Tinggal satu bulan lagi peÂlaksanaan Pemilihan Umum itu, kertas suara yang akan diÂperÂgunakan itu belum semuanya tiba sampai ke tingkat Panitia PeÂmiÂlihan Kecamatan (PPK), PaÂnitia Pemungutan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara PeÂmungutan Suara (KPPS) .
Bahkan, puluhan ribu kertas suara itu masih bertumpuk di daÂlam kotak-kotak kardus yang menjadi tempat kertas suara terÂsebut sejak di cetak. Tumpukan kardus yang disebut berisi kertas suara juga masih mengisi ruaÂngan-ruangan di sebuah rumah ber-cat putih dan baru direnovasi di Jakarta Timur.
Rumah yang beralamat di Jalan CiÂpinang Kebembem I Nomor 30, Jakarta Timur itu adalah guÂdang peÂnyimpanan kertas suara milik Komisi Pemilihan Umum atau KPU Kotamadya Jakarta Timur.
Kemarin, jelang siang (Senin, 3/3), dalam pantauan
Rakyat Merdeka, rumah yang terÂletak di kawasan padat penduduk itu malah terlihat sepi. Sebuah bengkel kendaraan bermotor miÂlik warga sekitar, terdapat di seÂbeÂrang rumah yang kini difungÂsikan sebagai gudang tempat peÂnyimpanan kertas suara tersebut.
Rumah itu terlihat bersih, beÂlum lama ini baru di-cat dan diÂrenovasi. Bagian depan rumah diÂpasangi pagar tembok sekitar satu setengah meter. Pintu gerbangnya terbuat dari besi dicat hitam, tidak tampak bahwa rumah itu adalah tempat KPU menyimpan surat suara. Tak ada penanda atau noÂmor rumah yang tertera. Namun warga di sekitar mengetahui bahÂwa rumah itu adalah tempat KPU beraktivitas.
Memasuki halaman, sejumlah sisa kaso dan kaleng cat masih berÂtebaran di pojokan pagar baÂgian dalam. Rumah ini seperti tak berpenghuni. Mengintip dari baÂlik kaca-kacanya yang berwarna gelap, di dalam sana seorang pria sedang berbaring beristirahat, di seÂbuah ruangan tanpa perabotan.
Pria yang mengaku bernama Roja Huda itu, adalah petugas KPUD Kotamadya Jakarta TiÂmur. Siang itu mendapat giliran tugas menjaga gudang kertas suara KPUD.
Di bagian ruangan dalam, ruang tamunya kosong, hanya ada sebuah meja kecil dan sebuah bangku kayu cokelat. Tumpukan sachetan kopi terhampar di meja jecil yang berada di pojok ruaÂngan tersebut.
Rumah ini adalah rumah sewa yang diperuntukan bagi orang-orang yang nge-kos atau meÂngonÂtrak per kamar. Terlihat dari desainnya yang dibuat dengan baÂnyak kamar. Rumah dibuat meÂmanjang, dengan sisi kiri dan sisi kanannya di bagian dalam terdiri dari kamar-kamar.
Di bagian ujung, terdapat kaÂmar mandi. Ada empat kamar mandi di sisi kiri dan dua kamar mandi di ujung sisi kanan, lengÂkap dengan daÂpur sebagai tempat memasak. NaÂmun dapur pun maÂsih kosong, tanÂpa peralatan maÂsak. Rumah ini disewa oleh KPU sebagai lokasi penyimpanan kerÂtas suara Pemilu.
Terdapat 15 kamar pada keseÂluÂruhan rumah ini dengan pemÂbaÂgian yakni 6 kamar di sisi kaÂnan dan 9 kamar di sisi kiri. Di sebelah kanan, terdapat satu buah kamar yang terbuka, kamar koÂsong itu adalah tempat Roja Huda beristirahat.
“Ada empat orang setiap hari yang berjaga, dua untuk siang dan dua untuk malam,†ujar Roja sembari menjelaskan bahwa saÂlah satu temannya berjaga sedang keluar membeli sesuatu.
Roja yang mengenakan kemeja lengan panjang kota-kotak itu hari ini kebagian berjaga sampai malam. “Nanti jam tujuh malam gentian,†ujar dia.
Dari 15 kamar yang ada di rumah ini, 14 kamar telah terisi deÂngan kardus-kardus berisi kerÂtas suara. “Kertas suaranya masih di dalam dus. Belum dilipatin. Belum tahu sampai kapan akan dibuka dan didistribusikan,†ujar pria yang mengaku berasal dari Pemalang, Jawa Tengah itu.
Sudah setahun ini Roja menÂjadi pegawai di KPU, sejak diriÂnya menamatkan kuliahnya di sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Kawasan Klender, Jakarta Timur. “Sekarang ya saya kebagian menjaga kertas suara dulu,†ujar dia.
Kamar-kamar itu, menurut Roja, semua sudah penuh dengan kertas suara. Lima kamar di deÂreÂtan kamar tempat dia berÂistiÂrahat, adalah kamar-kamar berisi kardus kertas suara yang diÂperÂunÂtukkan bagi Calon Anggota DPR. “Dan yang sebelah kiri ini semuanya untuk kertas suara anggota DPD (Dewan perwaÂkiÂlan Daerah) dan DPRD,†jelas dia.
Salah satu jendela kaca yang terÂdapat pada kamar bagian teÂngah tidak terkunci. Kamar ini dilengkapi dengan teralis besi, sehingga tidak seorang pun bisa masuk ke dalam. Selain kunci kamar dipegang oleh koordinator keamanan, yang pada hari itu tidak bertugas, kamar-kamar itu memang sengaja ditutup untuk menghindari kerusakan pada kertas suara.
Di dalam salah satu kamar, terÂlihat tumpukan kardus dengan tuÂlisan di bagian luarnya menÂjeÂlasÂkan bahwa kardus itu adalah kotak berisi surat suara yang diÂperuntukkan untuk Daerah PeÂmiÂlihan Jakarta Timur, sebanyak 1000 eksemplar kertas suara daÂlam satu kardus.
Tidak ada pengamanan yang berlebihan, selain memang siang sedang sepi, hanya dua orang yang wajib bertugas menjaga peÂnyimpanan kertas suara itu.
“BiasaÂnya ada anggota Polisi juga yang datang mengontrol, kan kita kerja sama juga dengan polisi untuk pengamanan. KaÂdang mereka datang, pagi, siang dan malam. Rutin,†jelas Roja.
Sudah hampir sebulan Roja dan kawan-kawannya bertugas menjaga kertas suara itu. Roja sendiri belum tahu mekanisme dan juga pola persebaran kertas suara itu nantinya.
“Kan perlu dilipatin dulu. Kami hanya menjaga, nanti soal distribusi ya menunggu perintah dari KPU,’ ujarnya.
Distribusi Surat Suara Ke Sulsel Baru 60 PersenSebelumnya, Komisioner KPU Pusat Arief Budiman meÂnyampaikan, Produksi surat suara untuk sejumlah provinsi sudah selesai 100 persen seperti Papua, Papua Barat, dan Maluku. DiÂjadwalkan, bongkar muatan surat suara dari kapal yang memÂbawaÂnya sampai ke pelabuhan di AmÂbon pada 21 Februari 2014.
Produksi surat suara yang suÂdah selesai untuk provinsi lain adaÂlah Bangka Belitung, SulaÂwesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan. Sementara produksi surat suara untuk Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah sampai sekitar 60 persen.
KPU pusat juga mengadakan pertemuan dengan KPU Provinsi untuk mengetahui perkembangan mutakhir terkait logistik surat suara Pemilu 2014 yang sudah diterima di masing-masing proÂvinsi hingga kabupaten atau kota. Sekaligus untuk mengetahui surat suara yang sudah disortir.
Menurut Arief, dalam perÂtemuan itu juga membahas lelang formulir calon anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten Kota. KPU sudah memberikan master formulir sesuai revisi terahir.
Dalam pengadaan logistik PeÂmilu 2014, KPU membuka lelang 21 paket pengadaan logistik seÂcara terbuka, antara lain meliputi jasa pencetakan dan distribusi surat suara, pengadaan dan disÂtribusi tinta, sidik jari, dan alat banÂtu tuna netra.
Pemenang lelang 15 paket penÂcetakan dan distribusi surat suara yaitu PT Macananjaya CeÂmerÂlang, PT Granesia, PT Pura BaruÂtaÂma (dua paket), PT Gramedia, PT Temprint (dua paket), PT InÂterÂnational Media Web Printing.
Selain itu, PT Balai Pustaka Persero, PT Tiga Serangkai PusÂtaka Mandiri, PT Temprina MeÂdia Grafika (dua paket), CV Arya Duta, dan CV Titian Ilmu. Tender pencetakan surat suara dan disÂtribusinya menggunakan pagu anggaran Rp 841.167.728.000 deÂngan total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rp 345.098.567.836. KPU menghemat anggaran APBN Rp 415.021.008.880.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil MaÂnik pun secara simbolis sudah meÂluncurkan surat suara ke luar negeri untuk Pemilu Anggota DPR RI Tahun 2014.
KPU senÂdiri telah membuat skala prÂiÂoÂritas managemen produksi dan distribusi surat suara, dalam hal ini, luar negeri menjadi prioritas meliputi 130 titik Panitia PemiÂlihan Luar Negeri (PPLN).
Peluncuran itu dilakukan Rabu (12/2), di PT. Gelora Aksara Pratama, Jalan Haji Baping Raya 100, Jakarta. Hadir pada pelunÂcuran tersebut Ketua Kelompok Kerja (Pokja) PPLN Wahid SupÂriyadi, Direktur PT GAP Raja HuÂtauruk, Pejabat di Sekretariat Jenderal (Setjen) KPU.
Menurut Husni, surat suara yang dikirim ke luar negeri sudah dilakukan beberapa hari sebeÂlumÂnya dan baru dilakukan secara simÂbolik pada hari itu.
“Kita ingin informasi ini bisa terbuka, sehingga masyarakat tahu proses pengiriman surat suara luar negeri sudah siap. SeÂhingga tidak ada lagi pertanyaan bagaimana fasilitasi pemilu di luar negeri, apakah menjadi prioÂritas atau tidak, karena sejak awal KPU sudah memÂprioÂriÂtasÂkanÂnya,†ujar Husni.
Ada tiga jenis pelayanan peÂmungutan suara di luar negeri. Pertama, cara konvensional deÂngan membuka Tempat PeÂmuÂngutan Suara (TPS) pada hari pemungutan suara.
Kedua, menggunakan metode pengiriman melalui pos, baik proÂses kirim dan baliknya. KPU juga telah menyiapkan perangko unÂtuk pengiriman baliknya.
Ketiga, menggunakan metode dropbox yang dikhususkan pada daerah-daerah konsentrasi tempat tinggal pemilih di luar negeri. “Jadi KPU akan meÂmeÂtakan mana saja daerah-daerah yang meÂmakai dropbox dan yang diÂlayani dengan pos,†kata Husni.
Untuk mengantisipasi kecuraÂngan terhadap metode dropbox, KPU telah bekerja sama dengan keÂpolisian untuk pengamanan peÂmilu di luar negeri.
“Seperti di Malayasia, Arab Saudi, HongÂkong dan Singapura pihak kepoÂlisian dilibatkan untuk peÂngaÂmaÂnan. Para saksi juga di fasilitasi untuk ikut dalam mobiliÂsasi dropbox dan semua dilakukan seÂcara transÂparan,†ujar bekas Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat itu.
Komisioner KPU Waspadai Ancaman Banjir Di JaktimKomisioner KPU KotaÂmadya Jakarta Timur (Jaktim) Pujadi Ario Sanjaya atau yang lebih seÂring dipanggil Ario menÂjeÂlasÂkan, pihaknya memang belum mengirim dan menÂdisÂtriÂbusiÂkan kertas suara itu. Selain kaÂrena belum ada persiapan penÂdistribusian, KPU Kodya JaÂkÂtim masih perlu membahas tekÂnis dan jumlah persebarannya.
“Belum didistribusi, sebab perlu disortir dan dilipat dulu baru didistribusikan sesuai jadwal yang sudah diatur,†ujar Ario ketika dikonfirmasi
RakÂyat Merdeka.Namun, dia memprediksi, penÂdistribusian kertas suara itu akan dilaksanakan tidak jauh sebelum proses pemungutan suaÂra berlangsung. Selain peÂrÂtimbangan keamanan dan loÂkasi Jakarta Timur yang rawan banjir, untuk pendistribusian tidak terÂlalu memakan waktu yang lama.
“Akhir bulan Maret inÂi renÂcananya sudah diÂdisÂtriÂbuÂsikan semua,†ujar Ario.
Sebelumnya, proses distriÂbusi surat suara Pemilu 2014 di DKI Jakarta telah dilakÂsaÂnaÂkan. Namun dari lima KPU kota dan kabupaten, masih ada yang belum mendapatkan surat suara. Seperti yang dialami KPU Kota Jakarta Utara.
“Distribusi surat suara meÂmang tidak dilakukan serentak. Dilaksanakan per kota. MisalÂnya di Jakarta Timur dulu, baru keÂmudian nanti di Jakarta UtaÂra,†ujar Ketua Pokja Logistik KPU DKI Jakarta Arif BuÂdianto, pertengahan Februari
Menurut dia, pendistribusian dilakukan seperti itu lantaran mengikuti jadwal yang ada di perÂcetakan surat suara. Jika tiÂdak ada perubahan, pihaknya akan mendapatkan surat suara dalam kurun waktu beberapa hari ke depan.
“Di jadwal, kalau tidak hari SeÂnin atau Selasa,†ungkap Arif. Sementara itu, Pokja LoÂgisÂtik KPU DKI Jakarta M SiÂdik mengatakan, kini dua KPU kota telah menerima surat suara PeÂmilu 2014. Yakni KPU Kota JaÂkarta Timur dan Jakarta Selatan.
Sedangkan beberapa KPU kota lainnya segera menyusul. “Surat suara yang telah diteÂrima KPU kota untuk DPR RI. Untuk DPD dan DPRD belum. Kemungkinan sebentar lagi akan dikirim dari percetakan,†beber dia. Setelah KPU DKI menerima seluruh surat suara, maka segera didistribusikan secara menyeluruh ke KPU kota dan kabupaten.
Kertas Suara Dikawal Anggota KepolisianProses percetakan dan disÂtriÂbusi surat suara secara nasional masih berlangsung hingga saat ini. Namun KPU Provinsi DKI Jakarta sudah menerima seÂmuanya dan sudah disimpan di KPU Kabupaten/Kota.
“(Logistik Pemilu Legislatif) sudah semuanya, mulai hari ini dilakukan sortir dan pelipatan surat suara,†kata ketua KPU DKI Sumarno, Sabtu (1/2).
Logistik dimaksud adalah surat suara untuk Pemilu LeÂgislatif tanggal 9 April dan tinÂta. Sumarno mengatakan, satu lagi yang sedang dikerjakan adalah pengadaan formulir yang masih dalam proses leÂlang. “Sementara untuk peÂngaÂdaan dan distribusi kotak dan bilik suara sudah tuntas di taÂhun 2013,†ujarnya.
“Hari Selasa, KPU DKI akan meÂlakukan press tour untuk meÂninjau keadaan logistik dan peÂngerjaan sortir serta pelipaÂtan surat suara,†imbuh Sumarno.
Saat ini, semua logistik ProÂvinsi KPU DKI sudah sampai di tingkat Kota dan Kabupaten, termasuk Pulau Seribu. SeÂmuanya dalam pengamanan ketat hingga digunakan pada 9 April nanti.
“Betul, ada peÂngaÂmanan 24 jam oleh polisi,†ucap dosen Universitas MuÂhamÂmÂadiyah Jakarta tersebut.
Sementara itu, untuk meÂngaÂmankan jalannya Pemilu 2014, jajaran Polda Metro Jaya akan menyiagakan personilnya muÂlai dari pendistribusian surat suaÂra sah hingga penghitungan suara.
Hal ini dikatakan oleh KeÂpala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto bahwa pengamanan penÂdisÂtribusian surat suara sah Pemilu 2014 akan dikawal oleh empat personil kepolisian. Dan peÂngaÂwalannya akan dilakukan seÂcara estafet berkoordinasi deÂngan wilayah Polda setempat.
“Standarnya pengawalan loÂgistik itu 2-4 orang anggota poÂlisi. Nanti estafet dengan Polda tetangga sesuai wilayah dan jurusan,†ujarnya.
Menurut dia, pengawalan akan dilakukan mulai dari loÂkasi pemungutan suara hingÂga ke wilayah perbatasan dengan Polda Banten atau Polda Jawa BÂarat. Untuk selanjutnya peÂngaÂwalan dilanjutkan oleh Polda setempat.
Rikwanto berharap tak ada hambatan atau kendala apapun dalam melakukan penÂdisÂtriÂbusian surat suara tersebut. NaÂmun patut juga diingat, cuaca juga merupakan salahsatu fakÂtor yang menjadi hambatan.
Ditambah lagi dengan jarak serta medan yang sulit dalam mendistribusikan surat suara ke sejumlah pelosok di luar JaÂkarta. “Paling hambatan cuaca, jarak, medan itu ada waktu disÂtribusi logistik,†ujar dia. ***