Kemarin sore, tumpukan kulit kabel itu membentuk gunungan setinggi tiga meter. Tumpukan itu langsung tampak, begitu kendaraan memasuki Jalan Danau Damplas, Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat. Warnanya tidak lagi hitam seperti saat diangkat dari saluran air, melainkan sudah coklat seluÂruhnya karena lumpur yang menutupi telah mengering.
Gunungan kulit kabel tersebut berada di halaman gudang Suku Dinas (Sudin) Tata Air Jakarta Pusat. Tepatnya berada di depan kantor pengelola dan tempat tinggal personel Sudin Tata Air Jakarta Pusat. Tumpukan kulit kabel tersebut berada di atas lahan seluas enam meter persegi. Tadinya lahan itu digunakan untuk menaruh material yang dibutuhkan oleh Sudin Tata Air Jakarta Pusat untuk menunaikan tugasnya.
"Biasanya untuk menaruh batu, pasir, semen, serta material lain yang kami butuhkan. Tapi dari tanggal 24 Februari sampai sekarang, jadi tempat kulit kabel. Soalnya jumlahnya semakin banÂyak," ujar penjaga gudang Suku Dinas Tata Air Jakpus, Simdon di Benhil, Jakarta Pusat.
Dua buah truk sampah merah tua milik Sudin Tata Air Jakarta Pusat, berada di sebelah kiri tumÂpukan kulit kabel itu. Sementara di sebelah kanannya, tersedia sebuah eskavator yang digunaÂkan untuk meratakan tumpukan tersebut. Garis polisi (police line) sudah tidak terpasang pada tumpukan kulit kabel yang seÂdang diselidiki asal-usulnya oleh Polda Metro Jaya itu. Seutas poÂlice line hanya terlihat di tengah tumpukan kulit kabel.
"Garis polisinya putus sejak Minggu kemarin, karena terÂtimbun tumpukan kulit kabel. Enggak heran sih, kulit kabelnya bisa banyak begitu dan seperÂtinya masih terus bertambah," ucapnya.
Pria yang menggunakan jersey Arsenal FC ini mengatakan, sampai Senin sore, kulit kabel yang diangkut ke tempatnya bekerja sudah ada 25 truk. Tiap truk mampu mengangkut kulit kabel hingga lima meter kubik. Artinya, saat ini ada sekitar 105 meter kubik kulit kabel di tempat tersebut.
"Setiap hari ada satu atau dua truk kami yang mengangkut kulit kabel itu dari kawasan Medan Merdeka. Berarti sejak tanggal 24 ada lima hingga 10 meter kubik kulit kabel yang diangkut ke sini," kata dia.
Dia pun mengaku heran, bisa ditemukan segitu banyak kulit kabel dari saluran air yang beÂrada di kawasan ring 1. Sebab, biasanya benda-benda yang ditemukan dalam saluran air hanya sampah biasa, seperti botol dan gelas plastik. Biasanya semua sampah itu langsung diangkut ke tempat pembuanÂgan terdekat, bukan dibawa ke Gudang Sudin Tata Air Jakpus.
"Setahu saya, baru kali ini yang dibawa ke sini. Mungkin karena banyak dan menimbulkan dugaan sabotase ya? Soal yang 2014 saya tidak tahu. Hanya setahu saya, tak sampai disimpan di sini," tuturnya.
Menurut Simdon, meski semua kulit kabel itu dapat dikategoriÂkan sebagai barang bukti, tidak ada perintah untuk mengawasi tumpukan kulit kabel itu secara khusus. Hanya saja, pihaknya diÂminta untuk membiarkan semua kulit kabel berada di tempatnya, sampai ada perintah lain dari atasannya.
"Polisi sudah ambil sample dari sini Minggu kemarin, dan kami tidak diberikan instruksi untuk mengawasi secara khusus, baik oleh polisi maupun oleh Kepala Sudin. Yang penting semua kulit kabelnya jangan dikemana-manain aja. Toh kalau malam, pagar depan ini dipalang pakai truk, jadi pasti aman," tandasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Muhammad Iqbal mengatakan, masih melakukan penyelidikan terkait penemuan limbah kulit kabel di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Pasalnya, akibat limbah kabel yang menutupi saluran air di ring I, membuat wilayah itu terÂgenang. Polda Metro Jaya, kata dia, telah melakukan koordiÂnasi dengan Dinas Tata Air DKI Jakarta, Sudin Tata Air Jakarta Pusat, PT Telkom, dan PLN.
"Kami sudah turun kemarin sore untuk kedua kalinya melakuÂkan penyidikan atau maping, ada beberapa temuan tapi tidak akan kami sampaikan di sini," ujar Iqbal.
Menurut Iqbal, pihaknya suÂdah menginvestigasi temuan kulit kabel tersebut. Namun, dia enggan menyampaikan haÂsil investigasi itu. Tapi yang jelas, penyelidikan dilakukan untuk memetakan sejumlah hal berdasarkan apa yang ditemuÂkan dalam gorong-gorong itu. "Kita juga terus koordinasi untuk melakukan upaya maksimal peÂnyelidikan, serta membuat ini jadi terang benderang," jelas dia.
Iqbal mengatakan, penyelidiÂkan yang dilakukan pihaknya belum tuntas. Namun, dari hasil temuan ini dapat dikatakan, ada tindak pidana di dalam kasus kulit kabel tersebut. "Apa dan siapa, terus ini apa motifnya," ucap Iqbal.
Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuding, ada sabotase di Ring I Jakarta dengan ditemukannya tumpukan kabel di gorong-gorong Jalan Merdeka Selatan. Spesifikasi dari kabel tersebut, diduga berasal dari kabel lisÂtrik. ***