Beberapa hari setelah penaÂhanan itu, ruang kerja Indra di Lantai 0625 Gedung Nusantara IKompleks DPR, Senayan, Jakarta sepi. Seluruh lampu ruangan dimatikan, sehingga gelap. Tidak terlihat aktivitas di dalam ruangan yang tidak terlalu lebar itu.
"Hari ini stafnya tidak masuk. Tapi hari Jumat (28/10), stafnya masih masuk sambil beres-beres ruangan," ujar Jamaludin, salah seorang staf fraksi di Lantai 6 Gedung Nusantara IDPR, Jakarta, Senin (31/10).
Tidak ada yang istimewa di ruang kerja Indra. Ruangan tetap dibiarkan seperti semula. Pintu masuknya juga terkeÂsan "kuno" dibanding ruang kerja anggota Dewan lainnya di samping kanan dan kirinya yang telah direhab total.
Pintu masuknya juga tidak diganti, masih asli dari dinding kaca warna gelap. Di bagian atas pintu masuk ditempel papan nama kecil bertuliskan. "H Indra P Simatupang S.E M.B.A". "Sebelum ada masalah, Pak Indra juga jarang datang ke ruang kerjanya," ujar Jamaluddin kembali.
Saat ditanya keberadaan staf Indra, pria yang mengenakan kemeja putih ini tidak mengetaÂhui keberadaannya. "Kalau tak ada bosnya, biasanya stafnya juga jarang ke kantor. Apalagi, sekarang Pak Indra sudah diÂtahan," kata dia.
Senada, salah seorang office boy yang sehari-hari melayani anggota Fraksi PDIP di lanÂtai 6, mengaku jarang sekali melihat Indra beraktivitas di ruang kerjanya. Sejak menjadi anggota DPR tahun 2014, pria yang akrab disapa Wid ini hanya beberapa kali membuatkan miÂnuman untuk Indra.
"Saya jarang ketemu dengan Bapak, bisa dihitung dengan jari," ujar Wid yang sudah berÂtahun-tahun bekerja di Fraksi PDIP DPR Senayan ini.
Sementara, Kepala Sekretariat Komisi IX DPR Minarni mengatakan, Indra Simatupang juga jarang mengikuti rapat di Komisi IX DPR. "Tapi beberapa kali Pak Indra terlihat datang mengikuti rapat Komisi dengan mitra kerja," kata Minarni.
Namun, Minarni mengaku tidak mengetahui persis soal absen politikus PDIP ini dalam rapat Komisi. "Kalau soal absen anggota DPR, yang paling tahu pimpinan fraksi masing-masing. Tapi absen kan belum tentu bolos, bisa juga sakit atau ada kegiatan fraksi," imbuhnya.
Wanita berjilbab ini menambahkan, rekap daftar kehadiran absen seluruh anggota Dewan setiap bulannya, selalu diserahkan ke masing-masing fraksi. "Tanya ke fraksi saja biar lebih jelas. Kami tidak bisa bocorkan," elaknya.
Disorot FraksiSedangkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno mengeluhkan sikap Indra Simatupang yang jarang mengikuti rapat, baik Fraksi maupun Komisi di DPR.
"Sebelumnya kami terus meÂmonitor yang bersangkutan, kenapa kok jarang mengikuti rapat," ujar Hendrawan.
Karena jarang mengikuti rapat, Indra sempat mendapat soÂrotan khusus di internal partainÂya karenakontribusi pemikiran dan kehadirannya sangat minim dibanding rekan separtainya. "Apa alasan Pak Indra sering bolos rapat. Ini yang ingin kami tahu," kata Hendrawan.
Mengenai kasus yang memÂbelit kadernya, anggota Komisi XIDPR ini mengaku sedang mendalami kasus penipuan tersebut. Tapi, kata dia, kasus yang menjerat kadernya itu merupakan kasus perdata, buÂkan pidana, sehingga bila kedua belah pihak sepakat untuk berÂdamai, maka akan berhenti dengan sendirinya.
"Kami sudah mengirim Ketua DPP bidang Hukum, Pak Trimedya Panjaitan dan Ketua DPP bidang Kehormatan, Pak Komarudin Watubun untuk bertemu Indra di Polda Metro dan membicarakan kasus yang membelitnya," ujar Wakil Ketua Fraksi PDIP ini.
Kendati demikian, kata Hendrawan, bila Indra terbukti melakukan kesalahan, partaisudah mempertimbangkan pemÂberian sanksi kepada yang bersangkutan dengan tegas dan terukur. "Tapi untuk kepastian sanksi, tunggu beberapa hari lagi karenamasih dirapatkan di internal partai," kata dia.
Hendrawan berharap, kasusini bisa menjadi pelajaran bagi pihak lain. Sebab, yang menÂjanjikan keuntungan besar berÂlipat-lipat, bukanlah investasi sesungguhnya, tapi cenderung ke arah penipuan.
Jika ada kabar mengenai aliran dana miliaran rupiah dari Indra masuk ke partai, Hendrawan membantah. "Itu ngaco. Yang dirugikan justru beberapa orang partai atau reÂkan separtai," tandasnya.
Berdasarkan profil dari situs resmi DPR, Indra pernah menÂjabat sebagai direktur PT Bara Adi Pratama yang membidangi batu bara. Selain itu, pria kelaÂhiran Jakarta ini juga pernah bekerja di PT Kencana Katara Kewala yang membidangi perÂalatan proses minyak sawit, dan PT Macika Mada Madana yang membidangi bijih nikel.
Pria berumur 45 tahun ini, memulai karier menjadi wakil rakyat saat terpilih menjadi anggota DPR dari PDIP periode 2014-2019, dari dapil Jawa Barat V yang meliputi Kabupaten Bogor. Suaranya cukup besar karena memperoleh lebih dari 35 ribu suara, sehingga lolos satu dari 10 calon anggota legislatif yang mewakili dapil tersebut.
Indra termasuk politisi yang tidak suka pamer kekayaan. Bahkan, sehari-hari dari keÂdiamannya di Bogor menuju tempat kerjanya di Senayan, Jakarta dia lebih sering mengÂgunakan transportasi commuterÂline dibanding membawa mobil pribadi. "Tidak stres karenamacet dan lebih sehat," ujar Indra beberapa waktu lalu.
Apalagi, kata Indra, saat ini kondisi commuterline nyaman dan tepat waktu. "Hanya keÂpadatan penumpangnya yang masih belum teratasi karena seÂmakin banyak penggemarnya," kritiknya.
Alumni Universitas Trisakti ini memilih menanggalkan PIN tanda sebagai anggota DPR agar tidak mendapat perhatian penumpang kereta. "Tapi saat tiba di stasiun Palmerah, PIN saya pakai karena jarak stasiun ke Gedung DPR hanya beberapa langkah," tuturnya.
Selain suka menumpang transportasi umum, pria kelahiÂran 7 Mei 1971 ini doyan mengkonsumsimakanan khas Bogor, yakni asinan buah dan asinan sayuran. Alasannya, karena makanan ini segar dan harganya benar-benar merakyat.
"Setiap hari makanan itu ada di lemari es, makin segar kalau dimakan dingin," kata dia.
Selain penggemar asinan Bogor, Indra juga menyebut hobinya yang lain, yakni beroÂlahraga renang dan membaca buku. "Berenang badan jadi seÂgar, setelah itu lanjut baca buku untuk menambah pengetahuan," pungkasnya. ***