Apa contohnya kalau benar Madura ini dikatakan anak tiri?Contohnya, sejak kecil saya sampai sekarang jalan di Madura ini tidak ada perubahan yang sigÂnifikan. Semua jalan yang ada di Madura itu peninggalan zaman Belanda semua. Jangan bicara ke infrastruktur lain, jalan aja nggak pernah diperhatikan sama provinsi maupun pusat.
Lainnya?Yang kedua dari sisi ekonomi, orang Madura ini tetap aja jadi perantau, kapan jadi tuan di ruÂmah sendiri.Terlalu picik kalau bilang APBD Madura belum mumpuni untuk jadi provinsi.Provinsi itu hasilnya bukan dari APBD saja. Di dalam perut bumi Madura masih banyak tambang-tambang yang siap di-eksplore. Setidaknya ada 104 (blok) yang kita punya. Yang sudah di-eksplore cuma 14, sisa 90 yang belum dieksploitasi. Kalau kita bicara soal pajak motor dan kendaraan itu juga kan akan masuk ke kita semua. Bagitu juga bagi hasil tambang dan lain sebagainya masuk ke kita semua. Dan nanti, tentunya dari konsulat-konsulat jenderal luar negeri juga akan membuka kantor di Madura. Madura itu surga yang masih tersimpan, belum terjamah.
Bagaimana dengan kemamÂpuan SDM-nya?Banyak kalangan masih meragukan orang Madura mampu mengelola provinsi.Itu terlalu picik kalau mengatakan orang Madura tidak mampu. Orang Madura ini banyak yang jadi jenderal, menteri, tokoh-tokoh penting, ekonom, lengkap seÂmuanya. Mereka siap turun membantu provinsi Madura.
Tapi angka buta aksaranya masih tinggi?Memang buta aksaranya tingÂgi. Tapi orang-orang yang sudah pinter juga banyak. Masak yang buta aksara yang jadi pejabat, ya nggak lah. Itu terjadi karena tidak disentuh oleh mereka-mereka yang lupa bahwa Madura ini adalah madunya negara. Ini kalau dieksploitasi lebih kaya dari Brunai, lebih kaya dari Malaysia. Dan juga harus dipertimbangkan, bahwa orang Madura ini orang yang kuat, teguh, trengginas, dan tangguhdalam hal berusaha. Cuma pemerÂintah tidak memberikan peluangkepada orang Madura.
Sudah lobi Presiden?Kita sudah berbicara kepada Presiden, dan Presiden saya kira ndak ada masalah. Itu bentuk suatu demokrasi. Bapak Presiden sudah menyetujui walaupun seÂcara lisan.
Kalau di tingkat Pemerintah Provinsi?Gubernur Soekarwo sudah meng-oke kan, silakan penuhi mekanismenya. Itu memang kewajiban Soekarwo. Beliau jadi Gubernur itu utang jiwa kepada Madura. Beliau menang dua kali ini gara-gara Madura. DPR juga sudah banyak menyetujui, tinggal kita melobi-lobi selanjutnya.
Dalam grand-design pemekaran Provinsi baru di Kemendagri bagaimana?Kita terlepas dimasukkan atau tidak, tapi kami akan segera melakukan hal yang terbaik, kaÂlau perlu kita akan duduki DPR dan Kantor Mendagri.
Akan unjuk rasa?Kita ini orang Madura orang keras, tapi tidak suka pada kekerasan. Suka hura-hura, tapi tidak suka huru-hara. Tahun 1948 Madura ini pernah menjadi negara tersendiri, cuma karena kita cinta pada NKRI, kita kembali ke pangkuan RI. Ketika dibahas kita akan datang, tapi tidak akan pernah bikin huru-hara. Tapi kalau tak bisa membelai orang Madura, maka jiwa kerasnya, jiwa trengginasnya akan muncul. Jangan salahkan orang Madura ketika harus berbicara kasar. Tapi akan kita usahakan bahwa kita adalah pecinta damai.
Sudah sejak kapan sebeÂnarnya upaya pemekaran provinsi ini dilakukan?Kita tahun 1999 sudah kita munculkan wacana ini. Tahun 2001 ketika Gus Dur kita juga munculkan kembali.
Kendalanya di mana?Pertama bahasa-bahasa; Madura belum siap SDA dan SDM-nya. Bahasa klasik dan usang yang dipakai mereka. Sehingga orang Madura yang tidak terÂlalu memikirkan politik akhirnya terima saja. "Oh ya belum siap". Kalau kita mengikuti mereka-mereka yang tidak siap, kapan siapnya. Seperti orang mau nikah aja, kalau ditanya harus punya mobil, punya rumah dulu, kapan nikahnya. Sekarang itu yang penting terbentuk dulu rezeki nanti akan datang sendiri. Begitu juga dengan orang kawin, rejekinya akan datang sendiri, dari nggak punya rumah, akan punya rumah karena berpikir keras. ***
BERITA TERKAIT: