Dia membantah keras tuduhan tersebut. Menurut dia, pada 2 Desember dini hari itu ia hanya menginap di Hotel Sari Pan Pacific untuk mengikuti aksi 2 Desember di Monas. "Saya di sana karena dekat dengan lokasi demo. Dan saya diagendakan unÂtuk ada bersama Habib Rizieq," jelas Ratna. Berikut wawancara selengkapnya.
Bisa dijelaskan, bagaimana mulanya Anda bisa ditangkap dan dibawa ke Mako Brimob Kelapa 2?Awalnya pada pukul 05.00 WIB, tiba-tiba ada beberapa orang yang datang, menghampirikamar hotelku. Aku lupa jumlahnya. Orang-orang tersebut mengaku dari kepolisian. Mereka bilang mau bawa aku ke Polda Metro, untuk dimintai kesaksian terkait dugaan berniat melakukan tindaÂkan makar.
Lalu?
Karena ini masalah hukum, aku menolak dibawa tanpa didampingi pengacara dong. Aku takut berbuat salah atau gimana kan, jadi aku telpon pengacara, sementara mereka nunggu. Setengah jam kemudian dia datang.
Setelah itu langsung berangÂkat ke Mako Brimob?Tidak, kami berdebat dulu dengan penyidik. Aku enggak ngerasa ngelakuin apa-apa kok tiÂba-tiba dibawa. Aku ngerasa cara mereka ini seperti G30S/PKI, main jebak, main tangkap, lalu faktanya dicocok-cocokin gitu. Aku merasa reformasi polisi yang didengung-dengungkan seÂlama ini telah gagal. Sebab cara yang mereka gunakan untuk meÂnangkap itu tidak ada bedanya dengan apa yang terjadi padaku waktu tahun 1998. Nggak ada yang berubah.
Lalu bagaimana akhirnya Anda bisa dibawa ke Mako Brimob?Karena mereka maksa, akhirnya aku ngalahlah. Sebagai warga negara yang baik aku coba ikutin mau mereka. Kami pun sepakat ke Polda awalnya. Tapi ternyata nggak ke Polda, tapi langsung ke Mako Brimob.
Setelah sampai di Mako Brimob, Anda langsung diperÂiksa terkait tuduhan itu?Nggak, ada pemeriksaan kesÂehatan dulu. Ada tiga dokter yang datang, kemudian melakuÂkan pengecekan tensi daerah, kemudian ditanyakan kesehaÂtan umum, tinggi badan, berat badan. Tensi darah dinyatakan normal.
Setelah itu?Lalu aku disuruh nunggu, disuruh duduk gitu aja kayak paÂtung sampai jam 2 siang. Jam 2 siang itu aku baru diperiksa, dan baru dilepas tengah malamnya. Padahal menurutku harusnya cukup ditanya 2-3 pertanyaan, terus biarin pulang.
Kenapa Anda beranggapan begitu?Karena aku tidak mengerti dengan masalah yang dituduhÂkan. Tanggal 1 itu kan aku tidak ada di hotel, tempat katanya pemufakatan jahat itu terjadi. Aku ada di rumah. Hanya saja kebetulan nama aku dicantuÂmkan. Artinya seharusnya klir bagi penyidik, bahwa aku tidak terlibat dengan apa yang diÂtuduhkan tentang 1 Desember. Eh, ini malah ditanya macem-macem.
Memang apa saja yang ditanyakan?Macam-macam, mulai dari niat soal makar, kegiatan Bela Islam III, keterkaitan kemungkiÂnan mau dudukin gedung MPR/DPR. Semuanya saya jawab apa adanya, bahwa saya tidak tahu soal perencanaan makar yang dituduhkan. Sebab saya tidak hadir saat konferensi pers tanggal 1 itu.
Kalau memang tidak ikut konpers, kenapa Anda bisa ada di hotel?Aku menginap di Hotel Sari Pan Pacific untuk mengikuti aksi 2 Desember di Monas. Tanggal 2 itu aku diagendakan untuk ada bersama Habib Rizieq. Jadi aku sengaja menginap di hoÂtel yang dekat dengan lokasi aksi. Bukannya merencanakan makar.
Pendapat Anda terhadap tuduhan makar ini sendiri seperti apa?Menurut aku tuduhan itu sangat kasar, terutama karena ditujukan kepadaku. Aku ini ditersangkakan dengan pasal yang begitu menakutkan, berÂniat makar, menggulingkan pemerintahan. Padahal aku tidak hadir dan tidak bertangÂgung jawab terhadap kegiatan tersebut.
Kemudian saya ingin mengataÂkan bahwa yang diinginkan oleh Mbak Rachmawati dan kawan-kawan itu bukan makar. Itu hak konstitusi setiap warga negara, mereka ingin menuntut MPR melakukan Sidang Istimewa. Dan itu konstitusional. ***
BERITA TERKAIT: