Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sehari Hanya 8 Perjalanan, Hari Libur Tak Beroperasi

Kereta Khusus Wanita Diluncurkan

Selasa, 02 Oktober 2012, 08:21 WIB
Sehari Hanya 8 Perjalanan, Hari Libur Tak Beroperasi
ilustrasi

rmol news logo Kereta bernomor KLB 5381 itu memasuki Stasiun Universitas Indonesia (UI) Depok pukul 07.03. Terlambat lima menit dari yang dijadwalkan. Sejumlah petugas keamanan berseragam biru gelap segera berdiri di sisi kereta setelah berhenti dan pintu gerbong terbuka.

Hanya penumpang wanita yang diperkenankan petugas itu untuk menaiki kereta ini. Kereta ini memang khusus untuk pe­num­pang wanita dan anak-anak. Ini bisa dilihat dari tulisan “Ke­reta Khusus Wanita” di badan ger­bong.

Kereta yang diberangkatkan pada pukul setengah tujuh dari Stasiun Bogor menuju Stasiun Jakarta Kota tampak lenggang. Padahal, ini jam berangkat kerja. Tak ada pemandangan penum­pang yang berdesak-desakan di rang­kaian kereta yang terdiri dari delapan gerbong ini. “Keretanya kosong banget,” kata Ati, pega­wai Kementerian Kehutanan yang menumpang kereta ini.

Kemarin, PT KAI Commuter Ja­bodetabek (PT KCJ) melun­curkan kereta khusus wanita. Untuk tahap awal, kereta khusus ini hanya tersedia di jalur Bogor-Ja­karta Kota dan Bogor-Jati­negara.

Peluncuran ini bertepatan de­ngan langkah PT KCJ menaik­kan tarif commuter line. Pe­ngo­pe­rasian kereta khusus merupakan bagian dari peningkat­an pe­layan­an terhadap penumpang.

Kereta khusus wanita ini melayani delapan kali perjalanan dari pagi hingga malam hari. Ke­reta ini tak beroperasi pada hari libur maupun hari libur nasional.

Sejak dua tahun lalu, PT KAI sudah menyediakan dua  gerbong khusus untuk penumpang wanita dan anak-anak. Gerbong terletak di paling depan dan belakang rang­kaian kereta. Gerbong ini juga dijaga petugas keamanan wanita.

Lantaran hanya tersedia dua gerbong, penumpang wanita yang tak kebagian tempat ter­paksa masuk ke gerbong umum. Turut berdesak-desakan dengan pe­numpang pria.

Caca, mahasiswi Institut Perta­nian Bogor (IPB) berharap PT KCJ memperbanyak kereta khu­sus wanita. Wanita yang tinggal di Bekasi ini sehari-hari be­rang­kat ke kampusnya di Bogor de­gan kereta. “Kalau bisa kereta khusus wanita ini juga ada yang sam­pai ke Bekasi,” ujarnya.

Selama ini, wanita berjilbab itu memilih berangkat agak siang untuk menghindari berdesak-desakan. Ia juga selalu masuk ke gerbong khusus wanita di com­muter line yang melayani jalur Bekasi-Manggarai.

“Gerbongnya enak dan AC-nya agak dingin. Jadi enak untuk membaca,” perempuan berusia 18 tahun yang menentang tas laptop di tangan kanannya. Perjalanan Bekasi-Manggarai ditempuh dalam waktu 30 menit.

Keinginan Caca bakal terkabul. PT KAI akan mengoperasikan kereta khusus wanita di jalur Bekasi-Jakarta Kota bulan depan. “Akhir bulan November, kami akan menambah jumlah rang­kai­an kereta perempuan Bekasi-Kota,”  kata Mateta Rizalulhaq, Ke­pala Humas PT KAI Daops I.

Ia menjelaskan program kereta khusus wanita ini merupakan kelanjutan dari program gerbong khusus wanita yang diluncurkan 19 Agustus 2010 lalu. “Banyak pe­numpang yang menginginkan agar menambah jumlah gerbong khusus wanita,” kata Mateta.

Dari sini muncul gagasan me­lun­curkan kereta khusus wa­nita. Per 1 Oktober 2012, PT KCJ, anak perusahaan PT KAI yang me­­ngelola commuter line, mulai me­ng­operasikan kereta ini. “Delapan gerbong full untuk wa­nita,” ujar Mateta.

Seperti apa kereta khusus wanita ini? Dari bentuk rang­kaian­nya, kereta ini tak berbeda de­ngan commuter line lainnya. Agar membedakan dengan com­muter line umum, badan gerbong kereta ini diberi tulisan “Kereta Khusus  Wanita.” Tulisannya tam­pak mencolok karena ukuran besar dan berwarna putih dengan latar warna merah jambu.

Tulisan itu diapit gambar bunga. Gambar bunga dan warna merah jambu selama ini kerap diidentikkan dengan kaum Hawa.

Mencoba mengintip ke dalam gerbong, interiornya tak berbeda dengan commuter line umum. Tempat duduk untuk penumpang menempel di badan gerbong.

Bagian tengah gerbong di­biarkan kosong. Tempat ini untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk. Di langit-langit ger­bong dipasang tiang dan se­jumlah pegangan untuk pe­num­pang yang berdiri. Di langit-langit itu terdapat lubang-lubang yang menghembuskan udara dingin dari AC.

Mateta mematikan pengope­ra­sian kereta khusus wanita ini tak akan mengganggu jadwal per­jalanan commuter line umum. Me­nurut dia, jadwal kereta khu­sus berada di sela-sela jadwal com­­muter line umum.

Tarifnya Dinaikkan, KRL AC Tak Lagi Kereta Bersubsidi

Spanduk yang berpasang di tiang peron di Stasiun Mang­ga­rai itu tampak berkibar-kibar diterpa angin. Spanduk itu berisi pe­ng­umuman kenaikan tarif com­mu­ter line.

“Mulai 1 Oktober 2012 akan diberlakukan penyesuaian tarif KRL commuter line dengan pe­nambahan harga tiket sebesar Rp 2.000. Untuk semua relasi,” de­mikian tulisan di spanduk.

Tulisan “Rp 2.000” dengan tan­da panah ke  atas sengaja di­cetak merah dengan font berbeda agar tampak mencolok.

Stasiun Manggarai hanya me­­masang pengumuman me­ngenai kenaikan tarif commuter line, tapi juga peluncuran kereta khusus wanita. Pengumuman itu dipa­sang mulai di tempat lo­ket pen­jualan tiket hingga di peron.

Dengan kenaikan ini, commu­ter line dari Bogor - Jakarta Kota/Jatinegara dari Rp 7.000 naik men­jadi Rp 9.000. Bogor-Depok dari Rp 6.000 naik menjadi Rp 8.000. Depok-Jakarta Kota/Jati­negara dari Rp 6.000 naik menjadi Rp 8.000

Kemudian, Bekasi-Jakarta Kota dari Rp6.500 naik menjadi Rp8.500. Tangerang-Duri dari Rp5.500 naik menjadi Rp7.500 dan Parung Panjang/Serpong-Ta­nah Abang dari Rp6.000 naik menjadi Rp8.000.

Caca, mahasiswi Institut Perta­­nian Bogor (IPB) menu­turkan, se­belum tarif naik dia menge­luar­kan Rp 13.500 untuk ongkos kereta dari Bekasi ke Bogor.

Dari Bekasi, perempuan ber­jilbab ini naik commuter line AC ke Manggarai dengan harga tiket Rp 6.000. Dari Manggarai baru ke Bogor. Harga tiket ke­retanya Rp 7.000.

Mulai 1 Oktober, Caca mem­ba­yar ongkos kereta Rp 17.500. Se­bab tarif Bekasi-Mang­garai maupun Mang­garai-Bogor masing-masing naik Rp 2 ribu.

Walaupun tarif naik, Caca eng­gan pindah ke kereta eko­nomi dengan tarif Rp 2.000. Ia khawatir kondisinya lebih bu­ruk. Selama ini dia merasa nya­man naik gerbong khusus wa­nita di commuter line yang ber-AC.

Kenaikan tarif commuter li­ne tentu memicu protes. KRL Mania, komunitas pengguna kereta membuat petisi untuk me­nolak kenaikan tarif ini. Pe­tisi ini akan dikirim ke Ke­menterian BUMN.

PT KAI Commuterline Ja­bo­detabek (KCJ) tak ber­ge­ming. Menurut Direktur Ke­uangan PT KCJ Ignatius Tri Handoyo, untuk melayani lonjakan penum­pang dengan tetap mem­per­ha­tikan standar keselamatan dan ke­amanan pe­numpang serta kelayakan ope­rasional, perlu ada ke­naikan tarif commuter line AC. Kenaikannya Rp 2.000 un­tuk setiap perjalanan dan ber­laku mulai kemarin, 1 Oktober.

“Manajemen kami juga me­mutuskan me-rebranding KRL AC menjadi KRL Non Sub­sidi,” kata Ignatius.

Menurut dia, pihaknya sudah tak dapat subsidi dari peme­rintah untuk operasional KRL AC. Sebab itu, tarif kereta ini perlu dinaikkan. “Ke­naik­an kereta non subsidi ini su­dah harus kita lakukan,” katanya.

Jepang Pelopor Kereta Wanita

Tak hanya Indonesia yang mempunyai kereta khusus wa­nita, negara tetangga Malaysia juga mengoperasikan kereta serupa.

Kereta khusus wanita ini me­layani Port Klang-Sentul dan Sentul-Port Klang yang ber­jarak 50 kilometer. Kereta khu­sus ini diluncurkan karena ba­nyak pengaduan mengenai pelecehan penumpang wanita di dalam kereta.

“Aduan yang kami terima karena masalah ini bukan hanya datang dari wanita Muslim tapi dari semua ras dan agama,” kata staf Kereta Tanah Melaya (KTM) Berhad, Malaysia.

Jepang sudah menyediakan kereta khusus wanita sejak 1912.  Japanese Government Rail­way (JGR) (semacam PT KAI) meluncurkan kereta khu­sus pelajar wanita (hana densha) di jalur Chuo pada 1912. Kereta ini mengantar sis­wi SMA yang belajar di sekolah khusus perempuan.

Kereta khusus wanita (Jousei Senyousharyo) modern dipe­lo­pori oleh perusahaan kereta Keio Electric Railway. Keio me­luncurkan kereta khusus wa­nita yang beroperasi malam hari pada Desember 2000. Diope­rasikan penuh mulai Maret 2001.

Pada Juli 2001 JR East me­nyusul dengan memberlakukan ini di rangkaian yang berjalan di jalur Saikyou. Tingkat pele­cehan wanita di jalur ini sangat tinggi.

Di Juli 2002, JR West bersa­ma Hankyuu Railway, Keihan Rail­way, dan Osaka Municipal Sub­way (KA bawah tanah milik Pem­da Osaka) ikut mengo­perasi­kan kereta khusus wanita ini. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA