Oso: Daripada Sok Berpolitik, Mendingan "Jualan" Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 06 September 2016, 12:12 WIB
Oso: Daripada Sok Berpolitik, Mendingan "Jualan" Indonesia
oso/rmol
rmol news logo Salah satu agenda kunjungan MPR RI ke Warsawa, Polandia adalah menyebarluaskan Sosialisasi Empat Pilar MPR yang terdiri atas Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 45 dan NKRI.

Agenda sosialisasi direncanakan berlangsung di Hotel Hilton, Warsawa, Selasa siang (6/9) waktu setempat atau Selasa sore waktu Tanah Air, bagi seluruh staf Kedutaan Besar RI di Warsawa dan diharapkan juga diikuti semua warga negara Indonesia yang tinggal di sana.

Personel MPR yang datang dari Jakarta dipimpin Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta atau biasa disapa dengan Oso.

Mereka yang mengikuti antara lain, pimpinan Badan Sosialisasi dari Fraksi PPP, Zainut Tauhid; Wakil Ketua Kelompok DPD, Gede Pasek; anggota Badan Sosialisasi dari DPD, Emma Yohana; anggota Komisi I DPR, Bachtiar Aly dan Fayakun. Turut juga Sekjen MPR RI, Maruf Cahyono.

"Kita datang ke sini bukan untuk hura-hura, tetapi untuk memantapkan pemahaman Empat Pilar bukan hanya kepada staf dan WNI, melainkan bahkan untuk Dubes sendiri. Dan ini bukan pertama kali dilakukan sosialisasi di luar negeri," kata Oso kepada wartawan pada Senin malam waktu Polandia.

Menurutnya, selain itu adalah sangat penting untuk mempromosikan Indonesia kepada dunia dan menyadarkan masyarakat WNI di luar negeri atau diaspora Indonesia bahwa tidak ada gesekan politik yang berlebihan di dalam negeri.

"Hal ini akan dapat meningkatkan nasionalisme warga diaspora sehingga mereka akan terlibat langsung mempromosikan negara asalnya di lingkungan mereka tinggal," ujar Oso.

Dia meneruskan, "menjual" Indonesia ke masyarajat internasional dalam bentuk event apapun adalah tindakan yang paling diperlukan sekarang. Tugas penting semua elemen pemerintah dan parlemen adalah menarik investor asing agar mau menanamkan modal sehingga setidaknya terbangun industri yang kuat, melibatkan banyak orang dan harus mengandung transfer of technology di Tanah Air.

Oso melanjutkan, pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi salah satu isu yang akan dibawa MPR ke luar negeri. Isu ini sekuat tenaga diupayakan bisa langsung sampai kepada pemerintahan serta parlemen dari negara yang dikunjungi.

"Pembangunan infrastruktur akan sangat menyentuh ekonomi riil masyarakat daerah. Partai-partai politik ini kan juga tumbuh dari daerah, makanya proyek infrastruktur ini harus didukung," ujar Oso.

"Di luar negeri jangan sok pintar politik dan bahas-bahas politik. Dubesnya juga begitu, jangan sok berpolitik. Kita lebih baik 'jualan' apa yang baik dari negara kita," lanjut pria berlatar pengusaha nasional ini.

Diberitakan sebelumnya, selama satu pekan ini hingga Sabtu mendatang (10/9), rombongan pimpinan dan anggota MPR RI melakukan kunjungan ke dua negara sahabat, yaitu Republik Polandia dan Republik Azerbaijan.

Dalam jadwal kegiatan yang diterima redaksi dari Sekretariat Jenderal MPR RI, ada beberapa kegiatan resmi yang akan digelar MPR di negara yang terletak di kawasan Eropa Tengah dan persimpangan Asia-Eropa itu. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA