Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bikin Macet, Pemasangan RFID Di SPBU Dihentikan

Target 4 Juta Mobil Sampai Maret Terancam Gagal

Senin, 10 Februari 2014, 09:51 WIB
Bikin Macet, Pemasangan  RFID Di SPBU Dihentikan
ilustrasi
rmol news logo Hampir tiga bulan terakhir tak terlihat lagi antrean mobil mengular dari SPBU 34-12902 hingga Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Arus lalu lintas di jalan protokol yang mengarah ke Pancoran itu pun lancar.

Identification (RFID) dipasang di mulut tangki bahan bakar mobil. Pengemudi yang hendak mengisi bahan bakar di SPBU bisa mengarahkan kendaraannya ke dispenser. Tak terlihat antrean mobil di dispenser yang mengalirkan premium, pertamax maupun diesel. Sepeda motor berderet panjang antre mengisi di dua dispenser yang disediakan.

Achmad Chairi, supervisor SPBU ini terlihat mengawasi anak buahnya dari bangku satpam di depan minimarket. Ia sigap menghampiri pengendara yang datang untuk memasang RFID. “Kita selalu menyarankan agar hubungi nomor telepon 021-500000. Itu nomor pelayanan resmi Pertamina,” ujarnya.

Menurut dia, SPBU ini sudah tidak lagi melayani masyarakat yang hendak pasang RFID. Secarik kertas warna putih bertuliskan ditempel di dinding minimarket. “Posko pendaftaran dan pemasangan RFID tutup. Silahkan kunjungi posko terdekat lainnya,” demikian pemberitahuan di kertas itu menempel di tembok kiri minimarket.

Pemasangan pengumuman di tempat tidak strategis itu membuat sulit terbaca pengemudi. Sebab itu, Achmad selalu stand by jika sewaktu-waktu adalah pengendaraan yang datang untuk memasang RFID.

Bukan tanpa sebab SPBU yang dikelola swasta itu tidak lagi melayani pemasangan RFID. Sebab, kendaraan yang datang cukup banyak. Antreannya sampai berpuluh-puluh meter hingga ke jalan dan mengganggu arus lalu lintas.

Polisi pun menemui pihak SPBU agar menghentikan pelayanan pemasangan RFID lantaran menyebabkan kemacetan.

“Sampai pangkat melati dua (Ajun Komisaris Besar) yang datang. Kira-kira bulan November datangnya,” ungkap Achmad.

Penghentian pelayanan pemasangan RFID ini juga lantaran PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) sudah menarik tenaga pemasang dari SPBU ini. BUMN yang bermarkas di Bandung itu menjadi pemenang tender pemasangan alat pengendali BBM di jutaan kendaraan. Proyek ini menghabiskan dana ratusan miliar.

Sebelumnya, tenaga pemasang RFID menempati sebuah meja kayu di sisi arah keluar SPBU. Mereka dilengkapi laptop untuk mendata pemilik dan nomor kendaraan yang hendak dipasang alat itu. “Anak-anak training sudah nggak ada lagi. Bilangnya sudah pindah,” kata Achmad.

Untuk tenaga pemasang RFID, PT Inti merekrut siswa sekolah menengah kejuruan (SMK). Mereka dilatih untuk memasang alat pemindai di mulut tangki bahan bakar kendaraan. Lama pemasangan paling lama hanya 10 menit.

Kini, area pemasangan RFID di SPBU ini ditempati salah satu produsen otomotif. Desember lalu, Rakyat Merdeka sempat memantau pemasangan RFID di tempat ini. Antreannya panjang, mengular hingga ke jalan. Lalu lintas pun tersendat.

Berada di salah satu jalan protokol di Ibukota, membuat SPBU itu menjadi lokasi favorit para pengendara mobil. Setiap hari, tiga petugas yang direkrut PT Inti melayani 500 mobil. Saat bertugas, mereka dilengkapi rompi hijau dengan tulisan punggung “Registrasi”.

Proses pemasangan RFID cukup mudah. Mulut tangki mobil dibersihkan dahulu sebelum merekatkan sebuah alat hitam berbentuk lingkaran menggunakan gasket. Di alat itu ada kabel 10 cm yang terhubung dengan kotak kecil berisi sensor.

Sensor tersebut, akan terkoneksi dengan alat pemindai yang berada di dispenser SPBU. Nantinya, kendaraan yang tidak terpasang RFID tidak dapat ‘meminum’ bahan bakar bersubsidi seperti premium. Otomatis, selang dispenser tidak dapat mengeluarkan bensin.

Pengelola SPBU 34-12902, Sri Bunawi juga mengamini tidak ada lagi pemasangan RFID ditempati ini. Kata dia, Pertamina dan PT Inti sudah pindah ke SPBU yang dekat pemukiman warga.

PT Inti menargetkan pemasangan RFID di 4 juta roda di Jakarta hingga Maret 2014. setelah itu baru kami pindah pasang di daerah lain,” ujar Humas PT Inti, Andy Nugroho.

Namun pencapaian target masih jauh. Berdasarkan data dari PT Inti, hingga Januari 2014 baru 200 ribuan mobil yang telah dipasang.

Berdasarkan Peraturan BPH Migas Nomor 6 Tahun 2013 tentang penggunaan sistem teknologi informasi dalam penyaluran BBM, kendaraan yang tidak terpasang RFID tidak akan dilayani membeli BBM subsidi di SPBU. Ketentuan tersebut mulai berlaku setelah daerah tersebut lengkap terpasang Sistem Teknologi Informasi RFID.

Apalagi berdasarkan aturan BPH Migas tersebut, semua kendaraan yang ingin membeli BBM di SPBU wajib terpasang RFID. Kendaraan yang tidak memasang RFID dilarang membeli BBM bersubsidi. Konsekuensi kendaraan diisi dengan BBM non subsidi.

Saat ini, kendaraan yang dilarang membeli BBM subsidi adalah kendaraan pemerintah, BUMN, BUMD, truk tambang, dan perkebunan. Ini  sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 Tahun 2013 tentang pengendalian penggunaan BBM jenis tertentu (BBM subsidi).

2 Kali Dicek, Sensor Tetap Tak Berfungsi

Sebuah kotak alat pemindai elektronik ukuran 10x15 cm tertempel di seluruh dispenser di SPBU 34-12902 yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Alat yang terdapat tombol angka dan card reader di sisi kirinya itu, belum bisa digunakan sama sekali.

Selain kotak pemindai, berbagai perangkat penunjang RFID telah terpasang di SPBU itu. Sensor yang berada di mulut selang  penyalur BBM juga belum berfungsi. Sensor ini terhubung dengan komputer operator di kantor SPBU.

Achmad Chairi, supervisor bidang pengawasan SPBU ini menyatakan perwakilan PT Inti telah sudah beberapa kali datang ke sini. Mereka memeriksa peralatan yang sudah dipasang di sini. Sayang, dalam beberapa kali uji coba, alat ini belum berfungsi. “Semua dispenser dicobain, nggak terkoneksi,” ujar Achmad.

Achmad tidak paham kenapa alat ini belum berfungsi. Yang dia tahu, bahan bakar tidak keluar dari dispenser jika sensor tidak dinyalakan.

Pertamina dan PT Inti pernah memberikan pelatihan mengenai peralatan dan perangkat RFID yang dipasang di SPBU. Erik Gunanjar ditunjuk jadi perwakilan 34-12902 untuk mengikuti pelatihan.

Setelah mendapat pelatihan selama sehari, Erik menilai sistem RFID bakal menyulitkan para operator SPBU. Terutama ketika proses pergantian shift. Setiap pergantian shift, mesin dikunci.Kemudian dilakukan penghitungan bensin yang telah dikeluarkan.

Jika sistem RFID diterapkan, kata Erik, dispenser tidak bisa dikunci. “Malah mempersulit pekerjaan, biasanya kita otomatis lock, dan tinggal ganti orang saja. Nanti bakal ada speaker pemberitahuan pergantian shift lantaran mesin tidak bisa dikunci,” katanya.

Ia juga memprediksi akan banyak pegawai SPBU yang bakal dapat sanksi lantaran ada selisih penghitungan bensin yang masuk dengan yang keluar.

Pasalnya, mesin tak boleh dimatikan. Sehingga bahan bakar tak bisa didiamkan dulu di tangki pendam. Tapi langsung disalurkan ke dispenser.

Akibatnya tak bisa diketahui jumlah pasti bahan bakar yang diturunkan dari truk pengangkut ke tangki pendam. “Bisa selisih loss sampai 180 liter dengan data pegawai. Bisa-bisa karyawan diomelin masukin bensin ngga sesuai,” terangnya.

Pemasangan RFID Di Mal Juga Distop


Target pemasangan RFID di 4 juta mobil di Jakarta tinggal satu bulan lagi. Hingga Januari 2014, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) mencatat baru 200.000 ribu kendaraan terpasang RFID.

Untuk mencapai target 4 juta mobil itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membuka pelayanan pemasangan RFID di sejumlah pusat perbelanjaan (mal) di ibukota.

Salah satu mal yang dijadikan tempat pelayanan pemasangan RFID adalah Plaza Kalibata, Jakarta Selatan. Sebuah tenda ukuran 2x2 meter tersedia di area parkir barat mal.

Di atap tenda dicantumkan tulisan,” Pos registrasi SMP BBM (Sistem Monitoring dan Pengendalian Bahan Bakar Minyak ).” Logo PT Pertamina dan PT Inti dicetak di di sisi kanan bawah atap tenda.

Sayang, Rakyat Merdeka datang akhir pekan lalu, posko itu kosong Juga tak ada mobil-mobil yang berderet antre dipasangi RFID.

Agus, satpam yang standby di parkir barat Plaza Kalibata menjelaskan posko ini sudah tidak beroperasi sejak Senin, 3 Februari lalu.

“Laris, banyak yang pasang. Habis kali alatnya,” ujarnya mengira-kira Agus.
Menurut dia, posko itu berdiri sejak awal tahun baru. Warga pun banyak yang memasang RFID. Bahkan mereka rela antre untuk melakukan pendaftaran. Usai didata dengan menunjukkan STNK dan kartu identitas, para petugas pemasangan RFID yang terdiri dari tiga orang akan mendatangi mobil yang sedang parkir dan memasang RFID.

Humas PT Inti Andy Nugroho menyatakan pihaknya melakukan jemput bola dalam pemasangan RFID ini. Tempat pemasangan di mal pun diperbanyak. “Sebelumnya posko terfokus di SPBU sekarang ke berbagai tempat,” ujar Andy.

Saat ini, sebut dia, posko-posko pemasangan RFID dibangun di sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta. Diantaranya di Plaza Kalibata, Mega Glodok Kemayoran, Mal Ciputra, Lotte Mart Mall of Indonesia, Mal Puri Indah dan Mal Kelapa Gading.

Jemput Bola, Bikin Posko Di Bengkel

Berbagai cara dilakukan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) agar bisa mencapai target pemasangan RFID di 4 juta kendaraan di Jakarta. Mulai dari buka posko pemasangan di di mal, bengkel resmi hingga membuka layanan pendaftaran online bagi mereka yang ingin pasang RFID.

Manager Sosialisasi Sistem Monitoring Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) PT Inti, Andy Nugroho menyatakan, langkah pendekatan langsung kepada masyarakat dilakukan lantaran hingga memasuki bukan Februari 2014, jumlah kendaraan yang terpasang baru berjumlah 250 ribu kendaraan.

Sebanyak 16 dari 70 pusat perbelanjaan di Jakarta sudah bersedia menjadi tempat pemasangan RFID. Menurut Andy, jumlah itu akan terus bertambah seiring dengan kerjasama yang dikembangkan terus-menerus. “Masyarakat lebih nyaman parkir di mal, saat ini kita masih on the spot melakukan pemasangan di area parkir,” ujar Andy.

Buka posko di mal, menurut dia, juga belum cukup. PT Inti akan memperbanyak posko-posko pemasangan di sejumlah bengkel resmi. Langkah terakhir, lanjut Andy, yaitu melakukan pendaftaran terbuka di situs resmi SMPBBM yang beralamat di www.smpbbm.info. Lagi-lagi, hal itu belum bisa terlaksana lantaran masih dalam tahap persiapan. “Belum bisa live, secepatnya bisa,” janji Andy.

Andy menjelaskan, dengan adanya sistim pendaftaran online dapat mempermudah warga menemukan lokasi posko pemasangan RFID terdekat.

Menurutnya, banyak masukan dari warga yang masuk ke PT Inti untuk lebih gencar melakukan sosialisasi dan pembukaan posko.

“Ada juga yang tanya ke call center kami nanyain perlu bawa kendaraan atau tidak. Ya kita jelaskan saat ini kita belum bisa melakukan pemasangan ke rumah-rumah,” katanya.

Masih sedikitnya mobil-mobil di Jakarta yang sudah pasang RFID, kata Andi, ada pengaruh dengan kondisi cuaca sejak awal 2014 yang masih buruk.

Ia tidak berani memastikan kapan pemasangan 4 juta RFID akan rampung. Menurutnya, target itu bisa saja mundur tergantung pembicaraan pihaknya dengan Pertamina.

“Kita terus kerja keras. Selain kendaraan, 264 SPBU se-Jakarta juga harus terpasang alat RFID. Baru 16 SPBU yang sudah full RFID. Karena belum operasi, SPBU yang sudah full RFID tetap bisa melayani kendaraan yang belum terpasang RFID,” pungkasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA