Tumpukan sampah setinggi satu meter itu, berisikan berbaÂgai macam barang. Mayoritas, sampah pipa paralon berukuran besar, kawat, hingga bekas kulit kabel berukuran besar. Tak ketinggalan kayu-kayu dan bebatuan yang dimasukkan di dalam belasan karung ukuran sedang.
"Sampah ini hanya sebagian kecil. Yang paling banyak, diÂtaruh di Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan," ujar Supri, salah seorang petugas PPSU di Kelurahan Kuningan Barat, kemarin.
Kendati sampah tidak terÂlalu banyak, namun bau tidak sedap sering kali menyeruap tatkala angin berhembus kenÂcang. Bahkan, beberapa warga yang hilir mudik di dekat kanÂtor kelurahan, tampak menutup hidung akibat bau tidak sedap itu. "Sampah hanya ditaruh sementara di sini. Kalau sudah banyak, akan dipindah ke temÂpat lain agar tidak menganggu pemandangan," ujar Supri.
Supri menambahkan, tumpuÂkan sampah di halaman kantor Kelurahan Kuningan Barat, ditemukan dari dalam gorong-gorong Jalan Gatot Subroto seÂjak Jumat (3/3) hingga kemarin. "Mayoritas sampah berupa pipa paralon, kulit kabel hingga besi karat," ujar pria yang mengenaÂkan kaos oranye ini.
Untuk membersihkan gorong-gorong dari berbagai macam sampah, kata Supri, ada 25 petuÂgas pasukan oranye yang dikerÂahkan di sepanjang Jalan Gatot Subroto. "Kami membersihkan gorong-gorong sejak jam 8 pagi sampai 2 siang," kata dia.
Tenaga pengawas dari Badan Air Dinas Kebersihan (Dinsih) Provinsi DKI Rusdi menyeÂbut, petugas yang memberÂsihkan gorong-gorong Jalan Gatot Subroto di Kuningan Barat sejak Jumat (3/3) lalu berasal dari berbagai macam unsur. Seperti, 10 petugas Dinas Tata Air Provinsi DKI, 10 PPSU Kelurahan Kuningan Barat, dan lima petugas dari Badan Air Bersih DKI. "Hari ini petugas juga masih menemukan sampah belasan karung. Seperti bekas kabel, sampah plastik dan endaÂpan lumpur," ujar Rusdi.
Rusdi menyebut, sampah yang barhasil diangkat dari gorong-gorong Jalan Gatot Subroto mencapai 6 bak mobil terbuka.
Sementara, Lurah Kuningan Barat Erwin Lobo mengatakan, pembersihan dilakukan karena jalan Gatot Subroto yang sebeÂlumnya tidak pernah terjadi genangan, namun tiba-tiba munÂcul genangan saat hujan tiba. "Setelah kami cek bersama petuÂgas PPSU, ternyata tersumbat tumpukan sampah," ujar Lobo di Kelurahan Kuningan Barat.
Menurut Lobo, sampah yang ditemukan di gorong-gorong ada beraneka ragam. Seperti, celana, baju bekas, pacul, sisa botol minuman keras, kayu, batu, kaÂbel dan pipa paralon sepanjang 10 meter. "Paling tidak ada 15 macam jenis sampah yang meÂnyumbat gorong-gorong Jalan Gatot Subroto," sebutnya.
Sampah yang ditemukan, kata dia, sangat menghambat aliran air di dalam gorong-gorong. "Praktis kulit kabel itu membuat aliran air jadi tidak lancar hingga 90 persen," sebut dia.
Erwin menduga, kulit kabel itu sengaja ditinggalkan pemiÂliknya. Padahal, sesuai aturan, kulit kabel harus dibawa pulang ke kantor masing-masing. "Itu yang ternyata menghambat aliran air," tandasnya.
Lobo pun melihat ada kabel ditanam dalam gorong-gorong yang tidak sesuai ketentuan. Dia mencontohkan, ada kabel yang yang seharusnya ditanam di kedÂalaman 2,5 meter, tetapi kedalaÂmannya kurang dari itu. Padahal, pemasangan utilitas kabel sudah di atur dalam Peraturan Gubernur Nomor 195 Tahun 2010 Tentang Penempatan Utilitas.
Namun, dia belum dapat meÂmastikan kapan penelusuran kaÂbel di gorong-gorong itu selesai. Yang pasti, dia berjanji, penyiÂsiran ini akan terus dilanjutkan hingga gorong-gorong saluran air benar-benar terbebas dari sampah kabel dan lainnya. "Saat ini kondisi tali air di sepanjang Jalan Gatot Subroto berfungsi normal," klaim dia.
Kendati demikian, Erwin engÂgan menanggapi terkait dugaan sabotase atas penemuan sampah kabel di gorong-gorong. "Saya hanya membersihkan. Mereka malas buang sisanya, jadi main tinggal saja," tutupnya.
Terpisah, Kepala Sudin Sumber Daya Air Jakarta Selatan (SDA Jaksel) Holy Sutanto menÂgancam akan membongkar ponÂdasi pagar yang menutupi setenÂgah saluran air di depan sebuah gedung. Pasalnya, pondasi itu mengakibatkan genangan.
"Kami sudah mengingatkan pengelola gedung supaya segera membongkar sebagian pondasi yang menutupi saluran," tegas Holy.
Bila pemilik gedung tidak membongkar sendiri pondasi paÂgar yang menghambat gorong-gorong, Holy mengaku akan melakukan bongkar paksa atas pondasi tersebut.
Dalam membersihkan sampah di gorong-gorong, Holy meÂnyebut ada sejumlah hambatan yang dihadapi. "Seperti tebalnya sedimen, utilitas, sempitnya gorong-gorong dan bak kontrol tidak ada," jelasnya.
Holy menambahkan, saat ini pihaknya fokus membersihkan berbagai penyebab tersumbatnya saluran air di wilayah Jakarta Selatan. Namun, dia belum bisa memastikan kapan proses pemÂbersihan tersebut akan selesai. "Kalau target, kita tidak dapat memastikan," ucapnya.
Yang pasti, kata dia, pemberÂsihan saluran air akan dilakukan di seluruh kecamatan di Jakarta Selatan. "Kita telusuri secara bertahap," pungkasnya.
Latar Belakang
Kulit Kabel Di Gatot Subroto 6 Truk, Di Medan Merdeka Selatan 26 Truk
Jalan di depan Wisma Mulia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan terÂgenang air setinggi 30 centimeÂter (cm), Kamis (2/3).
Padahal, jalan tersebut, sebeÂlumnya tidak pernah banjir kendati hujan deras mengguyur kawasan ibukota. Melihat keanehan tersebut, para petuÂgas Penangan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI menyusuri gorong-gorong Jalan Gatot Subroto.
Mereka kemudian menemuÂkan kulit kabel di gorong-gorong jalan tersebut, sejak Jumat (3/3). "Biasanya kalau hujan tak samÂpai sebetis, tapi kemarin sampai sebetis. Kami telusuri, ternyata ditemukan kabel," kata Kasie Ekonomi Pembangunan dan lingkungan hidup Kelurahan Kuningan Barat, Imam Santoso Wahyudi.
Selain kabel, sejumlah maÂterial juga ditemukan dalam penelusuran lanjutan itu, seperti kawat,
trafficon, paving block, gelondongan kayu, pipa, plasÂtik, sepatu, ember, dan sampah lainnya.
Bermodal linggis dan sepatu boot, petugas PPSU dan pasukan biru masuk ke gorong-gorong. Sampah kulit kabel yang ditemuÂkan kemudian diangkat keluar. Temuan hari Minggu (5/3) tidak sebanyak hari pertama.
Sampah kabel yang ditemukan di gorong-gorong Jalan Gatot Subroto seperti mengulang keÂjadian di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, 24 Februari 2016. Namun, jumlahnya jauh lebih besar, mencapai 26 truk. Sedangkan di Jalan Gatot Subroto hanya enam truk.
Atas temuan kabel di dekat Istana Negara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melapo rke polisi. Ahok bahkan menduga ada unsur sabotase di balik temuan kulit kabel tersebut. Polisi kemuÂdian turun tangan.
Perusahaan-perusahaan yang menempatkan kabel di gorong-gorong seperti Telkom dan PLN juga menurunkan pejabatnya untuk ikut mengecek ke lokasi. Polisi lalu mengambil sampel kabel dan membandingkannya dengan yang dimiliki kedua peÂrusahaan negara tersebut.
Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengaku siap melakukan penyeÂlidikan terkait ditemukannya seÂjumlah kulit kabel di Jalan Gatot Subroto. Saat ini, pihaknya tidak bisa menduga-duga asal muasal kulit kabel tersebut. "Kalau diminta, pasti kita lakukan penÂgusutan," ujar Argo.
Argo menjelaskan, saat ini belum mengetahui apakah suÂdah ada permintaan pengusuÂtan temuan itu dari Pemprov DKI. Namun, kata dia, penyÂidik segera melakukan peneluÂsuran jika memang permintaan resmi sudah dilayangkan pihak Pemprov DKI. "Nanti saya cek dulu, apakah sudah ada laporanÂnya atau belum," ujarnya.
Sedangkan Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan, kepolisian akan mencari pelaku yang memÂbuang sampah kabel tersebut. "Kita masih dalam proses untuk mengecek, apakah itu benar atau tidak. Kalau benar, akan kita dalami, selidiki," ujar Martinus di Mabes Polri.
Menurut Martinus, bila ada unsur kesengajaan dalam penÂumpukan kabel di gorong-gorong, tentu bisa berakibat huÂkum. "Kita masih mendalami," tandasnya.
Menurut dia, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memiÂliki kewenangan melakukan pengaturan penegakan hukum dan tindak pidana ringan. "Kita imbau kepada masyarakat agar tidak buang sampah sembaranÂgan," kata dia.
Selain itu, dia berharap masyarakat memahami fungsi gorong-gorong dari selokan, parit, aliran air lainnya, termasuk sungai.
Saat ini, kata dia, pihaknya masih menunggu laporan terkait informasi tersebut. "Nantinya mempermudah kepolisian dalam menindaklanjuti kejadian ini," pungkasnya. ***