Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menunggu Dites, Peserta Mondar-mandir Tegang

Ngintip Seleksi Lelang Jabatan Kepala Sekolah

Kamis, 19 Desember 2013, 09:18 WIB
Menunggu Dites, Peserta Mondar-mandir Tegang
ilustrasi
rmol news logo Sejumlah guru peserta lelang jabatan kepala sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) melaporkan kecurangan dalam seleksi. Tim investigasi dibentuk untuk menyelidiki kecurangan itu. Meski begitu, seleksi jalan terus.

Saat ini seleksi sudah masuk tahap ketiga: tes kompetensi manajerial dan wawancara. Kemarin sore, 12 peserta mengikuti tes di kantor Badan Kepegawaian DKI di lantai 21 Gedung Balaikota Jalan Medan Merdeka Selatan.

Empat sofa hijau di ruang Pusat Penilaian Kompetensi Pegawai (PPKP) ditempati peserta yang menunggu dipanggil tes. Raut wajah mereka tampak tegang.

Ichsan Al Nursan, Kepala SMK Negeri 55 Pademangan Jakarta Utara menunggu dipanggil untuk wawancara. Ia peserta tes gelombang terakhir. Setiap hari tes berlangsung tiga gelombang. Gelombang pertama pukul 07.30 sampai 10.30. Gelombang kedua 10.30 sampai 14.15. Gelombang ketiga 14.15 sampai 17.15.

Datang pukul 2 siang, Ichsan telah mengikuti tes pertama: kompetensi manajerial. Tes digelar ala diskusi. Setiap peserta diminta menyampaikan pendapatnya dalam diskusi itu. “Tadi diskusi tentang masalah sekolah. Tegang banget,” ujar Ichsan.

Tidak hanya Ichsan, peserta lain juga mengaku demikian. Seorang perempuan paruh baya terlihat mondar-mandir menunggu dipanggil wawancara. Ia terlihat tak tenang. “Ini saya nahan-nahan,” katanya.

Menunggu dipanggil wawancara, hanya sedikit pembicaraan yang keluar dari mulut 12 peserta. Suasana ruang tunggu itu cukup tenang. “Sudah jangan tanya lagi, semua tegang,” bisik Ichsan. Hingga pukul 15.30, belum ada peserta yang dipanggil masuk.
Di sisi ruang tunggu itu terdapat meja. Di atasnya diletakkan daftar hadir peserta tes.

Mengintip daftar hadir, hampir semua peserta tes kemarin adalah kepala SMK definitif atau saat ini telah menjabat posisi itu. Mereka ikut seleksi lantaran ingin mempertahankan posisinya. Sebab, jika tak mendaftar seleksi, dianggap mengundurkan diri.

Ada 117 jabatan kepala SMA dan 63 kepala SMK negeri yang diperebutkan dalam seleksi terbuka ini. Kontestannya kepala sekolah inkumben dan para guru yang telah memenuhi syarat ikut seleksi. Sebanyak 928 peserta dinyatakan lolos tes tahap dua atau tes tulis. Mereka pun berhak mengikuti tes kompetensi manajerial dan wawancara.

Kemarin, ada 108 peserta yang mengikuti tes ini. Mereka dibagi dua kelompok. Sebanyak 36 peserta tes di BKD DKI. Sisanya di Biro Psikologi Mabes Polri.

Sejumlah guru yang mengikuti seleksi ini mencurigai adanya kecurangan. Para guru yang tergabung dalam Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) da Forum Musyawarah Guru Jakarta (FSMGJ) pun menemui Gubernur DKI Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

Yang dipersoalkan adalah pelatihan untuk kepala sekolah definitif yang difasilitas Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI. Mereka juga menduga adanya kebocoran soal ujian dan penyimpangan lainnya saat ujian 13-14 Desember lalu.

Mendapat laporan itu, gubernur dan wakil gubernur geram. Tim investigasi pun dibentuk. Basuki yang biasa disapa Ahok mengancam akan mencopot oknum di Dinas Pendidikan jika terlibat dalam kecurangan ini. Seleksi akan diulang jika terbukti ada kecurangan.

Walaupun ada aroma tak sedap dalam seleksi jabatan kepala SMA dan SMK negeri, Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto tak akan menghentikannya.

“Jalan terus. Tunggu hasil tim investigasi, ada yang curang atau tidak,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka.

Pihak BKD DKI juga tak menghentikan seleksi yang sudah memasuki tahap tiga.  “Tetap dilaksanakan, memang ramai isu (soal bocor) itu,” ujar Heri, Staf Pengembangan Karier BKD DKI.

Kepala Bidang Pengembangan Karier BKD DKI Chaidir menjamin tak ada soal tes yang bocor ke tangan para peserta seleksi. Sebagai pelaksana seleksi, ia sudah berupaya semaksimal mungkin menjamin kerahasiaan soal seleksi. “Kalau ada soal yang mirip keberuntungan mereka saja,” katanya kepada Rakyat Merdeka.

Chaidir menekankan, tes online yang dilaksanakan 13-14 Desember hanyalah salah satu tahap dari keseluruhan proses seleksi. Masih ada beberapa tahap yang masih harus dilalui para peserta.

539 Peserta Tak Lolos Tes Materi
Skor Di Bawah 46

Seleksi terbuka jabatan Kepala SMA dan SMK negeri cukup diminati. Sebanyak 1.589 orang melamar ikut seleksi itu. Mereka memperebutkan posisi 117 kepala SMA dan 63 kepala SMK.

Kepala Bidang Pengembangan, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, Chaidir mengatakan, ada tiga tahapan seleksi. Yaitu, saat seleksi pendaftaran. Di tahap ini 132 orang dicoret lantaran tidak memenuhi syarat.

Syarat untuk mengikuti lelang jabatan kali antara lain berstatus guru PNS DKI Jakarta, minimal pendidikan S1, D-IV kependidikan dan non kependidikan terakreditasi, sertifikat pendidikan, minimal Gol IIIc, usia maksimal 54 tahun kecuali kepala sekolah definitif, tidak terkena hukuman disiplin sedang dan berat 2 tahun terakhir.

Kemudian, memiliki daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) minimal baik dalam dua tahun terakhir, pengalaman mengajar minimal 5 tahun berturut-turut di jenjang sekolah yang sama di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, dan sehat jasmani dan rohani.

Setelah melalui babak seleksi administrasi, lanjut Chaidir, peserta melakukan seleksi kompetensi materi yang dilakukan dengan sistem komputersisasi. Tes yang berlangsung pada 13-14 Desember lalu itu, sudah menggugurkan  539 peserta.
“Mereka yang gugur karena mendapat nilai di bawah 46,” terangnya.

Sejak kemarin hingga penghujung tahun digelar tes kompetensi manajerial dan wawancara. Sebanyak 918 mengikuti tes tersebut. Mereka yang lolos, akan dilakukan tes kembali berupa public hearing, rapat Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) DKI Jakarta. Setelah itu, baru dikukuhkan menjadi kepala sekolah.

Kepala Disdik Ngaku Hadir Kasih Motivasi
Kepsek Dapat Pelatihan Jelang Tes

Presidium FSGI Guntur Ismail mengungkapkan para kepala sekolah definitif mendapat pelatihan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) sebelum tes online pada 13-14 Desember lalu.

“Saya guru yang ikut tes, tapi kenapa incumbent ada pelatihan kami tidak? Apa (LPMP) itu lembaga bimbel (bimbingan belajar)?” protes Guntur.

“Kita menduga ada kebocoran soal, dan sudah melapor kepada Jokowi dan Ahok.  Yang ikut (pelatihan) LPMP mendapat nilai 80-100,” ujar Guntur kepada Rakyat Merdeka, kemarin. Menurut dia, banyak guru yang berguguran dalam tes online.

Guntur juga mempersoalkan durasi waktu tes yang lebih cepat. Dalam website resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tercantum lama ujian 90 menit. Tapi peserta hanya diberi waktu 60 menit untuk menjawab 75 soal.

Wakil Gubernur Basuki Tjahja Purnama mengatakan sedang sudah mengumpulkan data mengenai dugaan kecurangan seleksi jabatan kepala sekolah.

Ia mendapat informasi kepala sekolah dikumpulkan lalu diberikan pelatihan himpunan soal yang diujikan pada test lelang jabatan. Melalui pelatihan itu, kepsek yang menjabat dipermudah mengikuti seleksi.

“Jadi ini yang kita selidiki, kalau masih terus macam-macam, kita akan ceklah. Termasuk ada isu komisi beli buku,” ungkapya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Taufik Mulyanto tidak membantah adanya pelatihan terhadap kepala sekolah sebelum tes. Ia ikut hadir dalam pelatihan itu.

“Bukan hanya di LPMP, tapi di Point Square Lebak Bulus, SMAN 57, sampai di Cisarua sebelum tes pada kumpul. Kita belajar bersama. Bahkan kita mendatangkan ahli seperti psikolog,” ujar Taufik kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia menganggap tak ada yang salah menggelar pertemuan sebelum tes. Namun, dia menyangkal kalau pertemuan itu adalah kegiatan resmi Dinas Pendidikan. Kata dia, peserta mengeluarkan uang sendiri untuk menyewa tempat dan mendatangkan pemberi materi.

Taufik mengatakan aksi belajar itu diikuti anggota Musyawarah Kepala-kepala Sekolah (MKKS) DKI Jakarta, dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah Kejuruan DKI Jakarta (K3SK).

Kehadirannya dalam kelompok belajar itu untuk memberikan motivasi kepada para kepala sekolah yang akan mengikuti seleksi.

“Kalau saya diam saja, justru salah. Tahu jadi masalah gini, ya kita larang. Intinya saya serahkan semua persoalan kepada tim investigasi. Kalau ada yang curang (menerima bocoran) silakan diberi sanksi,” tegasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA