Markas Polisi Militer Komando Daerah Militer (Pomdam) Jaya di Jalan Sultan Agung Nomor 33, Manggarai Jakarta Selatan tengah berbenah. Puluhan pekerja membersihkan dan mengecat bangunan-bangunan di kompleks militer itu.
Rata-rata bangunan di sini sudah berdiri sebelum tahun 1965. Usianya sudah lebih dari seÂtengah abad. Cat yang melapisi dinding bangunan sudah meÂmuÂdar dimaÂkan zaman. Perlu dipoles lagi.
Salah satu bangunan yang teÂngah direnovasi adalah ruang taÂhanÂan. Letaknya di bagian belaÂkang kompleks. Penjara di marÂkas Pomdam Jaya ini dikenal sebagai Rumah Tahanan Militer (RTM) Guntur. Diberi nama ini kaÂrena letak kompleks ini berÂseÂbelahan dengan Jalan Guntur.
Selain jadi tempat penahanan dari kalangan militer, kini RTM GunÂtur bakal dihuni para terÂsangka kaÂsus korupsi. Komisi PemÂbeÂrantasan Korupsi (KPK) telah meÂnekan kesepakatan deÂngan TNI untuk bisa menitipkan taÂhanan kasus korupsi ke rutan ini.
Sebelum ditempati para terÂsangÂÂka kasus korupsi, rutan ini diÂÂpermak dulu agar ruangan dan faÂsiliÂtasnya sama seperti rutan sipil yang biasa dipakai untuk tahanan KPK.
Kepala Penerangan Kodam Jaya Adrian Ponto, memÂbenarkan RTM Guntur tengah direnovasi. “Pekerja masih meÂrenovasi gedung yang akan digunakan sebagai rutan KPK,†kata dia.
Adrian tak tahu biaya renovasi rutan ini. Juga kapan ruang-ruang tahanan ini bisa dipakai para terÂsangka kasus korupsi. “Kita haÂnya menyediakan tempat,†ujarÂnya. Untuk informasi lebih detail, dia meÂnyarankan menaÂnyaÂkan keÂpada Mabes TNI atau KPK.
Sekretaris Jenderal KPK BamÂbang Sapto Pratomosunu meÂngaÂÂtakan pihaknya akan memakai 14 ruangan di RTM Guntur. “DiÂharapkan bisa meÂnamÂpung 32 orang,†kata dia.
Namun sebelum dipakai, ruang taÂhanan itu direnovasi dulu. GeÂdungÂnya dicat, toilet diganti dan kamar tahanan dipasang terali besi. Nanti di dalam kamar taÂhanÂan akan disediakan kasur untuk tidur dan lemari kecil untuk menyimpan pakaian.
KPK akan memasang CCTV untuk memantau aktivitas taÂhanÂan yang dititipkan ke rutan ini. Empat kamar tahanan bakal diÂpakai untuk tersangka wanita.
Bambang mengatakan pihakÂnya menganggarkan dana Rp 75 juta untuk renovasi ruang tahanan di RTM Guntur. “Dananya sama ketika membangun rutan yang berÂÂada di basement gedung KPK,†katanya.
Kepala Humas KPK Johan Budi SP mengatakan, ruangan tahanan di RTM Guntur sudah bisa dipakai pada awal 2013. “SeÂkarang masih dalam tahap renoÂvasi agar sesuai dengan perÂsyaÂratan yang ditetapkan oleh Dirjen pemasyarakatan KemenÂkumÂham,†katanya.
Walaupun ruang tahanan ini berada di kompleks militer, pengamanannya tetap berada di bawah KPK. Kerja sama pinjam paÂkai rutan militer ini berlaku seÂtahun. Namun bisa diperÂpanjang bila dianggap masih dibutuhkan.
Markas Pomdam Jaya yang di dalamnya terdapat RTM Guntur terÂletak tak jauh dari gedung KPK di Kuningan, Jakarta SeÂlatan. Perjalanan dari MaÂpomÂdam ke gedung KPK tak sampai 10 menit.
Keamanan tahanan yang ditiÂtipkan di RTM Guntur cukup terjamin. Markas ini dibentengi pagar tembok setinggi dua meter. Hanya memiliki satu gerbang masuk yang terletak di Jalan Sultan Agung.
Di dekat gerbang masuk baÂngunÂan pos jaga. Pos ini dijaga tentara berseragam loreng. Orang yang tidak berkepentingan dilaÂrang masuk.
Rumah tahanan yang terletak di belakang markas juga dibenÂtengi dengan pagar tembok tinggi yang menyulitkan tahanan untuk kaÂbur.
Jam Besuk Tiba, Mobil Mewah Berjejer
KPK memberikan kesempatan kepada tahanan untuk dijenguk keluarga, kerabat maupun teman. Jadwal besuk ditetapkan setiap Selasa sampai Kamis. Mulai pukul 10 pagi sampai 12 siang.
Sejak memiliki rutan yang terÂletak di basement, gedung KPK ramai dikunjungi orang yang menjenguk tahanan pada tiga hari tersebut. Mulai lobby gedung hingga halaman parkir dipenuhi mobil-mobil mewah.
Seperti terlihat pada Kamis pekan lalu. Saat jam besuk, di depan lobby gedung KPK tak henti-henti mobil berhenti. Rata-rataÂnya pengunjung naik mobil meÂwah. Ada yang naik Toyota AlÂphard Vellfire, sedan Lexus, sedan Mercy E Class sampai dengan Jeep Mercy R Class.
Setiap mobil yang datang, seÂlalu berhenti di depan lobby geÂdung KPK. Di sini terdapat meja resepsionis untuk menerima tamu berada.
Mereka yang turun dari mobil pun bukan dari kalangan semÂbaÂrangan. Ada yang dikawal ajudan saat hendak menjenguk tahanan.
Pada Kamis lalu, mereka yang datang kebanyakan ingin menjeÂnguk pengusaha Hartati MurÂdaya. Rabu sebelumnya, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ditetapkan sebagai tahanan KPK. Hartati menjadi tersangka kasus penyuapan terhadap Bupati Buol, Amran Batalipu.
Tanpa banyak komentar dan menengok kiri dan kanan, penÂjenguk yang masih kerabat HarÂtati langsung melewati pintu kaca yang ada di bagian kiri ruang deÂpan KPK. Setelah berbicara seÂbenÂtar dengan resepsionis, pemÂbesuk diminta untuk mengisi buku tamu yang ada di meja.
Selanjutnya, pembesuk diantar petugas menuju ke ruang†rutan KPK di basement. Sampai di baÂwah pengunjung tidak bisa langÂsung bertemu dengan tahanan.
Mereka harus lebih dulu meleÂwati pemeriksaan petugas sebeÂlum dipersilakan menuju ke ruang tamu. Ruangan itu berÂukuran 2x3,1 meter.
Pembesuk tidak bisa kontak langsung dengan tahanan. MeÂreka bisa melihat dan berÂbicara melalui sekat yang ada di ruang tamu ini.
Menkumham Restui KPK Pinjam Rutan Militer
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum dan HAM) Amir Syamsuddin meÂnilai Rumah Tahanan Militer (RTM) Guntur di markas PomÂdam Jaya layak untuk jadi temÂpat penahanan tersangka kasus korupsi.
“Tim KPK dan Direktur JenÂderal Pemasyarakatan KeÂmenÂterian Hukum dan Hak Asasi Manusia sudah meninjau rutan dan dinyatakan layak untuk diÂgunakan,†kata Amir.
Ruang tahanan yang diperÂunÂtukkan untuk kalangan militer ini masih banyak kosong. SeÂhingÂga bisa dipinjam untuk meÂnempatkan tahanan kasus korupsi.
“Saya kira tidak ada perÂmaÂsalahan jika KPK meminjam ruÂtan. Hal itu menunjukkan peÂranan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mendukung pemberantasan korupsi,†katanya.
Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana menÂdukung kesepakatan yang dibuat KPK dan TNI mengenai pinjam pakai ruang tahanan di RTM Guntur.
“Kami sudah dikonsultasikan soal rencana Rutan Guntur. Dirjen Pemasyarakatan sudah ke lokasi. Sebelumnya juga suÂdah ada SK Kemenkum dan HAM tentang rutan KPK,†katanya.
Denny menjelaskan pengaÂwasÂan di RTM Guntur nanti saÂma standarnya dengan rutan di gedung KPK. “TemÂpatnya di TNI, tapi itu menjadi rutan KPK. Sama saja dengan rutan KPK sekarang, hanya sekarang temÂpatnya saja di Guntur,†katanya.
Lantainya Kotor, Toiletnya Bau Minta Ampun
Dibandingkan rutan lainÂnya, kondisi dan fasilitas yang terdapat di rutan yang dikelola KPK jauh lebih bagus. Ini diÂakui Mukhamad Misbakhun yang pernah merasakan hidup di dalam hotel prodeo selama dua tahun.
Politisi PKS ini dijebloskan ke Rutan Salemba karena menÂjadi tersangka kasus dokumen palsu letter of credit (L/C) Bank Century. Kasusnya ditangani MaÂbes Polri. Misbakhun berÂstatus tahanan kepolisian.
Menurut Misbakhun, dirinya tidak memiliki privasi saat menÂjadi tahanan. Sebab dia meÂnemÂpati sel bersama dengan tahanan lain. “Saya pernah merasakan satu kamar bersama dengan naÂrapiÂdana lain yang saya tidak kenal. Pernah empat orang, lima orang bahkan sampai 7 orang dalam satu kamar yang tidak begitu besar,†bebernya kepada Rakyat Merdeka.
Para tahanan yang menghuni sel bersama Misbakhun bukan berlatar belakang pejabat maupun politisi. Melainkan kriÂminal biasa. Di dalam sel yang ditempati MisÂbakhun diseÂdiaÂkan kamar manÂdi. Kamar mandi itu diguÂnakan bersama-sama dengan tahanan lainnya.
“Dinding kamar mandinya penuh coretan. Lantainya kotor. Belum lagi baunya kalau habis dipakai narapidana lain,†kata salah satu inisiator hak angket kasus Bank Century ini.
Kata dia, jangan harap bisa tidur di kasur empuk seperti yang disediakan di rutan KPK. Di dalam rutan, Misbakhun beralaskan kasur tipis bekas. Ia pun bisa merasakan dinginnya lantai penjara.
“Bantal yang ada basah kena air dan mengeluarkan bau tak sedap,†tutur bekas anggota DPR ini. Misbakhun pun meÂminta kepada petugas rutan agar membelikan bantal baru.
Untuk keperluan mandi, Misbakhun pun membawa saÂbun, shampoo, sikat gigi dan odol dari luar. Ia meÂnilai peralatan mandi yang diseÂdiakan kurang steril.
Seperti tahanan lainnya, MisÂbakhun pun mendapat jatah makan selama berada di bui. Menurut dia, makanannya cuÂkup bergizi. Selain nasi, tahÂanan dapat lauk-pauk.
Namun untuk alasan keaÂmanan, pria berkacamata itu tak pernah menyantap makanan yang disediakan. Dia memilih untuk keluarganya mengantar makanan buatan sendiri.
“Saya ini kan tahanan politik yang sedang berhadapan deÂngan rezim. Demi keamanan diri, saya memilih makanan dari luar saja,†kata Misbakhun.
Para tahanan yang meÂnemÂpati rutan KPK, menurut dia, seÂharusnya bersyukur. WaÂlauÂpun di fasilitas di rutan tak meÂwah tapi mereka diperlakukan leÂbih manusiawi. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.