Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gorong-gorong Tertimbun Tanah, Warga Kebanjiran

Melihat Perbaikan Saluran Air Di Musim Hujan

Selasa, 10 Desember 2013, 10:34 WIB
Gorong-gorong Tertimbun Tanah, Warga Kebanjiran
ilustrasi
rmol news logo Untuk mencegah Jakarta kembali dilanda banjir besar, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pengerukan kali, waduk hingga perbaikan gorong-gorong. Namun, proyek perbaikan gorong-gorong yang dilakukan ketika musim hujan tiba justru jadi penyebab banjir di sekitarnya. Selama perbaikan, saluran itu tak bisa mengalirkan limpahan air hujan.

Dua papan pengumuman itu dipasang di tengah jalan. “Maaf!!! Hindari Jalan Rawa Domba. Ada Pekerjaan Galiran Saluran SDPU Jakarta,” tulisan di papan pengumuman berlatar kuning itu.

Pemasangan papan pengumuman di tengah jalan itu seperti portal untuk menghalau pengendara memasuki jalan ini. Papan serupa dipasang untuk menutup jalan yang saluran airnya tengah diperbaiki.

Persis di belakang papan pengumuman itu terlihat genangan air menutupi jalan. Menyusuri Jalan Inspeksi Saluran, air semakin tinggi menutupi jalan dan pemukiman di sini. Hingga mencapai ketinggian paha orang dewasa.

Jalan yang mengarah ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07 dan 08 Duren Sawit, Jakarta Timur pun ditutup dengan portal besi. Tujuannya agar tak dilalui kendaraan maupun dilintasi orang. Sebab, airnya sangat tinggi. Kendaraan bisa mogok. Pejalan kaki bisa terperosok ke got, sebab saluran air itu tak terlihat karena tertutup banjir.

Meski jalan akses ke Jalan Raden Inten itu ditutup, sejumlah mobil dan motor tetap berusaha melintas. Beberapa mobil melaju pelan menerobos banjir. Beberapa pengendara motor memilih mencari jalan lain begitu terhadang banjir.

Sejumlah anak kecil terlihat asyik berenang di air cokelat yang menggenangi jalan di dekat sekolah. Bocah-bocah itu tak takut terperosok ke dalam got yang berada di pinggir kanan dan kiri jalan.

Di seberang sekolah yang terendam banjir terdapat bedeng yang dibangun dari kayu. Bedeng itu ikut terendam banjir. “Itu bedeng para pekerja yang mengerjakan gorong-gorong,” kata Syaifuddin, warga RW 16 Kelurahan Duren Sawit.

Ia tengah berteduh di pos RW 16 ketika hujan mengguyur kawasan ini mulai siang kemarin. Pos yang berdinding kaca bening itu berada di perempatan Jalan Inspeksi Saluran. Juga di seberang sekolah.

Hujan yang turun dan air yang belum surut membuat perbaikan gorong-gorong dihentikan. Sejumlah petugas berseragam cokelat dengan badge lambang di Pemprov DKI Jakarta di lengannya duduk-duduk di sekitar bedeng. Tak ada yang mereka kerjakan.

Sebuah mobil pemadam kebakaran warna merah diparkir di ujung jalan. Ukurannya tak kecil, hanya mampu bisa mengurangi genangan air yang menutupi lokasi gorong-gorong yang sedang diperbaiki.

“Sudah sejak Kamis lalu banjir menggenangi daerah ini. Dan lebih parah pada Jumat-nya, air sama sekali tidak surut lagi,” tutur Syaifuddin.

Ia menyalahkan perbaikan gorong-gorong yang dilakukan pada saat musim hujan. Sehingga ketika hujan turun, gorong-gorong tak bisa menyalurkan air. Akibatnya, kawasan ini pun kebanjiran. “Sudah seminggu pengerjaan gorong-gorong dilakukan. Belum kelar juga sampai sekarang,” ujar pria berkumis tipis itu.

Setiap kali hujan deras mengguyur, kata dia, memang muncul genangan air yang menutupi sebagian badan jalan. Namun puluhan tahun menetap di sini, menurut Syaifuddin, genangan itu cepat surut karena mengalir lewat gorong-gorong.

“Baru kali ini sekolah ditutup karena banjir. Dulu-dulu, jika hujan deras, memang ada saja genangan air, tetapi paling sejam atau dua jam berikutnya sudah surut lagi. Tidak seperti sekarang,” gerutunya.

Sejumlah rumah di Jalan Rawa Domba pun kebanjiran. Air masuk ke dalam rumah hingga ketinggian 60 cm. Kokon Sukendar, Ketua RW 16 mengungkapkan, air mulai menggenangi wilayahnya sejak Jumat siang.

Kokon juga menyalahkan perbaikan gorong-gorong—yang baru dilakukan ketika musim hujan—sebagai penyebab banjir.

“Di sini memang sering banjir tapi langsung surut, kali ini karena ada proyek galian gorong-gorong, salurannya tersumbat tanah galian,” ujarnya. Lokasi proyek itu ikut terendam banjir.

Ketinggian air mencapai puncak pada Sabtu lalu. Banjir mencapai satu meter dan membuat jalan alternatif dari Pondok Bambu menuju Radin Inten ini terputus. “Malam Minggu kemarin mobil tidak bisa lewat, sekarang aja mobil baru bisa lewat tapi harus pelan-pelan,” kata Kokon.

Suku Dinas Pekerjaan Umum (SDPU) Jakarta Timur, ujar dia, sudah menurunkan tiga mobil pemadam kebakaran dan pompa untuk menyedot air. Namun sia-sia.

Kokon hanya berharap hujan tak turun terus menerus sehingga banjir bisa surut. “Mudah-mudahan tidak hujan deras, karena air bisa nambah lagi,” harap Kokon yang bersiaga di Pos RW memantau banjir ini.

Sekolah Terendam, Siswa Dipulangkan
“Untung Ujian Sudah Selesai”

SEKOLAH Dasar Negeri (SDN) 07 dan 08 Duren Sawit, Jakarta Timur kebanjiran sejak Jumat lalu. Banjir belum surut hingga kemarin. Sekolah ditutup, siswa diliburkan.
Kemarin, halaman sekolah itu masih terendam banjir sekitar 30 cm. Sekolah digenangi air berwarna cokelat hingga ke jalan di perumahan ini.

“(Banjir) ini dari hari Jumat . Belum belum surut. Masih menggenang. Sebelumnya ada galian gorong-gorong kan ditanggul. Terus katanya ada pipa PAM yang bocor karena kena alat berat. Kemudian air hujan juga,” ujar Sisi, guru yang mengajar kelas 1 di SDN Negeri 07.

Senin pagi, semua siswa datang ke sekolah. Namun para guru mengimbau 800-an siswa kedua sekolah belajar di rumah saja karena sekolah masih banjir.

“Siswa pada datang pagi-pagi, mau belajarnya di mana? Sementara belajar di rumah saja. Untungnya, UAS (ujian akhir semester) sudah selesai hari Jumat. Banjir mulai menggenang Jumat siang,” kata Sisi.

Menurut dia, jika banjir terjadi saat ujian akhir semester tentu akan merepotkan siswa maupun para guru. Sebab, semua kelas di sekolah kebanjiran.

Kepala SDN 07 Pagi Endah Astuti mengatakan, banjir yang merendam sekolah ini memang kerap kali terjadi jika intensitas hujan tinggi. Meski demikian banjir tersebut berlangsung tidak terlalu lama.

“Kalau hujan gede, memang SD kami sering kebanjiran. Karena tanah di sini memang rendah sehingga mudah kebanjiran. Tapi paling hanya dua jam lalu surut. Tapi baru kali ini baru banjir sampai tiga hari,” ujar Endah.

Endah mengatakan sudah memberitahukan kepada pengurus RT maupun RW di sini bahwa sekolah diliburkan sampai banjir surut.

Namun pagi sejumlah siswa tetap datang ke sekolah. Mereka mendapati sekolah masih terendam banjir. Pihak sekolah pun memulangkan mereka.

“Tadi pagi anak-anak sudah datang, akhirnya saya telpon Pak Kasi (Pendidikan Dasar) dan pengawas, akhirnya diputuskan untuk anak-anak belajar di rumah. Ada sekitar 450 siswa. Semua kami pulangkan, tidak kami liburkan juga,” katanya.

Sama seperti Sisi, Endah mengatakan banjir yang mengakibatkan sekolahnya terendam karena ada perbaikan saluran air. Lokasi saluran air itu persis di belakang sekolah.
“Mudah-mudahan habis di perbaiki, sekolah kami tidak akan kebanjiran lagi,” harapnya.

Syaifuddin, warga RW 16 mengatakan anaknya yang duduk di kelas empat di SDN 07 dipulangkan karena tempat belajarnya masih kebanjiran.

“Untungnya anak-anak sudah selesai UAS. Memang belum libur sekolah, tetapi mau gimana lagi, sekolah udah mau tenggelam begitu, ya diliburkan sajalah,” katanya. “Mudah-mudahan banjir segera surut.” ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA