Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jeruji Dan WC Diganti, KPK Rogoh Rp 75 Juta

Bakal Ditempati Tersangka Korupsi, RTM Guntur Direnovasi

Selasa, 18 September 2012, 09:45 WIB
Jeruji Dan WC Diganti, KPK Rogoh Rp 75 Juta
ilustrasi

rmol news logo Markas Polisi Militer Komando Daerah Militer (Pomdam) Jaya di Jalan Sultan Agung Nomor 33, Manggarai Jakarta Selatan tengah berbenah. Puluhan pekerja membersihkan dan mengecat bangunan-bangunan di kompleks militer itu.

Rata-rata bangunan di sini sudah berdiri sebelum tahun 1965. Usianya sudah lebih dari se­tengah abad. Cat yang melapisi dinding bangunan sudah me­mu­dar dima­kan zaman. Perlu dipoles lagi.

Salah satu bangunan yang te­ngah direnovasi adalah ruang ta­han­an. Letaknya di bagian bela­kang kompleks. Penjara di mar­kas Pomdam Jaya ini dikenal sebagai Rumah Tahanan Militer (RTM) Guntur. Diberi nama ini ka­rena letak kompleks ini ber­se­belahan dengan Jalan Guntur.

Selain jadi tempat penahanan dari kalangan militer, kini RTM Gun­tur bakal dihuni para ter­sangka ka­sus korupsi. Komisi Pem­be­rantasan Korupsi (KPK) telah me­nekan kesepakatan de­ngan TNI untuk bisa menitipkan ta­hanan kasus korupsi ke rutan ini.

Sebelum ditempati para ter­sang­­ka kasus korupsi, rutan ini di­­permak dulu agar ruangan dan fa­sili­tasnya sama seperti rutan sipil yang biasa dipakai untuk tahanan KPK.

Kepala Penerangan Kodam Jaya Adrian Ponto, mem­benarkan RTM Guntur tengah direnovasi. “Pekerja masih me­renovasi gedung yang akan digunakan sebagai rutan KPK,” kata dia.

Adrian tak tahu biaya renovasi rutan ini. Juga kapan ruang-ruang tahanan ini bisa dipakai para ter­sangka kasus korupsi. “Kita ha­nya menyediakan tempat,” ujar­nya. Untuk informasi lebih detail, dia me­nyarankan mena­nya­kan ke­pada Mabes TNI atau KPK.

Sekretaris Jenderal KPK Bam­bang Sapto Pratomosunu me­nga­­takan pihaknya akan memakai 14 ruangan di RTM Guntur. “Di­harapkan bisa me­nam­pung 32 orang,” kata dia.

Namun sebelum dipakai, ruang ta­hanan itu direnovasi dulu. Ge­dung­nya dicat, toilet diganti dan kamar tahanan dipasang terali besi. Nanti di dalam kamar ta­han­an akan disediakan kasur untuk tidur dan lemari kecil untuk menyimpan pakaian.

KPK akan memasang CCTV untuk memantau aktivitas ta­han­an yang dititipkan ke rutan ini. Empat kamar tahanan bakal di­pakai untuk tersangka wanita.

Bambang mengatakan pihak­nya menganggarkan dana Rp 75 juta untuk renovasi ruang tahanan di RTM Guntur. “Dananya sama ketika membangun rutan yang ber­­ada di basement gedung KPK,” katanya.

Kepala Humas KPK Johan Budi SP mengatakan, ruangan tahanan di RTM Guntur sudah bisa dipakai pada awal 2013. “Se­karang masih dalam tahap reno­vasi agar sesuai dengan per­sya­ratan yang ditetapkan oleh Dirjen pemasyarakatan Kemen­kum­ham,” katanya.

Walaupun ruang tahanan ini berada di kompleks militer, pengamanannya tetap berada di bawah KPK. Kerja sama pinjam pa­kai rutan militer ini berlaku se­tahun. Namun bisa diper­panjang bila dianggap masih dibutuhkan.

Markas Pomdam Jaya yang di dalamnya terdapat RTM Guntur ter­letak tak jauh dari gedung KPK di Kuningan, Jakarta Se­latan. Perjalanan dari Ma­pom­dam ke gedung KPK tak sampai 10 menit.  

Keamanan tahanan yang diti­tipkan di RTM Guntur cukup terjamin. Markas ini dibentengi pagar tembok setinggi dua meter. Hanya memiliki satu gerbang masuk yang terletak di Jalan Sultan Agung.

Di dekat gerbang masuk ba­ngun­an pos jaga. Pos ini dijaga tentara berseragam loreng. Orang yang tidak berkepentingan dila­rang masuk.

Rumah tahanan yang terletak di belakang markas juga diben­tengi dengan pagar tembok tinggi yang menyulitkan tahanan untuk ka­bur.

Jam Besuk Tiba, Mobil Mewah Berjejer

KPK memberikan kesempatan kepada tahanan untuk dijenguk keluarga, kerabat maupun teman. Jadwal besuk ditetapkan setiap Selasa sampai Kamis. Mulai pukul 10 pagi sampai 12 siang.

Sejak memiliki rutan yang ter­letak di basement, gedung KPK ramai dikunjungi orang yang menjenguk tahanan pada tiga hari tersebut. Mulai lobby gedung hingga halaman parkir dipenuhi mobil-mobil mewah.

Seperti terlihat pada Kamis pekan lalu. Saat jam besuk, di depan lobby gedung KPK tak henti-henti mobil berhenti. Rata-rata­nya pengunjung naik mobil me­wah. Ada yang naik Toyota Al­phard Vellfire, sedan Lexus, sedan Mercy E Class sampai dengan Jeep Mercy R Class.

Setiap mobil yang datang, se­lalu berhenti di depan lobby ge­dung KPK. Di sini terdapat meja resepsionis untuk menerima tamu berada.

Mereka yang turun dari mobil pun bukan dari kalangan sem­ba­rangan. Ada yang dikawal ajudan saat hendak menjenguk tahanan.

Pada Kamis lalu, mereka yang datang kebanyakan ingin menje­nguk pengusaha Hartati Mur­daya. Rabu sebelumnya, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ditetapkan sebagai tahanan KPK. Hartati menjadi tersangka kasus penyuapan terhadap Bupati Buol, Amran Batalipu.

Tanpa banyak komentar dan menengok kiri dan kanan, pen­jenguk yang masih kerabat Har­tati langsung melewati pintu kaca yang ada di bagian kiri ruang de­pan KPK. Setelah berbicara se­ben­tar dengan resepsionis, pem­besuk diminta untuk mengisi buku tamu yang ada di meja.

Selanjutnya, pembesuk diantar petugas menuju ke ruang†rutan KPK di basement. Sampai di ba­wah pengunjung tidak bisa lang­sung bertemu dengan tahanan.

Mereka harus lebih dulu mele­wati pemeriksaan petugas sebe­lum dipersilakan menuju ke ruang tamu. Ruangan itu ber­ukuran 2x3,1 meter.

Pembesuk tidak bisa kontak langsung dengan tahanan. Me­reka bisa melihat dan ber­bicara melalui sekat yang ada di ruang tamu ini.

Menkumham Restui KPK Pinjam Rutan Militer

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum dan HAM) Amir Syamsuddin me­nilai Rumah Tahanan Militer (RTM) Guntur di markas Pom­dam Jaya layak untuk jadi tem­pat penahanan tersangka kasus korupsi.

“Tim KPK dan Direktur Jen­deral Pemasyarakatan Ke­men­terian Hukum dan Hak Asasi Manusia sudah meninjau rutan dan dinyatakan layak untuk di­gunakan,” kata Amir.

Ruang tahanan yang diper­un­tukkan untuk kalangan militer ini masih banyak kosong. Se­hing­ga bisa dipinjam untuk me­nempatkan tahanan kasus korupsi.

“Saya kira tidak ada per­ma­salahan jika KPK meminjam ru­tan. Hal itu menunjukkan pe­ranan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mendukung pemberantasan korupsi,” katanya.

Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana men­dukung kesepakatan yang dibuat KPK dan TNI mengenai pinjam pakai ruang tahanan di RTM Guntur.

“Kami sudah dikonsultasikan soal rencana Rutan Guntur. Dirjen Pemasyarakatan sudah ke lokasi. Sebelumnya juga su­dah ada SK Kemenkum dan HAM tentang rutan KPK,” katanya.

Denny menjelaskan penga­was­an di RTM Guntur nanti sa­ma standarnya dengan rutan di gedung KPK.  “Tem­patnya di TNI, tapi itu menjadi rutan KPK. Sama saja dengan rutan KPK sekarang, hanya sekarang tem­patnya saja di Guntur,” katanya.

Lantainya Kotor, Toiletnya Bau Minta Ampun

Dibandingkan rutan lain­nya, kondisi dan fasilitas yang terdapat di rutan yang dikelola KPK jauh lebih bagus. Ini di­akui Mukhamad Misbakhun yang pernah merasakan hidup di dalam hotel prodeo selama dua tahun.

Politisi PKS ini dijebloskan ke Rutan Salemba karena men­jadi tersangka kasus dokumen palsu letter of credit (L/C) Bank Century. Kasusnya ditangani Ma­bes Polri. Misbakhun ber­status tahanan kepolisian.

Menurut Misbakhun, dirinya tidak memiliki privasi saat men­jadi tahanan. Sebab dia me­nem­pati sel bersama dengan tahanan lain. “Saya pernah merasakan satu kamar bersama dengan na­rapi­dana lain yang saya tidak kenal. Pernah empat orang, lima orang bahkan sampai 7 orang dalam satu kamar yang tidak begitu besar,” bebernya kepada Rakyat Merdeka.

Para tahanan yang menghuni sel bersama Misbakhun bukan berlatar belakang pejabat maupun politisi. Melainkan kri­minal biasa. Di dalam sel yang ditempati Mis­bakhun dise­dia­kan kamar man­di. Kamar mandi itu digu­nakan bersama-sama dengan tahanan lainnya.

“Dinding kamar mandinya penuh coretan. Lantainya kotor. Belum lagi baunya kalau habis dipakai narapidana lain,” kata salah satu inisiator hak angket kasus Bank Century ini.

Kata dia, jangan harap bisa tidur di kasur empuk seperti yang disediakan di rutan KPK. Di dalam rutan, Misbakhun beralaskan kasur tipis bekas. Ia pun bisa merasakan dinginnya lantai penjara.

“Bantal yang ada basah kena air dan mengeluarkan bau tak sedap,” tutur bekas anggota DPR ini. Misbakhun pun me­minta kepada petugas rutan agar membelikan bantal baru.

Untuk keperluan mandi, Misbakhun pun membawa sa­bun, shampoo, sikat gigi dan odol dari luar. Ia me­nilai peralatan mandi yang dise­diakan kurang steril.

Seperti tahanan lainnya, Mis­bakhun pun mendapat jatah makan selama berada di bui. Menurut dia, makanannya cu­kup bergizi. Selain nasi, tah­anan dapat lauk-pauk.

Namun untuk alasan kea­manan, pria berkacamata itu tak pernah menyantap makanan yang disediakan. Dia memilih untuk keluarganya mengantar makanan buatan sendiri.

“Saya ini kan tahanan politik yang sedang berhadapan de­ngan rezim. Demi keamanan diri, saya memilih makanan dari luar saja,” kata Misbakhun.

Para tahanan yang me­nem­pati rutan KPK, menurut dia, se­harusnya bersyukur. Wa­lau­pun di fasilitas di rutan tak me­wah tapi mereka diperlakukan le­bih manusiawi. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA