Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lewati ‘Jalur Neraka’, Waktu Tempuh Molor 1 Jam

Menjajal “Busway” Ciputat-Kota

Sabtu, 06 Oktober 2012, 09:00 WIB
Lewati ‘Jalur Neraka’, Waktu Tempuh Molor 1 Jam
Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB)

rmol news logo Hari duduk santai di dalam Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) jurusan Ciputat-Kota. Sambil  menyilangkan kedua tangan di atas perut, mata karyawan perusahaan swasta ini sesekali terpejam.

“Nyaman sekali bus ini, jadi bawaannya ngantuk,” kata pria yang mengenakan jaket warna hitam ini. Kondisi kabin yang masih gres dan udara sejuk yang te­rus menerus dihembuskan me­sin air conditioner (AC) mem­buat penumpang mudah mengantuk.

Bus ini memang masih baru. Ka­mis lalu (4/10) Dinas Per­hu­bu­ngan DKI Jakarta meluncur­kan APTB Ciputat-Kota. Bus yang di­operasikan PT Bianglala Me­t­ro­politan (BMP) ini meng­gan­tikan bus Bianglala Patas AC 45 Kota-Ciputat yang ditutup karena rutenya bersinggungan bus Trans­jakarta Koridor 1 Blok M-Kota.

Jalur yang dilalui bus ini yakni Ci­putat-Lebakbulus-Pondok In­dah-Radio Dalem-Panglima Po­lim-Sisingamangaraja-Sudirman-Thamrin-Medan Merdeka Barat-Gajah Mada-Kota.

Ketika bertemu dengan jalur bus­way, angkutan ini pun men­jadi semacam bus Transjakarta. Bus ini memang diperkenankan ma­suk jalur busway. Bahkan diper­bolehkan menaikkan dan menurun­kan penumpang di halte busway.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengatakan rute Ciputat-Kota sepanjang 30 kilometer bisa ditempuh dalam 60 sampai 90 menit.

Dengan adanya bus ini, Hari tak perlu naik-turun kendaraan umum dari rumah untuk sampai ke kantornya di Thamrin, Jakarta Pusat. Pria ini tinggal di kawasan Ciputat. “Langsung naik bus ini dari Ciputat sampai ke kantor,” katanya.

Namun dia menyayangkan lamanya menunggu kedatangan bus ini. Dia berharap armadanya ditambah. “Agar penumpang tidak terlalu lama menunggu,” katanya.

Hari tak keberatan merogoh Rp 9.500 untuk membayar tiket bus ini untuk sekali perjalanan. Se­be­lumnya dia mengeluarkan jumlah yang sama untuk sampai ke tem­patnya bekerja.

“Kalau naik ken­daraan umum biasa habisnya juga sama. Tidak ada AC-nya lagi,” ujarnya.

Ia beruntung penumpang yang naik pada hari peluncuran tidak ditarik bayaran. Mulai Jumat (5/10) penumpang yang naik bus ini sudah dikenai biaya.

Rakyat Merdeka pun menjajal busway pada hari peluncurannya. Naik dari Ciputat. Bus yang ma­sih baru ini tampak kinclong. Cat biru yang menutupi badan bus masih mengkilap. Di depan dan samping kiri bus diberi tu­lisan “APTB” dengan huruf ber­uku­ran besar. Di kaca depan ba­gian atas dipasang papan kecil ber­tuliskan rute bus: Ciputat-Kota.

Bus ini memiliki tiga pintu. Di de­pan, tengah dan belakang. Pin­tu depan dan belakang hanya ada di sisi kiri. Sementara pintu te­ngah mirip yang terdapat di bus Transjakarta. Fungsinya untuk menaik-turunkan penumpang di halte busway.

Udara sejuk langsung menerpa kulit ketika masuk ke kabin bus. Kursi penumpang ditempatkan di pinggir dan bagian belakang. Kur­si-kursi itu bisa menampung 35 orang. Sayangnya, kursinya be­lum dilapisi busa sehingga te­rasa keras saat diduduki.

Bagian tengah bus diko­song­kan untuk penumpang yang ber­diri. Di langit-langit disediakan pegangan untuk penumpang yang berdiri. Bus bisa memuat 60 pe­numpang berdiri.

Suara dan goncangan dari me­sin tak terasa di dalam kabin. Bus ini mesin Mercedes dengan stan­dar Euro 3. Goncangan tak di­ra­sakan penumpang yang ada di kabin karena bus ini sudah meng­gunakan suspensi udara.

Arus lalu lintas yang padat di jalur Ciputat-Pasar Jumat mem­buat bus ini berjalan lambat. Di se­panjang jalur ini ada 10 pe­num­pang naik dari pintu depan mau­pun belakang. Setiap pintu dijaga seorang kondektur.

Kondektur akan menyodorkan tiket kepada penumpang yang baru naik. Karcis tiketnya pan­jang. Bisa disobek menjadi em­pat. Sobekan pertama untuk un­tuk penumpang. Sobekan kedua dipegang kondektur. Sobekan ke­tiga tiket Ciputat-Blok M Rp 6 ribu. Sobekan terakhir tiket Blok M-Kota Rp 3.500.

Di sepanjang jalur Ciputat-P­a­sar Jumat bus bebas menurunkan dan menaikkan di mana saja. Sampai di depan Sekolah Pol­wan, Pasar Jumat, Lebakbulus, APTB memasuki jalur busway. Bus ini hanya berhenti untuk me­nurunkan menumpang di halte-halte busway.

Kondektur yang sebelumnya berjaga di pintu depan dan bela­kang pindah ke pintu tengah un­tuk mengatur penumpang yang ingin naik dan turun dari halte busway.

Bus melaju pelan di sela-sela arus lalu lintas yang padat di se­panjang jalur Lebakbulu sampai depan Pondok Indah Mal. Setelah itu, bus berbelok ke kanan me­nuju Radio Dalem.

Di jalan ini tidak ada jalur bus­way. Bus kembali menaikkan dan menurunkan penumpang dari de­pan dan belakang. Dari Radio Dalem bus menuju Panglima Po­lim. Jalur ini dikenal sebagai “ja­lur neraka” bagi pengendara.

Se­panjang hari dilanda kema­cetan. Sebab kendaraan yang me­lalui jalur ini sangat padat. Se­mentara badan jalannya sempit ha­nya bisa dilalui dua mobil. Di kanan dan kiri jalan dipenuhi per­tokoan dan tempat parkir ken­daraan. Di jalur ini, APTB kem­bali melaju pelan.

Sampai di Blok M, APTB ma­suk jalur busway hingga pem­ber­hentian terakhir di Kota. Pe­num­pang naik dan turun di halte bus­way. Perjalanan dari Ciputat sam­pai Kota ditempuh dalam 2,5 jam. Molor sejam dari target Dinas Per­hubungan DKI.

Kurangi Pengguna Mobil Pribadi, Armada Diperbanyak

Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengatakan, untuk tahap awal armada APTB Ciputat-Kota yang dioperasikan hanya empat unit. Secara ber­tahap akan ditingkatkan sampai 15 unit.

“Hari ini kita turunkan empat armada. Besok empat lagi. Lusa empat lagi sampai jumlah 15 armada yang memang sudah disediakan,” katanya saat pe­luncuran APTB Kamis lalu.

Pengoperasian APTB, menu­rut Udar, bertujuan untuk mene­kan kepadatan lalu lintas di jalur Tangerang Selatan (Tang­sel) me­nuju Jakarta. Selama ini ba­nyak penduduk komuter Tangsel yang menggunakan kendaraan pribadi untuk pergi bekerja.

“Hal itu membuat beban jalan dari arah Tangsel menuju Jakarta menjadi membengkak,” kata­nya.  Pada 2012 ini Dinas Per­hu­bungan DKI merencanakan me­nerapkan sistem direct ser­vice pada pengoperasian APTB. Bus APTB diberikan kelong­ga­ran masuk ke lajur busway.

“Diharapkan dapat meng­ako­mo­dasi para komuter untuk meng­gunakan APTB dan tidak menggunakan kendaraan priba­dinya atau menitipkan ke­n­da­raan­nya di areal park and ride, se­hingga volume kendaraan yang menuju ke Jakarta semakin berkurang,” katanya.

 Ia menjelaskan,  15 APTB ini merupakan peremajaan armada bus  Bianglala Patas AC 45. Spe­si­fikasinya sama dengan bus Trans­jakarta. Yaitu bus besar kapasitas 85 penumpang terdiri dari 35 duduk, 50 berdiri, high deck, dan posisi tempat duduk berhadapan.

Udar menjelaskan, penum­pang dari Kota membayar tarif Rp 3.500 untuk sampai halte Halte Al Azhar, Jakarta Sela­tan. Jika penumpang ingin me­lan­jut­kan perjalanan ke Ciputat, bayar tiket terusan APTB Rp 6 ribu.

Ia menambahkan, Halte Al Az­har merupakan tempat ter­akhir untuk memperpanjang ti­ket terusan jika ingin mel­an­jut­kan ruta sampai Ciputat.

Direktur Utama Bianglala Met­ropolitan (BMP) Tasmiyati Mujiono mengatakan akan me­ningkatkan armada APTB Ci­putat-Kota menjadi 30 unit. Da­lam waktu dekat pihaknya meng­operasikan 15 unit lagi. Saat ini, armada tambahan itu masih  proses pembuatan.

Setelah ini, PT BMP akan mem­persiapkan peremajaan tiga trayek lainnya jadi APTB. Ke­tiga trayek itu yakni Ciputat-Se­nen, Depok-Bogor, dan Tange­rang-Senen via Ciledug.

Sudah 4 Bulan Dibuka, Rute Tangerang-Kalideres Masih Sepi Penumpang

Berbagai cara dilakukan Pemerintah Propinsi DKI Ja­karta untuk mengurai kema­ce­tan. Salah satunya menyediakan angkutan umum yang layak un­tuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Tapi usaha itu belum membuahkan hasil.

Diresmikan Gubernur DKI Ja­karta Fauzi Bowo Juni lalu Angkutan Perbatasan Ter­in­teg­rasi busway (APTB) Poris Pla­wad (Kota Tangerang)-Kali­de­res sepi peminat.  Buslane yang ngetem di Terminal Poris ini kurang diminati karena jarang angkot yang masuk ke terminal itu. Menunggu satu jam di depan terminal, tidak ada angkot yang melintas. “Angkot tak ada yang masuk terminal, karena puta­ran­nya jauh,” kata Wira, warga yang tinggal di dekat terminal.

Jarangnya angkot masuk Ter­minal Poris membuat  calon pe­num­pang malas naik APTB yang di sini disebut buslane. War­ga tetap memilih naik ang­kot dari Cikokol untuk ke Ter­minal Kali­deres. Tarifnya sama dengan bus­lane Rp 3.000 per orang.

“Naik buslane ada AC-nya, tetapi kalau mau ke Terminal Po­ris susah angkotnya. Belum lagi kalau mau masuk ke Poris, butuh waktu 15 menit dari jalan raya utama,” kata Sari, seorang penumpang angkot. Akibatnya, buslane sepi peminat.

Walaupun hanya diisi lima penumpang, APTB tetap be­rang­kat sesuai jadwal. “Walau pe­numpangnya hanya tiga, bus tetap jalan. Soalnya, dalam se­hari, setiap bus diwajibkan tujuh rit (pulang dan pergi dari dan ke terminal),” kata Arjuna, pramudi buslane. Sejak dioperasikan pada akhir Juni 2012, kata dia, jumlah penumpang bus paling banyak 15 orang.

Seperti diketahui, pemenang tender sebagai operator di jalur ini adalah Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Pe­ngoperasian angkutan ter­int­eg­rasi itu diharapkan mampu me­ngurangi kemacetan yang terjadi di sekitar pinggiran dan dalam kota Jakarta. Kota Tangerang ad­a­lah daerah penyangga per­tama yang memiliki buslane.

 Kepala Operasional PPD-Buslane Kota Tangerang Sabar Sihombing mengatakan, meski sepi penumpang buslane tidak akan dihapuskan. “Kami me­ngu­tamakan pelayanan ketim­bang bicara soal untung. Kondisi saat ini kami anggap masih da­lam tahap wajar,” katanya.

Kepala UPT Angkutan Mas­sal dan Buslane Dinas Perhu­bu­ngan Kota Tangerang Yunianto men­je­laskan, pihaknya masih optimistis dengan perkem­ba­ngan buslane.

“Bersama PPD, kami sudah ber­komitmen me­ngembangkan bus­lane secara bersama-sama. Kami optimistis ke depan buslane akan diminati warga, katanya.

Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Tangerang Fatchulhadi me­ngatakan, dalam waktu dekat pi­haknya akan melakukan ka­ji­an un­tuk rekayasa lalu lintas, ter­m­a­suk dalam pengaturan angkot yang masuk ke Terminal Poris. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA