Kemarin siang, Stasiun Senen kian padat. Para penumpang yang berangkat menggunakan kereta malam, berdatangan dari arah utara dan selatan stasiun. Sambil membawa tas dan kardus berisi oleh-oleh untuk sanak famili di kampung, pemudik berjalan menuju ke arah terminal keberangkatan.
Namun, sebagian besar dari mereka tidak langsung menunggu di sekitar terminal keberangkatan dan
cummuterline. Kebanyakan dari mereka menuju ke arah loket penjualan tiket, yang ada di sisi utara stasiun.
Tepat di sebelah tempat penjualan tiket KA jarak jauh itu, terÂdapat mesin cetak tiket mandiri (CTM). Penumpang yang memÂbeli tiket KA secara
online dan via minimarket, bisa mencetak tiketnya di sana.
Selesai mencetak tiket, keÂbanyakan penumpang menuju ke Ruang Tunggu Selatan yang terletak tepat di sebelah terminal keberangkatan dan cummuterÂline. Mereka kemudian mencari tempat yang masih kosong di lorong depan ruang tunggu. Para penumpang itu kemudian mengatur barang bawaannya, dan duduk di lantai, berdesakan dengan penumpang yang lebih dulu tiba.
Jumlah penumpang menumÂpuk di Stasiun Pasar Senen kareÂna sebagian dari mereka memilih menunggu sejak pagi atau siang hari, meski jadwal keberangkaÂtan keretanya malam.
"Macet, takutnya nanti ketinggalan kereta," kata Ayip, penumpang KA Serayu Malam tujuan Purwokerto.
Ruang Tunggu Selatan yang terletak tepat di sebelah mereka sudah penuh. Puluhan bangku di ruangan berukuran 5x5 meter persegi itu sudah ditempati seÂluruhnya. Banyak penumpang yang terpaksa duduk di lantai. Bahkan kaum wanitanya ada yang menggunakan Ruang Ibu Menyusui, sebagai ruang tunggu. Ruangan tersebut berada di sudut kanan Ruang Tunggu Selatan.
Sebetulnya di sisi utara staÂsiun juga terdapat ruang tunggu. Bangunan Ruang Tunggu Utara tersebut menyambung dengan tempat penjualan tiket. Hanya beberapa calon penumpang yang menunggu di tempat tersebut. Mereka merupakan warga yang akan membeli tiket.
Kebanyakan dari mereka juga dalam posisi berdiri, menganÂtre untuk membeli tiket. Akibatnya, belasan kursi yang ada di sana dalam keadaan kosong. Tapi meski tempat tersebut berpendingin ruangan (AC) seperti Ruang Tunggu Selatan, pemudik enggan menunggu di sana. "Kejauhan dari pintu keberangkatan. Capek bawa barangnya," ujar Ayip.
Dia menyatakan, meski puncakarus mudik belum tiba, dirinya sudah mulai berangkat lantaran tiket mendekati hari H, hingga H+3 sudah ludes. Padahal, Ayip dan keluarga berharap berangkat tiga hari sebelum Lebaran. Dia membeli tiket KA untuk mudik sebulan yang lalu.
"Cuma bisa pilih hari ini atau h+4. Ya sudah, mau tak mau kami pilih jalan h-8 biar bisa merasaÂkan Lebaran di sana," ucapnya.
Ucapan itu dibenarkan oleh Kepala Stasiun Pasar Senen, Dedi Kristanto. Dedi mengaÂtakan, pihaknya sudah memasÂtikan, seluruh KA yang akan berangkat penuh hingga h+2 dan h+3. Total ada lebih dari 22 ribu penumpang yang akan diberangkatkan setiap harinya sampai 6 Juli 2016.
"Untuk hari ini, sampai pukul 11.30, total yang berangkat sejumlah 9.762 pemudik. Itu berasal dari 9 perjalanan kereta reguler, dan 4 perjalanan kereta tambahan," kata dia kepada
Rakyat Merdeka di kantornya, kemarin.
Berdasarkan data keberangÂkatan penumpang yang diterima
Rakyat Merdeka, Selasa, 28 Juni 2016, perjalanan kereta pertama adalah KA Kutoarjo Lebaran, pada pukul 00.30 WIB. Pada keberangkatan pertama tersebut mengangkut 910 pemudik.
Sampai pukul 11.20 WIB, suÂdah ada 13 kereta api yang diberangkatkan. Mayoritas tujuan kereta dari Stasiun Pasar Senen adalah daerah-daerah di Jawa Tengah, seperti Tegal, Kutoarjo, Purwokerto dan Semarang.
"Total setiap hari kami memÂberangkatkan 30 kereta. Artinya ada 17 KA lain yang berangkat setelah pukul 11.20 WIB itu. Jumlah tersebut terdiri dari 25 rangkaian kereta reguler dan lima rangkaian kereta tambahan Lebaran," terangnya.
Menurut Dedi, jika dibandÂingkan dengan h-8 tahun lalu, jumlah penumpang saat ini mengalami kenaikan. Tetapi tidak drastis. Jumlah kenaikanÂnya diperkirakan hanya sekitar seribu penumpang. Kenaikan ini terjadi karena sekarang ada dua kereta panjang yang memiliki 12 gerbong.
"Tahun kemarin adanya kan cuma delapan gerbong. Jadi kira-kira seribu naiknya," tuturnya.
Menurut Dedi, pihaknya meÂnambah fasilitas di stasiun untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang akan melakÂsanakan tradisi mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 6-7 Juli 2016. Penambahan fasilitas yang disediakan antara lain mencakup mesin posko kesehatan dan keamanan yang berada di peron, serta boardinggate yang berada di depan.Peningkatan fasilitas tersebut telah dilakukan sejak seminggu yang lalu.
"Ada juga yang sudah disiapkan sejak sebulan yang lalu, sepÂerti mesin CTM. Kami tambahÂkan mesinnya biar penumpangtidak harus antre nyetak tiketÂnya," ucap dia.
Dari pantauan
Rakyat Merdeka, di gerai CTM yang berada di sisi utara stasiun, tersedia 12 buah mesin CTM. Penumpang yang membeli tiket KA secara online dan via minimarket, bisa mencetak tiketnya di sini.
Caranya, penumpang cukup memasukan kode boking yang mereka dapat ke mesin tersebut, untuk kemudian mem-print tiketÂnya. Nantinya tiket hasil cetakan dan kartu identitas, seperti KTP, SIM, atau pasport dibutuhkan untuk melalui boarding gate.
"Sekarang penumpang yang akan berangkat saja yang bisa segera masuk ke peron. Sisanya bisa ke ruang tunggu yang terseÂdia," jelasnya.
Selain mesin CTM, lanjut dia, pihaknya juga menyediakan loket
check in bagasi di tempat keÂberangkatan. Untuk pengukuran barang bawaan penumpang ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah membekali para petugas boarding dengan timbangan di setiap boarding-gate di stasiun.
Loket tersebut disediakan karena PT KAI membatasi maksimal barang yang dibawa penumpang seberat 20 kilogram (kg), atau volume maksimal 100 dm³ (70x48x30 cm) per penumpang. Kebijakan ini telah ditetapkan sejak Desember 2015.
Setelah ditimbang, maka penumpang tersebut akan mendaÂpatkan tag yang berisi informasi mengenai barang bawaannya itu dengan tujuan agar tidak tertukar dengan barang bawaan penumpÂang lainnya. "Dengan diberlakuÂkannya peraturan pembatasan barang bawaan ini, kami berÂharap penumpang akan merasa lebih aman dan nyaman selama perjalanan," paparnya.
Dia menjelaskan, apabila penÂumpang membawa barang meÂlebihi ketentuan tersebut, akan dikenakan Rp 10.000 per kilogramuntuk penumpang kereta eksekutif. Sedangkan kelas bisnis dikenai tarif Rp 6.000 per kilogram, dan kelas ekonomi Rp 2.000 per kilogram.
Barang bawaan penumpang tersebut harus diletakkan pada rak bagasi di atas tempat duduk penumpang, atau diletakkan di tempat lain. "Barang harus dileÂtakkan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu atau membaÂhayakan penumpang lain, dan tidak menimbulkan kerusakan pada kereta," jelasnya. ***