Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Siap Pindah, Citilink Putus Jaringan Internet

Kemenhub Minta Pengelola Bandara Tutup Loket Tiket

Rabu, 04 Februari 2015, 10:03 WIB
Siap Pindah, Citilink Putus Jaringan Internet
citilink
rmol news logo Seorang pria celingukan di depan loket tiket Citilink di Terminal 1C Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, kemarin sore. Membuka pintu kaca, pria berpenampilan necis itu menghampiri satpam pria penjaga area loket.
"Bisa beli tiket ke Medan Pak?" tanya pria itu kepada satpam bernama Budi.

"Bisa, tapi untuk hari ini Medan sudah terbang," jawab Budi.

Pria calon pembeli tiket itu bercerita memang tidak ingin terbang hari itu. Tiketnya untuk dua hari ke depan. Ia menutur­kan, baru datang dari Medan untuk urusan bisnis di Jakarta. Ia akan kembali ke Medan lusa.

Budi mempersilakan pria berkulit bersih itu menuju lima meja loket yang tersedia. Setiap meja terisi dijaga seorang petu­gas. Tidak sampai 20 menit, tiket sudah di tangan, pria berkemeja panjang itu bergegas pergi men­inggalkan loket sambil menarik travel bag.

Meskipun baru 1,5 tahun berkecimpung dalam bisnis penerbangan, tiket Citilinkâ€"maskapani anak perusahaan Garuda Indonesiaâ€"cukup diminati calon penumpang. Pasalnya harganya miring. Loket Citilink di Bandara Soekarno Hatta pun ramai dida­tangi calon penumpang.

Dalam satu hari, lebih dari 90 tiket terjual. Loket Citilink buka. Ada 26 petugasâ€"terbagi dalam tiga shiftâ€"yang akan melayani pembelian tiket. "Setiap pergan­tian shift ada rekapan, total sehari bisa Rp 80 juta," ujar Budi.

Budi sudah menjaga loket Citilink selama 1,5 tahun. Masa kerjanya sama dengan umur maskapai penerbangan ini set­elah mandiri dari Garuda. Masa tugas akan berakhir jika loket Citilink di Terminal 1C ditutup.

Rencananya, mulai 15 Februari 2015 PT Angkasa Pura IIakan menutup semua loket yang menjual tiket di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Manajer Humas dan Protokoler Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Yudis Tiawan mengatakan, penutupan loket ini menindaklanjuti surat edaran Kementerian Perhubungan.

Pada 31 Desember lalu, Kementerian Perhubungan men­geluar surat edaran bernomor HK .209/I/16PHB.2014 untuk seluruh pengelola bandara di Indonesia. Pesan utamanya agar meningkatkan pelayanan publik.

Lalu dijabarkan dengan poin-poin pembenahan untuk meningkatkan pelayanan. "Ada lima poin di dalamnya, pertama soal meniadakan ruang penjualan tiket yang ada di gedung terminal penumpang. Kedua, melarang penggunaan taksi yang tidak terdaftar untuk beroperasi di Bandara," papar Yudis.

berlakukan larangan merokok di area sisi udara (airside) dan di ruangan yang memiliki akses ke sisi udara. Keempat, menye­diakan customer service lounge bagi airlines untuk melayani kebutuhan penumpang termasuk fare adjustment. Fare adjustment adalah biaya yang harus dikelu­arkan penumpang jika salah beli tiket. "Sedangkan yang kelima kami diminta untuk mensosial­isasikannya," ujar Yudis.

Saat ini di Bandara Internasional Soekarno-Hatta terdapat enam loket penjualan tiket, yakni di Terminal 1A, B, dan C.

Maskapai yang membuka loket penjualan tiket di Terminal 1 ada­lah Lion Air, Batik Air, Sriwajaya Air, dan Citilink. Sedangkan di Terminal 2, terdapat loket tiket Garuda Indonesia. Lalu di Terminal 3 maskapai Air Asia.

"Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jasa bandara ketika sampai di terminal sudah memiliki tiket," kata Yudis.

Para petugas loket Citilink di Terminal 1C, kata Budi, sudah diberi tahu mengenai terbit­nya surat edaran Kementerian Perhubunganâ€"yang salah satu poinnyaâ€"mengenai penutupan loket. "Pimpinan sudah menyam­paikan akan pindah lokasi sebe­lum 15 Februari," kata Budi.

"Belum dikasih tahu pindah ke mana. Pastinya di luar area terminal," ujar Budi.

Dua pekan jelang penutupan, berbagai fasilitas di loket pen­jualan tiket Citilink dipreteli. Misalnya pemutusan jaringan internet di komputer di sejumlah meja di loket ini. Salah satunya meja yang ditempati Budi.

Vice President Corporate Communication PT Citilink Indonesia Beni Bitarbitar mengamini pihaknya segera menu­tup loket tiket di bandara dan memindahkannya di luar area terminal. "Kami carikan di tem­pat yang tetap dekat dengan bandar udara. Entah itu di hotel atau menyewa lahan sendiri," ujar Beni dikutip dari Media Nasional.

Sabtu pekan lalu, Menteri Perhubungan Jonan telah menyebarkan surat edaran tentang Peningkatan Pelayanan Publik di Bandar Udara Seluruh Indonesia. Salah satu instruksinya, Jonan meminta pengelola bandar udara, baik Angkasa Pura maupun Unit Pelaksana Teknis Daerah Bandar Udara, meniadakan loket pen­jualan tiket di bandara.

Menurut Beni, saat ini sejum­lah loket penjualan tiket mer­eka sudah dipindah dari bandar udara. Salah satunya Medan. Loket penjualan tiket Citilink kini berada di hotel dekat Bandar Udara Kualanamu. Adapun di bandara lainnya, pihaknya sudah mendapat tempat baru untuk penjualan tiket tapi masih persiapan pindahan.

Pada pekan kedua bulan ini, Beni menambahkan, Citilink menargetkan semua loket pen­jualan tiket di bandar udara sudah kosong.

"Kami targetkan bisa seim­bangkan penjualan tiket via mobile dengan konvensional su­paya tak terlalu bergantung pada satu sektor jenis penjualan," kata Beni.

Saat ini, papar Beni, penjualan tiket Citilink via loket hanya 10 persen dari total penjualan. Sebanyak 60 persen penjualan tiket melalui agen perjalanan, 10 persen lewat pemesanan online, 10 persen lewat pembelian di minimarket, dan 10 persen lagi melalui call center perusa­haan.

Pengelola Bandara Juanda Belum Mau Tutup Loket Tiket

Jika PT Angkasa Pura IImu­lai memberlakukan penutupan loket penjualan tiket di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) di Cengkareng pada 15 Februari, tidak demikian dengan PT Angkasa Pura Iselaku pengelola Bandara Juanda Surabaya.

Sampai saat ini, Bandara Juanda belum merencanakan penutupan konter tiket. Sebab, belum ada perintah atau surat pemberitahuan dari pimpinan Angkasa Pura Iterkait hal itu.

"Kami belum mendapat per­intah atau pemberitahuan terkait hal itu. Jadi belum ada (pe­nutupan loket)," jawab Kasi Komunikasi dan Hukum PT Angkasa Pura Icabang Bandara Internasional Juanda, Andrias Yustinian, Selasa siang.

Menurutnya, manajemen di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Juanda berbeda. Jadi, ke­bijakan di Soekarno-Hatta, juga tidak pasti diterapkan di Juanda. "Ya, Bandara Soeta dikelola PT Angkasa Pura II, sedangkan Juanda dikelola Angkasa Pura I," katanya.

Di Bandara Soetta, penerapan penutupan loket tiket terse­but dilakukan berdasarkan su­rat edaran dari Kementrian Perhubungan yang keluar pada 31 Desember 2014.

Dalam surat edaran bernomor HK 209/I/16/PHB.2014 itu, salah satu poinnya meniadakan ruang penjualan tiket atau ticket sales counter di gedung terminal pen­umpang. Tujuan penutupan loket tiket sebagaimana dalam surat edaran menteri tersebut, di antaran­ya untuk menghindari praktik calo dalam penjualan tiket pesawat.

Bagaimana dengan Juanda? "Selama ini, untuk menga­tasi persoalan calo, kami ter­us mengintensifkan security. Mereka selalu melakukan pen­gawasan untuk menghindari dan mencegah praktik tersebut," jawab Andrias.

Banyak Sekuriti, Calo Berani Tawarkan Tiket

Penampilannya seperti calon penumpang biasa. Seperti ingin bepergian jauh, tubuhnya dibalut jaket jeans. Kepala ditutupi topi. Ia berbaur dengan orang-orang yang berkerumun dekat pintu keberang­katan Terminal 1 Amaupun 1 B, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang. Yang membedakan dengan calon penumpang, dia tak membawa tas pakaian maupun travel bag.

Pia berperawakan kurus ini selalu menawarkan tiket ketika berpapasan dengan orang yang sedang berjalan di terminal ini, termasuk kepada Rakyat Merdeka. "Tiket Mas. Mau ke mana?," katanya.

Tak jauh dari situ, terdapat area penjualan tiket maskapai Lion Air, Sriwijaya, hingga Citilink. Namun, pria itu terus beraksi menawarkan tiket di area terbuka yang dijaga se­jumlah petugas sekuriti itu.

Seorang pria potter bandara yang enggan disebutkan na­manya mengungkapkan calo tiket di Terminal 1 masih banyak. Biasanya, mereka mencari calon pembeli tiga jam sebelum penerbangan.

"Targetnya orang yang kelia­tan mondar-mandir di loket," ujar pria yang sudah mencari nafkah hampir 20 tahun di Terminal 1, Bandara Soekarno Hatta.

Sebagai potter senior, pria berkulit gelap itu tak aneh jika para calo masih berani berkeli­aran menawarkan tiket kepada calon penumpang. Dia me­nyebut calo itu bekerja sama dengan oknum di loket tiket

Menurutnya, semakin mendekati jadwal terbang, harga tiket semakin tinggi. "Misalnya tiketnya Rp 700 ribu bisa dijual Rp 1,5 juta sama calo," ujarnya.

Jika harga tiket sudah disepakati, calo meminta data diri penumpang untuk dipesankan tiket. Menurut potter itu, jika loket tidak ada di terminal, calo pasti ikut hilang juga.

"Ya begitu kalau mau meng­hapus calo. Mereka pasti ada kalau loket ada. Namanya juga cari nafkah," pungkasnya.

Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, terus berbenah. Pertengahan bulan ini PT Angkasa Pura II menutup semua loket pen­jualan tiket di kawasan termi­nal bandara untuk menertibkan calo tiket.

"Penghapusan loket penjualan tiket mulai efektif berlaku per 15 Februari mendatang," ujar Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta Bram Bharoto Tjiptadi dalam rilis.

Menurut Bram, rencana penghapusan loket penjualan tiket di bandara sudah diper­siapkan sejak lama. Namun, rencana itu baru bisa diekseku­si sekarang. "Tujuannya, men­ingkatkan layanan pengguna jasa bandara," tutur Bram.

Menurut Manager Humas dan Protokol Bandara Soekarno-Hatta Yudis Tiawan, rencana penghapusan loket penjualan tiket ini merupakan kesepaka­tan Angkasa Pura II, maskapai penerbangan, dan Otoritas Bandara Soekarno-Hatta. "Ini berarti tidak ada lagi konter tiket di Terminal 1, 2, dan 3 bandara," katanya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA