Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pintu Laboratorium KNKT Dipasang Segel Kuning

Black Box AirAsia Diboyong ke Jakarta Untuk Dibongkar

Selasa, 13 Januari 2015, 10:20 WIB
Pintu Laboratorium KNKT Dipasang Segel Kuning
black box AirAsia Qz8501
rmol news logo Hari sudah sore. Satu per satu pegawai yang berpakaian biru laut meninggalkan gedung Kementerian Perhubungan di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Perlahan gedung tua berlantai tiga yang terletak di seberang Stasiun Gambir itu sepi.

Hanya di lantai tiga gedung itu yang masih ramai. Bahkan semakin ramai menjelang senja. Di lantai inilah Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berkantor. Staf KNKT mondar-mandir membawa boks-boks plastik hingga sikat ke koridor di samping kanan tangga.

Mereka sedang menunggu kedatangan Flight Data Recorder (FDR) AirAsia Qz8501 yang berhasil diangkat dari dasar laut Jawa pagi kemarin. FDR ini sering disebut black box. Kotak hitam ini akan dicari jika pesawat mengalami kecelakaan. FDR ini merekam semua aktivitas pesawat.

Selain FDR, komponen black box lainnya adalah Cockpit Voice Recorder (CVR) yang menyimpan rekaman percakapan di ruang kemudi pesawat. Percakapan antara pilot, kopilot, teknisi, kepala pramugari/pramugara hingga dengan petugas air traffic control (ATC) direkam dan disimpan dalam kotak yang tahan api, air maupun benturan. Kemasan serupa juga yang melindungi FDR.

Pembukaan data FDR maupun CVR bisa memberikan informasi tentang penyebab kecelakaan yang dialami pesawat itu. KNKT telah memiliki peralatan untuk membuka data black box, baik FDR maupun CVR.

Laboratorium untuk membaca data black box terletak di seberang ruang informasi.

Sebuah pintu kayu berwarna coklat tua menutupi laboratorium ini. Di pintunya dipasang sebuah plastik memanjang berwarna kuning yang mirip police lice. Seharian kemarin pintu ruangan ini tertutup.

Di atas plastik segel dipasang tulisan "Dalam Proses Investigasi" dalam ejaan bahasa Indonesia maupun Inggris. Koridor berbentuk huruf "L" menjadi jalan masuk ke laboratorium tersebut.

KNKT memiliki perangkat membaca black box sejak 2008 atau pasca musibah jatuhnya pesawat Adam Air di Laut Sulawesi. Perangkat untuk membaca FDR didatangkan dari Kanada, sedangkan CVR dibeli dari Australia.

Ketua Tim Investigasi AirAsia, Mardjono Siswo Suwarno mengatakan, analisis black box akan dilakukan mulai Selasa, 13 Januari 2015. FDR akan dikeluarkan dari kotak pelindungnya lalu dibersihkan. Setelah itu, data FDR diunduh dengan perangkat di laboratorium. Proses unduh data itu diperkirakan makan waktu 1-2 hari. Pasalnya data yang akan diambil cukup banyak.

Data yang disimpan di FDR meliputi ketinggian dan kecepatan terbang pesawat, putaran mesin, radar hingga penggunaan autopilot. "Penerbangannya terjadi selama 45 menit, jaraknya 1.200 kilometer. Bisa dibayangkan berapa banyak data yang harus diambil," ucap Mardjono.

Ruang untuk  men-download data tersebut terletak di pintu pertama, sebelah kiri koridor. Ruangan tersebut di bagi menjadi dua. Di ruangan pertama terdapat enam meja kerja yang dilengkapi komputer. Meja itu disusun menjadi 3 baris pada sisi kiri dan kanan ruangan. Beberapa contoh FDR dan CVR dipajang di atas keenam meja kerja tersebut.

Pemandangan hampir serupa terlihat di ruangan kedua yang dikelilingi tembok kaca. Tapi hanya ada 3 buah meja kerja di dalam ruangan tersebut. Dalam ruangan itu meja kerjanya disusun membentuk huruf "L".

Mardjono menjelaskan setelah di-download, data-data FDR belum bisa dibaca. Sebab masih berbentuk angka-angka biner. Data-data ini akan disusun menjadi grafik. Proses ini memakan waktu 1-2 bulan. "Itu pun masih cukup rumit untuk di baca. Pokoknya total KNKT membutuhkan waktu sekitar setahun untuk menyelesaikan analisa ini," jelas dia.

Ketua KNKT Tatang Kurniadi memastikan kondisi FDR  AirAsia QZ8501 dalam kondisi baik. "Meskipun sudah terendam air laut lama, tapi memori yang tersimpan di dalam FDR itu tidak akan rusak dan dijamin aman. Sebab pelindung memori FDR terbuat dari bahan metal yang sanggup menahan panas hingga 1.000 derajat," jelas Tatang di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, kemarin.

FDR yang berhasil diangkat dari laut langsung dibawa rombongan menuju Pangkalan Bun sekitar pukul 16.00 WIB dan selanjutnya akan dibawa ke Jakarta oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Di laboratorium KNKT, FDR itu akan dibersihkan lalu dibuka untuk diambil memorinya. "KNKT tidak merasa sulit membuka FDR itu meski sudah berada di laut selama dua minggu," tandas Tatang.

FDR yang diambil penyelam dari laut dimasukkan ke kontainer transparan yang berisi air. Diterbangkan dari Pangkalan Bun ke Jakarta dengan menggunakan pesawat TNI AU. Selama perjalanan, FDR harus disimpan di wadah berair agar tidak rusak memorinya.

Buka Black Box, KNKT Tak Libatkan Airbus


Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi Nurcahyo Utomo optimistis black box AirAsia QZ8501 yang telah diangkat dari dasar laut, mampu dibaca, bahkan dibuatkan animasi kronologi dari mulai terbang hingga jatuh di laut Jawa.

"KNKT Indonesia memiliki laboratorium dan ahli yang telah belajar dari luar negeri, sehingga black box tidak perlu dibawa ke luar negeri," kata dia.

Nurcahyo mengungkapkan Rusia sudah mengakui kinerja dan kecepatan KNKT Indonesia saat membaca black box Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di gunung Salak. Kondisi black box Sukhoi itu hancur berkeping-keping, bahkan hangus terbakar.

Ketika itu KNKT mampu menyelesaikan pengunduhan datanya hanya dalam dua minggu. "Rusia saja harus 1,5 bulan," imbuhnya.

Menurut Nurcahyo, kemungkinan terburuk adalah data black box AirAsia QZ8501 tak bisa dibaca. Jika itu terjadi, KNKT akan mengundang ahli dari negara lain yang dianggap netral untuk membantu membaca data.

Apabila tidak bisa juga, KNKT Indonesia akan membawa black box ke pabrik pembuatnya dan mengawasi proses pembukaan data di tempat itu.

"Kita tidak ingin ada saling menyalahkan atau persaingan antar pembuat pesawat. Itu kenapa membaca black box harus tetap dilakukan KNKT Indonesia dan bukan Airbus atau lainnya," ucapnya. Pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di laut Jawa adalah buatan Airbus. Airbus telah mengirim tim untuk menginvestigasi jatuhnya pesawat seri A320 itu.

Nurcahyo menegaskan, semua itu hanya kemungkinan terburuk. Melihat kondisi luar black box AirAsia QZ8501 yang masih cukup bagus, dia yakin data di dalamnya dapat dibaca. "Yakin lah kita bisa membaca black box AirAsia. Alat dan ahlinya kan ada di KNKT," tandasnya.

Senin pagi, Flight Data Recorder yang merupakan bagian dari black box AirAsia QZ8501 diangkat dari laut Jawa. Sore hari, kotak hitam itu diterbangkan ke Pangkalan Bun lalu ke Jakarta. FDR disimpan dan wadah yang diisi air agar data di dalamnya tak rusak.

AirAsia QZ8501 Diduga Meledak
Kotak Hitam Lepas dari Ekor

Ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di laut Jawa sudah ditemukan. Di bagian ekor inilah tersimpan black box. Ketika ekor diangkat, dua komponen black box yakni Filght Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) tak ada.

 Hari Minggu keberadaan dua alat penting untuk bisa mengungkap penyebab jatuhnya AirAsia QZ8501 terdeteksi sinyalnya. Penyelam yang turun ke dasar laut menemukan FDR terhimpit sayap pesawat.

Di lokasi yang sama juga terdeteksi sinyal dari perangkat CVR. Letaknya diperkirakan hanya sekitar 20 meter dari tempat ditemukannya FDR. Saya perkirakan kondisinya relatif utuh,” ujar Direktur Operasi Badan SAR Nasional Marsekal Pertama SB Supriyadi di Posko Lanut Iskandar, Pangkalan Bun, kemarin.

Bekas Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI AU itu menduga pesawat AirAsia meledak.. Ledakan ini bisa terjadinya akibat adanya perbedaan tekanan udara di dalam kabin dengan di luar pesawat. Ledakan juga mungkin terjadi ketika pesawat menabrak air dalam kecepatan tinggi.  Oleh karena itu kan ada nelayan yang sempat mendengar adanya suara ledakan. Itu asalnya dari kabin pesawat,” ujar alumnus Akabri 1982 ini

Ledakan itu membuat badan pesawat pecah. Hasil pemindaian di bawah air, sekitar 12 benda-benda berukuran besar yang diduga merupakan bagian-bagian dari badan pesawat. Bagian-bagian badan pesawat itu tersebar dalam radius 1 kilometer.

Sejumlah jenazah yang selama ini ditemukan tim SAR, menurut Supriyadi,  kemungkinan penumpang yang terlempar keluar setelah bodi pesawat pecah. Tim SAR menemukan ada tiga jenazah yang masih terikat di kursi.

Tim gabungan Basarnas akhirnya telah mengangkat Flight Data Recorder atau FDR, satu dari dua komponen black box. Perangkat itu ditemukan sekitar 1 km dari lokasi ekor pesawat AirAsia QZ8501. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA