemu­kan petugas. Mereka luka bakar di sekujur tubuhnya," ungkapnya.

Gatot menambahkan, jenazah baru diketahui sekitar pukul 05.30, saat pemadaman selesai dan petugas menyisir areal yang terbakar. Seluruh jasad telah dibawa ke RSCM, Jakarta Pusat untuk dilakukan otopsi.

Gatot menjelaskan, untuk memadamkan kobaran api, pihaknya mengerahkan 11 unit mobil pemadam. Kebakaran padam sekitar pukul 05.30 WIB, atau 1,5 jam setelah kejadian. "Sulitnya akses menuju lokasi, menjadi kendala utama petugas melakukan proses pemadaman," pungkasnya.
 
Latar Belakang
Empat Korban Ditemukan Di Dalam Kamar Mandi


Empat rumah terbakar hebat di Jalan Cipinang Pulo, RT 11, RW 12, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, ke­marin. Akibatnya, tiga rumah ludes dan hanya satu rumah yang terbakar di bagian atap.

Peristiwa yang terjadi pada Minggu (7/5) pukul 04.00 WIB ini, mengakibatkan empat orang meninggal dunia. Mereka ada­lah, Siti Maryam (55), M Nedi (57), Ajis (10) dan Nadia Anisa (17). Seluruh korban meninggal dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, untuk dilakukan otopsi. Tiga jenazah dimakamkan di TPU Prumpung, Jatinegara dan satu jenazah lain­nya di Depok, Jawa Barat.

Lima petugas kepolisian dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Metro Jaya mendatangi lokasi kebakaran untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 11.00 WIB. Polisi yang mengenakan kaus berwarna biru gelap ini, bergegas menuju lokasi rumah yang terbakar. Sementara warga tidak diperke­nankan mendekat saat olah TKP berlangsung.

Camat Jatinegara Nasrudin Abu Bakar mengatakan, seluruh korban yang meninggal akibat kebakaran, merupakan satu keluarga. "Lokasi kebakaran tepat berada di Jalan Cipinang Pulo RT 11/12, Cipinang Besar Utara," ujar Nasruddin di Jakarta, kemarin.

Nasruddin menduga, para korban kemungkinan tidak bisa meloloskan diri dari kebakaran, sehingga mereka tak bisa lolos dari kobaran api yang melalap empat rumah warga. "Mungkin karena kesulitan evakuasi," ujar dia.

Terpisah, Kapolres Jakarta Timur, Kombes Andry Wibowo menduga, kebakaran di Cipinang Pulo karena hubungan arus pendek listrik. Apalagi, rumah Nedi yang berada di lantai dua terbuat dari kayu.

"Kami juga harus memastikan melalui kajian yang dikeluarkan keputusannya oleh tim teknis. Tim Puslabfor akan mengecek penyebabnya," ujar Andry, ke­marin.

Andry mengatakan, kebakaran tersebut menewaskan empat orang yang ditemukan di dalam kamar mandi rumah. "Mereka semua di kamar mandi. Mereka mau mencari air. Naluri manusia pasti ingin mencari perlindun­gan," tuturnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA