Adhi Karyono mengatakan, hal tersebut terjadi lantaran keterbatasan personel, sebaran titik pengungsi di kota itu cukup banyak, dan daya jangkau pada waktu itu masih sulit. Berikut wawancara selengkapnya;
Sejak hari apa Tagana turun ke Kota Bima?Sejak hari pertama banjir, malamnya.
Apa anda juga terjun langÂsung pada first flight dari Jakarta yang ditugaskan Mensos?
Yang
first flight itu staf kami, karena saya posisi saat itu di Aceh. Baru saya banjir susulan ke dua saya datang lagi, karena menganggap waktu itu (pascabanjir pertama) sudah mulai bagus, penanganan daruratnya. Tapi begitu melihat perkemÂbangan, ternyata banjir lagi. Barulah kita terbang lagi. Tapi Tagana sudah bekerja dari banjir pertama. Pergerakannya seperti itu.
Apa yang Tagana lakukan pada hari-hari pertama pasÂcabanjir?Tugas awal yang pertama, ketika kondisi lumpuh Tagana dikerahkan, bukan Tagana dari Kota Bima tapi dari luar Kota Bima. Kita membuat dapur umÂum. Konsumsi itu awal-awal, satu dua hari itu dari Tagana.
Kemudian setelah itu sampai sekarang bertambah karena semua sampai hari keempat masyarakat belum bisa memaÂsak. Suplay makanan dan distriÂbusi bantuan masih dari Tagana kerjasama dengan pengawalan dari TNI. Kondisinya memang cukup berat.
Kabarnya, distribusi banÂtuan tidak merata?Karena seluruh kota itu masif pengungsinya. Kemudian memÂbersihkan rumahnya, semua terdampak 109 ribu orang, 85 ribu orang mengungsi. Maka otomatis jumlahnya sangat banÂyak. Sehingga distribusi karena keterbatasan kendaraan, persÂonel Tagana maupun TNI/ Polri yang juga terkena dampak itu yang menjadi sulit.
Lalu sinergitas dengan BNPB bagaimana?Tidak ada masalah, terlihat ketika rapat dengan BNPB sudah sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kemudian BPBD di sini kita berbagi tugas. Kita bagian dapur umum, psikososial dan pengungsian. BPBD mengelola logistik. Nah logistiknya yang diperlukan tim dapur umum juga dipasok, itu komunikasinya bagus.
Kemudian titik-titik pengungÂsian juga sama ketika pengiriman barang ke sana juga terpenuhi. Justru saat ini nggak ada masalah. Masih koordinasi dengan bagus, mungkin karena pertama soal keamanan. Karenanya perlu tetap ada keamanan dari tentara.
Tapi benar, ada titik-titik yang belum terjangkau bantuan?Ada titik-titik distribusi yang memang kita belum sampai masuk ke sana. Karena memang jumlah titiknya banyak, jadi itu tugas logistik saja. Kita penanÂganannya di pengungsian.
Titik krusial mana yang sampai saat ini masih sulit dijangkau Tagana?Ada. Kelurahan Tanjung. Di situ memang ada 1.500 orang yang kelihatannya belum terkÂoordinir dengan baik. Kita coba masuk, besok pagi kita buat posko pengungsian dan dapur umumnya di situ.
Kenapa bisa krusial?Itu memang krusial, dari sisi keamanan dan kerawanan begitu lah ya. Karena daerah nelayan. Tapi Insya Allah tadi sudah koÂmunikasi, sudah masuk Tagana di sana.
Apa ada penambahan persÂonel Tagana baru dalam waktu dekat?Kelihatannya ada, dari Mataram, dari Lombok yang rencananya akan ditambah. Karena kebutuhan berikutnya adalah setelah ini kerja bakti untuk pembersihan-pembersihan. Dan juga untuk ekspansi pada titik-titik yang belum terjangkau.
Pos-pos pengungsian, ditÂinjau dari sisi kelayakan dan kesehatan khususnya untuk bayi dan anak-anak saat ini bagaimana?Justru sudah hari keempat dan kelima ini kelihatannya sudah mengarah ke kebutuhan-kebutuhan khusus.
Di mana karena lingkunganÂnya belum bersih, masyarakat belum bisa menempati rumah dengan baik karena belum dibersihkan semuanya, sehÂingga anak-anak terutama, juga lansia itu tinggal di Masjid. Ini yang dikhawatirkan kesehatanÂnya. ***
BERITA TERKAIT: