Kardus-kardus itu lalu dileÂtakÂkan di lorong menuju ruang kerja di bagian dalam. “Beres-beres baÂrang yang akan dibawa ke rumah Bapak,†ujarnya pria yang meÂngenakan kaos warna hitam ini. Bapak yang dimaksudnya adalah Theodorus Jacob Koekerits. Lamo adalah staf pribadi anggota KoÂmisi I DPR itu.
Theodorus yang akrab disapa Ondos meninggal dunia dalam kecelakaan di jalan tol Porong-Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur Senin (24/9). Pada pukul 03.15, mobil Nissan Patrol B 15 VY yang ditumpanginya menabrak bagian belakang truk hingga ringsek parah.
Pagi buta itu, Ondos sedang daÂÂlam perjalanan dari Blitar meÂnuju Bandara Juanda, Surabaya. Pria kelahiran Makassar, lima puÂluh tahun silam itu hendak terÂbang ke Jakarta untuk mengikuti rapat di DPR.
Selasa, jenazah Ondos diÂsÂeÂmaÂyamkan di gedung DPR. BeÂrÂsaÂmaan dengan itu, Lamo mulai memÂbenahi ruang kerja Ondos. Semua barang-barang pribadi akan diangkut ke rumah menÂdiang di Tangerang.
Menurut Lamo, bosnya terÂakÂhir kali ke ruangan ini pada Jumat pekan lalu, setelah mengikuti raÂpat di Badan Anggaran (Banggar) DPR. “Sabtu paginya baru Bapak pergi dapil,†ujarnya.
Ondos terÂpilih menjadi angÂgota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur VI. Dapil ini meliputi wiÂlaÂyah Blitar, Kediri dan Tulungagung.
Beberapa barang pribadi seÂperti jaket dan beberap stel paÂkaian sudah diangkut sopir priÂbadinya. “Sisanya mungkin daÂlam minggu akan dibawa semua,†kata Lamo.
Rakyat Merdeka mencoba meÂngintip ruang kerja Ondos. SeÂperÂti ruang anggota Dewan lainnya, begitu masuk berhadapan dengan ruang kerja staf. Terlihat dua staf seÂdang membereskan barang-baÂrang yang berserakan.
Ruang berukuran 4x2 meter itu penuh dengan tumpukan buku dan kardus berukuran besar. HaÂnya menyisakan ruang kecil unÂtuk lalu lalang staf.
Masuk ke dalam ruang kerja pribadi Ondos, terlihat ruangan berÂukuran 4x5 meter yang dinÂdingnya dipenuhi puluhan figura, mulai dari gambar biasa sampai karikatur.
Ruangan kerja yang tak sebeÂraÂpa luas ini tampak sumpek. Di teÂngah-tengah ruangan ditemÂpatÂkan dua meja. Satu meja berÂbenÂtuk persegi panjang. Letaknya beÂrada di dekat pintu masuk ruang kerja ini. Di atasnya penuh deÂngan tumpukan buku dan map waÂrÂna merah. Dua kemeja kotak-kotak digeletakkan di atas tumpukan buku.
Kemeja kotak-kotak itu masih terbungkus plastik. Belum pernah dipakai. Corak dan warna kemeja itu mirip dengan kemeja yang biasa dikenakan pasangan calon gubernur DKI Jakarta Joko WiÂdodo-Basuki Tjahaja Purnama. Joko Widodo atau yang akrab diÂsapa Jokowi adalah sama-sama kader PDIP. Wali Kota Solo itu diÂusung PDIP yang berkoalisi deÂngan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk jadi cagub DKI. Hasil hitung cepat (quick count) Pemilihan Gubernur-WaÂkil Gubernur (Pilgub) DKI puÂtaÂran dua, pasangan Jokowi-Basuki unggul atas inkumben Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli.
Mengintip ke bagian bawah meja terlihat empat pasang sepatu kulit yang sehari-hari dipakai OnÂdos. Ada yang berwarna hiÂtam. Juga ada yang cokelat. Di samÂping meja persegi ini terdapat meja bundar. Di atasÂnya dileÂtakÂkan tiga botol air miÂneral ukuÂran kecil dan empat geÂlas kristal.
Di samping meja itu terdapat meja bundar yang diatasnya terÂdapat tiga botol aqua berukuran keÂcil dan empat gelas kaca kosong.
Di pinggir ruangan ditemÂpatÂkan meja panjang. Dokumen-doÂkumen dan map warna merah meÂnumpuk di meja yang tingginya tak sampai semester ini. Dua paÂtung Bung Karno setengah badan dan dua banteng menghiasi meja warna hitam itu.
Rak pajang diletakkan meÂnemÂpel di dinding. Rak ini berisi puÂluÂhan plakat dan cinderamata dari berbagai instansi. Patung-patung Bung Karno setengah baÂdan juga ditempatkan di rak seÂtinggi dua meter ini. Ondos meÂmang dikenal sebagai pengagum Bung Karno.
Staf Taufik Kiemas Bakal Jadi Anggota DPR
Ondos Wafat, Pintu PAW Terbuka
Siapa orang yang akan mengÂgantikan Ondos di DPR? Wakil Sekjen PDIP Eriko Sutarduga masih enggan berbicara soal perÂgantian antar waktu (PAW) seÂteÂlah meninggalnya Ondos.
“Paling dalam waktu dekat ini akan dibahas. Sekarang masih berduka,†katanya. Namun sesuai kebiasaan, lanjut Eriko, pengÂganÂtinya adalah caleg yang berasal dari dapil yang sama dan nomor urutnya persis di bawahnya.
Ondos terpilih menjadi angÂgoÂta DPR dari Dapil Jawa Timur VI (Blitar, Kediri, Tulungagung). Penggantinya adalah caleg dari dapil ini juga yang nomor urutnya persis dibawahnya. Siapa dia? Ia adalah Abidin Fikri.
Eva Kusuma Sundari, anggota DPR yang sudah terpilih dari JaÂtim VI mengatakan pada Pemilu 2009, PDIP menargetkan memÂperÂoleh empat kursi dari dapil ini. Sayangnya hanya dapat tiga kursi.
Kursi itu akhirnya ditempati PrÂaÂmono Anung, Eva dan TheoÂdorus Jacob Koekerits (Ondos) yang menempati nomor urut satu sampai tiga. Sedangkan Abidin Fikri yang ditempatkan di nomor urut empat tidak lolos.
Eva mengaku belum tahu renÂcana PAW untuk menggantikan posisi Ondos. Menurut dia, besar kemungkinan akan penggantinya adalah Abidin Fikri. “Beliau noÂmor urut empat,†katanya.
Ketika dikontak, Abidin meÂnolak berkomentar mengenai peÂluangnya mengisi kursi di DPR yang ditinggalkan Ondos. “Itu kewenangan partai, saya nggak mau berkomentar soal itu,†katanya. Namun ia membenarkan berasal dari Dapil Jatim VI atau satu dapil dengan Ondos.
Siapa Abidin Fikri? Ia adalah staf ahli Ketua MPR Taufik KieÂmas. Ia juga aktif di Relawan PerÂjuangan Demokrasi (Repdem), underbouw PDIP.
Jebolan Universitas Indonesia itu juga menempati posisi seÂbaÂgai Ketua Bidang Kajian KeÂbiÂjakan Publik Ikatan Alumni UniÂversitas Indonesia (Iluni) peÂriode 2011-2014.
Saat mahasiswa, dia aktif di GeÂrakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan sempat menjabat sebagai Ketua Litbang Presidium GMNI 1996-1999.
Bergabung dengan PDIP, ia menjadi ketua Kaukus Muda. Saat ini dia menjabat sebagai KeÂtua Bidang Kaderisasi dan PeÂlaÂtihan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), organisasi sayap PDIP.
Saat reformasi bergulir, Abidin bergabung dalam kelompok CiÂpayung. Kelompok ini meruÂpaÂkan gabungan dari lima orÂgaÂniÂsasi mahasisiwa yakni PerÂgeÂraÂkan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa IsÂlam (HMI), Gerakan MahaÂsisÂwa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan PerhimÂpunan Mahasiswa Katolik ReÂpublik Indonesia (PMKRI).
Kelompok Cipayung yang lahir dari kesadaran mahasiswa atas kondisi bangsa yang karut-marut. Karena itu, kelompok ini mengambil garis politik yang keras terhadap penguasa saat itu.
Lantaran sikapnya yang berÂseberangan dengan pemerintah berkuasa, kelompok ini mendapat simpati dari kalangan kampus. Seiring waktu, kualitas dan kuanÂtitas kelompok ini terus berÂkemÂbang. Sejumlah kader terbaik mereka menempati posisi penting di lembaga eksekutif dan legisÂlatif kampus. Hingga saat ini aktifis Cipayung masih aktif daÂlam mengkritik kebijakan PreÂsiden SBY yang dianggap tidak pro rakyat.
Jenazah Dikremasi, Abunya Dilarung
Setelah disemayamkan di gedung DPR, jenazah Ondos diÂbawah ke Oasis Lestari di Jalan Gatot Subroto Km 7-8, Jatake, Tangerang. Jenazah akan berada di sini sampai Kamis.
Menurut Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga, jenazah Ondos akan dikremasi pada Kamis puÂkul 10 pagi. Sebelumnya diÂadaÂkan upacara kebaktian terlebih dulu. “Dikremasi ini merupakan permintaan beliau,†katanya. KreÂmasi adalah proses mengÂhilangkan jasad orang yang meÂninggal dengan cara dibakar.
Oasis Lestari yang menjadi tempat persemayaman terakhir Ondos berdiri sejak 5 April 2005. Tempat ini menyediakan faÂsilitas rumah duka (morÂtuaÂrium) yang terdiri dari 6 ruang semayam. Lalu krematorium atau tempat pembakaran jenaÂzah. Ada tiga oven pembakaran yang tersedia di sini.
Setelah jenazah dimasukkan ke oven maka yang tersisa haÂnya abunya saja. Oasis Lestari juga menyediakan rumah abu atau columbarium). Ada 2.500 ruang penyimpanan abu jenazah.
Di sini juga terdapat Dinding MeÂmorial (Memorial Wall) temÂpat mengabadikan nama orang yang telah meninggal. Ini yang pertama di Indonesia.
Tarif kremasi di sini tak muÂrah. Untuk peti ukuran kecil ukuÂran 80-100 centimeter, tarifny Rp 4 juta. Peti orang deÂwaÂsa dengan tebal 2-3 cenÂtiÂmeter Rp 5,2 juta. Peti jenazah orang dewas dengan tebal 4 cm Rp 6 juta. Peti jenazah orang dewasa tebal 5 cm Rp 6,5 juta. Peti dengan tebal 6 cm Rp 7 juta. Sedangkan untuk peti tebal 8 cm Rp 8 juta.
Tarif itu sudah termasuk, pemakaian ruang aula untuk kebaktian, pemakaian ruang keÂluarga, guci standar, pemakaian kendaraan 1 unit untuk meÂlaÂrung abu di Tanjung Pasir, DaÂdap, Cilincing, dan Ancol.
Abu jenazah dilarung di laut menggunakan perahu berkaÂpaÂsitas enam orang. Tarif itu juga termasuk pengurusan surat kreÂmasi dan administrasi.
Khusus untuk pelarungan abu jenazah di laut Ancol, Oasis LesÂtari tidak menanggung tiket masuk maupun sewa perahu.
Oasis Lestari dimiliki Dana Pensiun Konferensi Waligereja Indonesia (DP KWI). Tempat ini didirikan untuk menyeÂdiÂaÂkan pelayanan kremasi yang leÂbih terjangkau bagi masyarakat.
Pengelola bertekad untuk memÂperbaiki standar rumah duka, krematorium †dan rumah abunya. Tujuannya agar menÂjadi patokan bagi tempat serupa di Indonesia.
Salah satu kebanggaan temÂpat ini adalah Dinding MeÂmoÂrial, tempat mengabadikan nama orang yang telah meÂningÂgal. DeÂngan melihat ke dinding ini, anak, cucu maupun kerabat daÂpat mengenang mendiang.
Dapat Santunan Rp 20 Juta Dan Pensiun Rp 3,1 Juta/Bulan
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Jendral (Setjen) DPR, Jaka Winarko meÂngatakan, anggota DPR yang meninggal dunia seperti TheoÂdorus Jacob Koekerits, maka seÂluruh gaji dan tunjangan sebagai anggota DPR otomatis berhenti.
Namun ahli warisnya menÂdaÂpat uang pensiun sebesar 75 perÂsen dari gaji pokok anggota DPR. Gaji pokok anggota DPR diketahui sebesar Rp 4,2 juta setiap bulannya. Dengan itu keÂluarga yang ditinggalkan menÂdaÂpatkan uang pensiun sebesar Rp 3,1 juta setiap bulannya.
Jumlah uang pensiun tersebut diterima ahli waris bagi mereka yang telah mengabdi sebagai anggota DPR selama lima tahun atau lebih. “Kalau kurang dari dihitung berdasarkan masa kerjanya,†katanya.
Theodorus atau biasa disapa Ondos sudah duduk di DPR seÂlama dua periode. Artinya dia berÂhak mendapat pensiun seÂperti tersebut di atas.
Uang pensiun itu akan diteriÂma ahli waris hingga meninggal dunia. “Kalau ada anaknya, uang pensiun akan diturunkan hingga dewasa,†kata Jaka.
Selain uang pensiun, kata Jaka, anggota DPR yang meÂninggal juga mendapatkan uang santunan sebesar Rp 20 juta. “Bila biaya penguburannya meÂlebihi jumlah tersebut, ahli waÂris yang menanggung. Tapi kaÂlau (biayanya) kurang dari jumlah itu, sisanya bisa diambil oleh keluarga,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.