WAWANCARA

Andi Eka Sakya: Hujan Sesaat, Awal 2016 Sumatera Bagian Utara Memasuki Musim Kemarau Lagi

Kamis, 12 November 2015, 09:25 WIB
Andi Eka Sakya: Hujan Sesaat, Awal 2016 Sumatera Bagian Utara Memasuki Musim Kemarau Lagi
Andi Eka Sakya/net
rmol news logo Sebagian wilayah Indonesia sudah mulai diguyur hujan. Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan menurun. Namun khusus wilayah Riau musim hujannya hanya sesaat. Diungkapkan Andi Eka Sakya, Kepala Badan Me­teorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awal 2016 mendatang, Riau akan kembali diterjang kemarau pan­jang, bencana kabut asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan akan kembali mengancam. Berikut ramalan BMKG:

Apakah fenomena kekerin­gan di wilayah Indonesia su­dah benar-benar berakhir?
Fenomena kekeringan masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia hingga akhir 2015. Namun saat ini sejumlah daerah di bagian Sumatera dan Papua telah memasuki musim hujan. Beberapa di antaranya Aceh bagian utara dan tengah, sebagian besar Sumatera Utara, Riau bagian Barat, dan Jayapura.

Musim kemarau tahun ini dirasakan sangat panjang di berbagai wilayah, apa pe­nyebabnya?
El nino membuat musim hujan datang telat dan musim kemarau lebih panjang. El nino masih berlangsung sampai April 2016. Secara umum lebih kering dari tahun 2014, hingga saat ini el ni­no masih berada pada kisaran in­tensitas kuat dengan nilai indeks 2,31 naik menjadi 2,42. Di sisi lain, pergerakan suhu muka laut yang hangat ke wilayah Pasifik Barat menandakan awal proses peralihan dari el nino ke kondisi netral. Demikian pula dengan suhu muka laut yang hangat di atas perairan Indonesia telah me­masuki bagian utara Indonesia, yaitu di Selat Karimata, Selat Makassar, dan perairan Maluku bagian utara. Hal ini meningkat­kan pasokan uap air di wilayah Indonesia. Secara keseluruhan, Indonesia memasuki musim hujan pada bulan depan. Namun pada Januari-Februari 2016, di Sumatera bagian utara justru memasuki musim kemarau lagi, termasuk di Riau.

Berarti bencana asap di Riau kemungkinan akan kembali terjadi di awal tahun depan?
Kami memberikan catatan khusus untuk wilayah Riau, potensi terbakarnya lahan di Riau bisa menjadi lebih tinggi karena di sana mayoritas lahan gambut. Dengan peringatan dini, saya berharap langkah awal kewaspadaan bisa ditingkatkan. Sebetulnya di wilayah timur (ancaman kebakaran hutan juga tinggi) tapi karena bukan lahan gambut kami tidak memberikan catatan.

Bagi wilayah yang saat ini sudah diguyur hujan intesitas tinggi, apa peringatan yang dikeluarkan BMKG?

Ke pemerintah daerah saya mengimbau untuk mulai men­gantisipasinya misalnya den­gan membersihkan got, sungai terus kemudian juga membuat embung sumur resapan, un­tuk menghindari pohon tum­bang, perlu ada pemangkasan. Pangkas daun ranting pohon yang rapuh. Dan juga tentu papan reklame juga harus di­pantau. Kita juga harus mewas­padai tanah lereng yang mudah longsor, ketika musim kemarau tanah menjadi keras, dan ketika terkena air hujan jadi mudah sekali longsor.

Peringatan buat masyarakat?

Masyarakat perlu mening­katkan kewaspadaan di lokasi-lokasi rawan longsor dan banjir. Di masa pancaroba ini cend­erung akan diwarnai embusan angin kencang, hujan lebat sporadis dengan durasi pendek, masyarakat diminta menghin­dari struktur benda-benda yang mudah tumbang. Dengan kara­kteristik cuaca belakangan ini, sebaiknya jika hujan hindari papan reklame besar, karena bisa saja tumbang. Perubahan suhu dan cuaca yang mendadak juga dapat mempengaruhi kesehatan. Jadi tentu saja masyarakat diim­bau untuk minum vitamin yang banyak, agar tidak mudah kena flu dan lainnya.

Secara umum puncaknya musim hujan terjadinya ka­pan?
Pada akhir bulan November, hujan secara berangsur akan meningkat intensitasnya dan menemui puncaknya di se­bagian besar daerah termasuk Jakarta pada Januari-Februari 2016. Untuk itu Pemprov dan warga Jakarta diminta memper­siapkan diri menghadapi anca­man banjir. Untuk itu, harus ada penataan aliran air sungai, sumur biopori (resapan) diperbanyak agar tidak ada problem yang lebih besar akibat curah hujan tinggi. Dengan naiknya curah hujan maka ancaman banjir semakin tinggi. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA