Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gudang Kertas Suara Pemilu Bersebelahan Dengan Bengkel

Mengintip Lokasi Penyimpanan Logistik KPU

Kamis, 06 Maret 2014, 09:03 WIB
Gudang Kertas Suara Pemilu Bersebelahan Dengan Bengkel
ilustrasi
rmol news logo Sebagian besar surat suara yang akan dipergunakan dalam pemungutan suara pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) pada 9 April 2014 sudah dikirimkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Tinggal satu bulan lagi pe­laksanaan Pemilihan Umum itu, kertas suara yang akan di­per­gunakan itu belum semuanya tiba sampai ke tingkat Panitia Pe­mi­lihan Kecamatan (PPK), Pa­nitia Pemungutan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara Pe­mungutan Suara (KPPS) .

Bahkan, puluhan ribu kertas suara itu masih bertumpuk di da­lam kotak-kotak kardus yang menjadi tempat kertas suara ter­sebut sejak di cetak. Tumpukan kardus yang disebut berisi kertas suara juga masih mengisi rua­ngan-ruangan di sebuah rumah ber-cat putih dan baru direnovasi di Jakarta Timur.

Rumah yang beralamat di Jalan Ci­pinang Kebembem I Nomor 30, Jakarta Timur itu adalah gu­dang pe­nyimpanan kertas suara milik Komisi Pemilihan Umum atau KPU Kotamadya Jakarta Timur.

Kemarin, jelang siang (Senin, 3/3), dalam pantauan Rakyat Merdeka, rumah yang ter­letak di kawasan padat penduduk itu malah terlihat sepi. Sebuah bengkel kendaraan bermotor mi­lik warga sekitar, terdapat di se­be­rang rumah yang kini difung­sikan sebagai gudang tempat pe­nyimpanan kertas suara tersebut.

Rumah itu terlihat bersih, be­lum lama ini baru di-cat dan di­renovasi. Bagian depan rumah di­pasangi pagar tembok sekitar satu setengah meter. Pintu gerbangnya terbuat dari besi dicat hitam, tidak tampak bahwa rumah itu adalah tempat KPU menyimpan surat suara. Tak ada penanda atau no­mor rumah yang tertera. Namun warga di sekitar mengetahui bah­wa rumah itu adalah tempat KPU beraktivitas.

Memasuki halaman, sejumlah sisa kaso dan kaleng cat masih ber­tebaran di pojokan pagar ba­gian dalam. Rumah ini seperti tak berpenghuni. Mengintip dari ba­lik kaca-kacanya yang berwarna gelap, di dalam sana seorang pria sedang berbaring beristirahat, di se­buah ruangan tanpa perabotan.

Pria yang mengaku bernama Roja Huda itu, adalah petugas KPUD Kotamadya Jakarta Ti­mur. Siang itu mendapat giliran  tugas menjaga gudang kertas suara KPUD.

Di bagian ruangan dalam,  ruang tamunya kosong, hanya ada sebuah meja kecil dan sebuah bangku kayu cokelat. Tumpukan sachetan kopi terhampar di meja jecil yang berada di pojok rua­ngan tersebut.

Rumah ini adalah rumah sewa yang diperuntukan bagi orang-orang yang nge-kos atau me­ngon­trak per kamar. Terlihat dari desainnya yang dibuat dengan ba­nyak kamar. Rumah dibuat me­manjang, dengan sisi kiri dan sisi kanannya di bagian dalam terdiri dari kamar-kamar.

Di bagian ujung, terdapat ka­mar mandi. Ada empat kamar mandi di sisi kiri dan dua kamar mandi di ujung sisi kanan, leng­kap dengan da­pur sebagai tempat memasak. Na­mun dapur pun ma­sih kosong, tan­pa peralatan ma­sak. Rumah ini disewa oleh KPU sebagai lokasi penyimpanan ker­tas suara Pemilu.

Terdapat 15 kamar pada kese­lu­ruhan rumah ini dengan pem­ba­gian yakni  6 kamar di sisi ka­nan dan 9 kamar di sisi kiri. Di sebelah kanan, terdapat satu buah kamar yang terbuka, kamar ko­song itu adalah tempat Roja Huda beristirahat.

“Ada empat orang setiap hari yang berjaga, dua untuk siang dan dua untuk malam,” ujar Roja sembari menjelaskan bahwa sa­lah satu temannya berjaga sedang keluar membeli sesuatu.

Roja yang mengenakan kemeja lengan panjang kota-kotak itu hari ini kebagian berjaga sampai malam. “Nanti jam tujuh malam gentian,” ujar dia.

Dari 15 kamar yang ada di rumah ini, 14 kamar telah terisi de­ngan kardus-kardus berisi ker­tas suara. “Kertas suaranya masih di dalam dus. Belum dilipatin. Belum tahu sampai kapan akan dibuka dan didistribusikan,” ujar pria yang mengaku berasal dari Pemalang, Jawa Tengah itu.

Sudah setahun ini Roja men­jadi pegawai di KPU, sejak diri­nya menamatkan kuliahnya di sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Kawasan Klender, Jakarta Timur. “Sekarang ya saya kebagian menjaga kertas suara dulu,” ujar dia.

Kamar-kamar itu, menurut Roja, semua sudah penuh dengan kertas suara. Lima kamar di de­re­tan kamar tempat dia ber­isti­rahat, adalah kamar-kamar berisi kardus kertas suara yang di­per­un­tukkan bagi Calon Anggota DPR. “Dan yang sebelah kiri ini semuanya untuk kertas suara anggota DPD (Dewan perwa­ki­lan Daerah) dan DPRD,” jelas dia.

Salah satu jendela kaca yang ter­dapat pada kamar bagian te­ngah tidak terkunci. Kamar ini dilengkapi dengan teralis besi, sehingga tidak seorang pun bisa masuk ke dalam. Selain kunci kamar dipegang oleh koordinator keamanan, yang pada hari itu tidak bertugas, kamar-kamar itu memang sengaja ditutup untuk menghindari kerusakan pada kertas suara.

Di dalam salah satu kamar, ter­lihat tumpukan kardus dengan tu­lisan di bagian luarnya men­je­las­kan bahwa kardus itu adalah kotak berisi surat suara yang di­peruntukkan untuk Daerah Pe­mi­lihan Jakarta Timur, sebanyak 1000 eksemplar kertas suara da­lam satu kardus.

Tidak ada pengamanan yang berlebihan, selain memang siang sedang sepi, hanya dua orang yang wajib bertugas menjaga pe­nyimpanan kertas suara itu.

“Biasa­nya ada anggota Polisi juga yang datang mengontrol, kan kita kerja sama juga dengan polisi untuk pengamanan. Ka­dang mereka datang, pagi, siang dan malam. Rutin,” jelas Roja.

Sudah hampir sebulan Roja dan kawan-kawannya bertugas menjaga kertas suara itu. Roja sendiri belum tahu mekanisme dan juga pola persebaran kertas suara itu nantinya.
“Kan perlu dilipatin dulu. Kami hanya menjaga, nanti soal distribusi ya menunggu perintah dari KPU,’ ujarnya.

Distribusi Surat Suara Ke Sulsel Baru 60 Persen

Sebelumnya, Komisioner KPU Pusat Arief Budiman me­nyampaikan, Produksi surat suara untuk sejumlah provinsi sudah selesai 100 persen seperti Papua, Papua Barat, dan Maluku. Di­jadwalkan, bongkar muatan surat suara dari kapal yang mem­bawa­nya sampai ke pelabuhan di Am­bon pada 21 Februari 2014.

Produksi surat suara yang su­dah selesai untuk provinsi lain ada­lah Bangka Belitung, Sula­wesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan. Sementara produksi surat suara untuk Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah sampai sekitar 60 persen.

KPU pusat juga mengadakan pertemuan dengan KPU Provinsi untuk mengetahui perkembangan mutakhir terkait logistik surat suara Pemilu 2014 yang sudah diterima di masing-masing pro­vinsi hingga kabupaten atau kota. Sekaligus untuk mengetahui surat suara yang sudah disortir.

Menurut Arief, dalam per­temuan itu juga membahas lelang formulir calon anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten Kota. KPU sudah memberikan master formulir sesuai revisi terahir.

Dalam pengadaan logistik Pe­milu 2014, KPU membuka lelang 21 paket pengadaan logistik se­cara terbuka, antara lain meliputi jasa pencetakan dan distribusi surat suara, pengadaan dan dis­tribusi tinta, sidik jari, dan alat ban­tu tuna netra.

Pemenang lelang 15 paket pen­cetakan dan distribusi surat suara yaitu PT Macananjaya Ce­mer­lang, PT Granesia, PT Pura Baru­ta­ma (dua paket), PT Gramedia, PT Temprint (dua paket), PT In­ter­national Media Web Printing.

Selain itu, PT Balai Pustaka Persero, PT Tiga Serangkai Pus­taka Mandiri, PT Temprina Me­dia Grafika (dua paket), CV Arya Duta, dan CV Titian Ilmu. Tender pencetakan surat suara dan dis­tribusinya menggunakan pagu anggaran Rp 841.167.728.000 de­ngan total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rp 345.098.567.836. KPU menghemat anggaran APBN Rp 415.021.008.880.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Ma­nik pun secara simbolis sudah me­luncurkan surat suara ke luar negeri untuk Pemilu Anggota DPR RI Tahun 2014.

KPU sen­diri  telah membuat skala pr­i­o­ritas managemen produksi dan distribusi surat suara, dalam hal ini, luar negeri menjadi prioritas meliputi 130 titik Panitia Pemi­lihan Luar Negeri (PPLN).

Peluncuran itu dilakukan Rabu (12/2), di PT. Gelora Aksara Pratama, Jalan  Haji Baping Raya 100, Jakarta. Hadir pada pelun­curan tersebut Ketua Kelompok Kerja (Pokja) PPLN Wahid Sup­riyadi, Direktur PT GAP Raja Hu­tauruk, Pejabat di Sekretariat Jenderal (Setjen) KPU.

Menurut Husni, surat suara yang dikirim ke luar negeri sudah dilakukan beberapa hari sebe­lum­nya dan baru dilakukan secara sim­bolik pada hari itu. 

“Kita ingin informasi ini bisa terbuka, sehingga masyarakat tahu proses pengiriman surat suara luar negeri sudah siap. Se­hingga tidak ada lagi pertanyaan bagaimana fasilitasi pemilu di luar negeri, apakah menjadi prio­ritas atau tidak, karena sejak awal KPU sudah mem­prio­ri­tas­kan­nya,” ujar Husni.

Ada tiga jenis pelayanan pe­mungutan suara di luar negeri. Pertama, cara konvensional de­ngan membuka Tempat Pe­mu­ngutan Suara (TPS) pada hari pemungutan suara.

Kedua, menggunakan metode pengiriman melalui pos, baik pro­ses kirim dan baliknya. KPU juga telah menyiapkan perangko un­tuk pengiriman baliknya.

Ketiga, menggunakan metode dropbox yang dikhususkan pada daerah-daerah konsentrasi tempat tinggal pemilih di luar negeri. “Jadi KPU akan me­me­takan mana saja daerah-daerah yang me­makai dropbox dan yang di­layani dengan pos,” kata Husni.

Untuk mengantisipasi kecura­ngan terhadap metode dropbox, KPU telah bekerja sama dengan ke­polisian untuk pengamanan pe­milu di luar negeri. 

“Seperti di Malayasia, Arab Saudi, Hong­kong dan Singapura pihak kepo­lisian dilibatkan untuk pe­nga­ma­nan. Para saksi juga di fasilitasi untuk ikut dalam mobili­sasi dropbox dan semua dilakukan se­cara trans­paran,” ujar bekas Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat itu.

Komisioner KPU Waspadai Ancaman  Banjir Di Jaktim


Komisioner KPU Kota­madya Jakarta Timur (Jaktim) Pujadi Ario Sanjaya atau yang lebih se­ring dipanggil Ario men­je­las­kan, pihaknya memang belum mengirim dan men­dis­tri­busi­kan kertas suara itu. Selain ka­rena belum ada persiapan pen­distribusian, KPU Kodya Ja­k­tim masih perlu membahas tek­nis dan jumlah persebarannya.

“Belum didistribusi, sebab perlu disortir dan dilipat dulu baru didistribusikan sesuai jadwal yang sudah diatur,” ujar Ario ketika dikonfirmasi Rak­yat Merdeka.

Namun, dia memprediksi, pen­distribusian kertas suara itu akan dilaksanakan tidak jauh sebelum proses pemungutan sua­ra berlangsung. Selain pe­r­timbangan keamanan dan lo­kasi Jakarta Timur yang rawan banjir, untuk pendistribusian tidak ter­lalu memakan waktu yang lama.

“Akhir bulan Maret in­i ren­cananya sudah di­dis­tri­bu­sikan semua,” ujar Ario.
Sebelumnya, proses distri­busi surat suara Pemilu 2014 di DKI Jakarta telah dilak­sa­na­kan. Namun dari lima KPU kota dan kabupaten, masih ada yang belum mendapatkan surat suara. Seperti yang dialami KPU Kota Jakarta Utara.

“Distribusi surat suara me­mang tidak dilakukan serentak. Dilaksanakan per kota. Misal­nya di Jakarta Timur dulu, baru ke­mudian nanti di Jakarta Uta­ra,” ujar Ketua Pokja Logistik KPU DKI Jakarta Arif Bu­dianto, pertengahan Februari
Menurut dia, pendistribusian dilakukan seperti itu lantaran mengikuti jadwal yang ada di per­cetakan surat suara. Jika ti­dak ada perubahan, pihaknya akan mendapatkan surat suara dalam kurun waktu beberapa hari ke depan.

“Di jadwal, kalau tidak hari Se­nin atau Selasa,” ungkap Arif. Sementara itu, Pokja Lo­gis­tik KPU DKI Jakarta M Si­dik mengatakan, kini dua KPU kota telah menerima surat suara Pe­milu 2014. Yakni KPU Kota Ja­karta Timur dan Jakarta Selatan.

Sedangkan beberapa KPU kota lainnya segera menyusul. “Surat suara yang telah dite­rima KPU kota untuk DPR RI. Untuk DPD dan DPRD belum. Kemungkinan sebentar lagi akan dikirim dari percetakan,” beber dia. Setelah KPU DKI menerima seluruh surat suara, maka segera didistribusikan secara menyeluruh ke KPU kota dan kabupaten.

Kertas Suara Dikawal Anggota Kepolisian

Proses percetakan dan dis­tri­busi surat suara secara nasional masih berlangsung hingga saat ini. Namun KPU Provinsi DKI Jakarta sudah menerima se­muanya dan sudah disimpan di KPU Kabupaten/Kota.

“(Logistik Pemilu Legislatif) sudah semuanya, mulai hari ini dilakukan sortir dan pelipatan surat suara,” kata ketua KPU DKI Sumarno, Sabtu (1/2).

Logistik dimaksud adalah surat suara untuk Pemilu Le­gislatif tanggal 9 April dan tin­ta. Sumarno mengatakan, satu lagi yang sedang dikerjakan adalah pengadaan formulir yang masih dalam proses le­lang. “Sementara untuk pe­nga­daan dan distribusi kotak dan bilik suara sudah tuntas di ta­hun 2013,”  ujarnya.

“Hari Selasa, KPU DKI akan me­lakukan press tour untuk me­ninjau keadaan logistik dan pe­ngerjaan sortir serta pelipa­tan surat suara,” imbuh Sumarno.

Saat ini, semua logistik Pro­vinsi KPU DKI sudah sampai di tingkat Kota dan Kabupaten, termasuk Pulau Seribu. Se­muanya dalam pengamanan ketat hingga digunakan pada 9 April nanti.

“Betul, ada pe­nga­manan 24 jam oleh polisi,” ucap dosen Universitas Mu­ham­m­adiyah Jakarta tersebut.

Sementara itu, untuk me­nga­mankan jalannya Pemilu 2014, jajaran Polda Metro Jaya akan menyiagakan personilnya mu­lai dari pendistribusian surat sua­ra sah hingga penghitungan suara.

Hal ini dikatakan oleh Ke­pala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto bahwa pengamanan pen­dis­tribusian surat suara sah Pemilu 2014 akan dikawal oleh empat personil kepolisian. Dan pe­nga­walannya akan dilakukan se­cara estafet berkoordinasi de­ngan wilayah Polda setempat.

“Standarnya pengawalan lo­gistik itu 2-4 orang anggota po­lisi. Nanti estafet dengan Polda tetangga  sesuai wilayah dan jurusan,” ujarnya.

Menurut dia, pengawalan akan dilakukan mulai dari lo­kasi pemungutan suara hing­ga ke wilayah perbatasan dengan Polda Banten atau Polda Jawa B­arat. Untuk selanjutnya pe­nga­walan dilanjutkan oleh Polda setempat.

Rikwanto berharap tak ada hambatan atau kendala apapun dalam melakukan pen­dis­tri­busian surat suara tersebut. Na­mun patut juga diingat, cuaca juga merupakan salahsatu fak­tor yang menjadi hambatan.

Ditambah lagi dengan jarak serta medan yang sulit dalam mendistribusikan surat suara ke sejumlah pelosok di luar Ja­karta. “Paling hambatan cuaca, jarak, medan itu ada waktu dis­tribusi logistik,” ujar dia.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA