Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ada Orang Miskin Yang Nyumbang Rp 50 Ribu

Ngintip Pengumpulan Duit Kampanye Cagub (2/Habis)

Jumat, 20 April 2012, 09:55 WIB
Ada Orang Miskin Yang Nyumbang Rp 50 Ribu
ilustrasi

RMOL. Spanduk besar bergambar Faisal Basri dan Biem Benyamin dipasang di depan rumah berlantai dua di Jalan Gandaria Tengah II Nomor 18A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

“Faisal-Biem calon inde­pen­den siap memimpin Jakarta. Du­kung dengan KTP Anda,” de­mi­kian tulisan di spanduk. Tak lupa dicantumkan slogan pasangan itu: Berdaya Bareng-bareng.

Di depan rumah itu parkir Dai­hatsu Xenia yang kaca bela­kangnya ditempel gambar Faisal-Biem dan sepeda motor bebek

Masuk ke dalam halaman ru­mah terlihat teras yang tidak begitu luas. Di tempat ini tampak dua orang sedang mencuci karpet yang kotor.

Masuk ke dalam rumah ter­dapat ruang yang lumayan luas. Di tengah-tengahnya diletakkan meja oval dan beberapa kursi un­tuk rapat. Televisi 21 inci untuk sa­rana memperoleh in­formasi mau­pun hiburan juga tersedia di sini.

Aktifitas di markas tim peme­nangan Faisal-Biem ini terlihat sepi. Hanya ada empat orang yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Walaupun menempati rumah berlantai dua, markas tim Faisal-Biem jauh dari mewah. Azwar, ang­gota tim mengatakan pasa­ngan ini tak memiliki modal be­sar untuk ikut pilgub. Untuk itu, ia berharap masyarakat mau me­nyumbang untuk membiayai kam­panye nanti.

Ketika Faisal memutuskan untuk ikut pilgub lewat jalur independen dia telah menyiapkan tiga rekening untuk menampung sumbangan.

Menurut Azwar, sudah banyak orang yang menyumbang ke re­ke­ning maupun kotak yang disediakan di posko.

Pasangan ini membuka posko di setiap kelurahan. Tujuannya untuk merekrut relawan sekaligus mengumpulkan sumbangan.

Berapa sumbangan yang ter­kumpul? “Belum dihitung se­lu­ruhnya,” kata Azwar mengelak membuka angkanya.

Ia menyebutkan pasangan Faisal-Biem butuh dana lebih dari Rp 10 miliar untuk kampanye. “Kami akan menggunakan dana sumbangan itu seefisien mung­kin,” katanya.

Faisal Basri mengakui me­ngandalkan saweran untuk me­ngumpulkan dana kampanye. “Beberapa waktu lalu kami ber­hasil mengumpulkan dana Rp 1 miliar dalam acara fund raising,” katanya. Ia menargetkan bisa mengumpulkan dana Rp 15-20 miliar.

Berbagai komunitas pun di­datangi untuk memperoleh du­ku­ngan maupun dana. Saat ber­kun­jung ke Jaringan Miskin Kota di Penjaringan, Faisal juga meminta sumbangan dari kala­ngan bawah itu.

“Saya katakan ke mereka, sekali lagi saya ke sini saya minta duit lho. Berapa pun ibu-bapak kasih yang penting ikhlas,” kata Faisal. “Ternyata di beberapa tem­pat orang miskin sampai me­nyumbang Rp 50 ribu.”

Sejauh ini, pasangan Faisal-Biem mengaku tak banyak me­ngeluarkan dana lantaran mereka berkampanye lewat media sosial Facebook maupun Twitter.

“Kita memang tidak butuh dana banyak karena kita banyak relawan dan bantuan barang, se­perti spanduk,” katanya.

Biem Benyamin menyebutkan hingga saat ini sumbangan yang sudah terkumpul Rp 3 miliar. Sumbangan itu diluar bantuan barang seperti spanduk, kom­pu­ter, AC, meja kerja dan perangkat komputer.

Tim, kata dia, berencana me­ngumpulkan dana lewat sistem pembayaran online. “Jadi bisa lewat kartu kredit atau debit,” kata Biem.

Rencana itu akan dijalankan bila pasangan ini telah ditetapkan sebagai peserta pilgub oleh KPU DKI. “Masih menunggu bulan Mei, kalau lolos nanti baru kita publikasikan,” kata Biem.

Biem mengatakan, timnya terbuka kepada siapa pun yang ingin memberikan bantuan. “Ka­lau orang atau pihak tersebut me­miliki kepentingan tertentu dalam bantuannya, tidak akan kami uta­makan atau hanya prioritas ter­akhir,” katanya.

Turun Langsung, Ogah Bersaing Dengan Baliho

Dalam pengumpulan dana kampanye, tim Faisal Basri-Biem Benyamin akan menaati aturan main yang telah diteta­pkan KPU DKI. “Kami sudah se­lektif dari awal,” kata Tosca San­toso, Ma­na­jer Tim Kam­pa­nye Faisal-Biem.

KPU menetapkan sumba­ngan pribadi atau individu mak­simal Rp 50 juta. Sedangkan sumba­ngan perusahaan maksimal Rp 350 juta. “Kita taat undang-undang kok dan kami siap di­audit,” tandasnya.

Menurut Tosca, karena kegigihan dalam mengumpulkan sumbangan lewat saweran, Faisal kerap disebut “gubernur sawe­ran”. “Jadi kita tidak punya angka fix untuk anggaran kampanye,” kata dia.

Ketidakpastian dana kampa­nye yang bakal terkumpul itu, lanjut dia, tak membuat tim surut meng­galang dukungan untuk pasangan ini.

“Kita tetap optimis calon ini akan menang, dan memberikan ke­yakinan kepada masyarakat bahwa perlu perubahan dalam pilihan,” kata Tosca.

Sadar tak punya dana banyak, pasangan Faisal-Biem tak akan jor-joran dalam berkampanye. Cara yang paling murah langsung terjun ke masyarakat.

“Kita pilih terjun ke lapangan. Kita tak ingin bersaing dengan baliho. Itulah jalan yang dilalui calon independen,” kata Tosca.

Sebelumnya, KPU DKI Jakarta menegaskan akan men­dis­kua­lifikasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang me­langgar aturan sumbangan dana kampanye.

Kalaupun sudah dinyatakan terpilih, jika ditemukan adanya pelanggaran  KPU akan mencoret pasangan calon tersebut.

Potong Gaji Kader PKS Di Legislatif

Spanduk kecil bertuliskan “Markas Kemenangan Hida­yat-Didik untuk gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2012-2017. Ayo beresin Jakar­ta” dipasang di markas pa­sa­ngan itu di Warung Buncit, Jakarta Selatan.

Spanduk warna putih cukup mencolok sehingga mudah di­baca para pengguna jalan yang melewati kawasan yang kerap dilanda kemacetan itu.

Menempati rumah satu lan­tai, markas yang dicat warna pu­tih ini mempunyai halaman yang cukup luas sehingga mam­pu menampung puluhan kendaraan baik roda empat maupun dua.

Bagian muka bangunan itu telah dipugar. Tampaknya pem­bangunan belum selesai. Ter­lihat beberapa tiang bambu ma­sih di­pasang untuk membantu pekerja memoles dinding agar indah.

Masuk ke dalam terdapat ruang lobby yang cukup lebar. Meja resepsionis ditempatkan di tempat ini. Dua petugas jaga de­ngan setia menunggui meja ini.

Setiap pengunjung yang ma­suk harus melapor terlebih da­hulu kepada petugas itu. Lalu petugas akan memanggil orang yang hendak ditemui.

Di samping kiri ruang lobby terdapat ruang rapat. Beberapa ang­gota tim sukses Hidayat-Didik terlihat sibuk rapat mem­bahas strategi kampanye.

Pasangan Hidayat Nur Hi­dayat - Didik J Rachbini adalah calon yang diusung Partai Ke­adilan Sejahtera (PKS)

Triwisaksana, Ketua Tim Pe­menangan Hidayat -Didik me­ngatakan, dana kampanye pa­sangan ini dikumpulkan dari kader partai.

“Kami mengimbau mereka (kader) untuk menyumbangkan dana. Ada yang nyumbang Rp 5 ribu, ada juga Rp 100 ribu,” kata­nya pria yang akrab disapa Sani.

Dana yang terkumpul lalu di­gunakan membeli berbagai at­ribut seperti spanduk, leaflet dan baliho untuk memper­ke­nal­kan pasangan ini kepada masyarakat.

Penggalangan dana secara be­sar-besaran, kata Sani, baru di­lakukan setelah keluar kepu­tusan KPU mengenai peserta pil­gub. “Kami telah me­nyiap­kan nomor rekening yang bisa di­sumbang masyarakat,” kata­nya. “Bila sudah disahkan akan kami umumkan secepatnya,” katanya.

Pria berkacamata ini meng­a­takan, pihaknya memberi ke­sempatan yang seluas-luasnya bagi donatur untuk me­nyum­bang dana untuk kampanye Hidayat-Didik.

Menurutnya, partainya ber­sedia menerima sumbangan se­panjang sesuai aturan. “Donasi diperbolehkan sesuai dengan Undang-undang,”katanya.

Dalam Peraturan KPU No­mor 6 Tahun 2010 dan Surat Keputusan (SK) KPU DKI Nomor 14/ 2011 tentang Tata Cara Pelaporan Dana Kam­pa­nye Pilkada Gubernur DKI di­se­butkan, besaran dana kam­panye yang disumbangkan oleh perorangan maksimal Rp 50 juta dan untuk instansi ataupun pe­rusahaan Rp 350 juta.

Badan usaha milik asing, atau badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dilarang memberikan sumbangan.

Sani yang menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta be­lum tahu berapa dana yang di­bu­tuhkan untuk kampanye. Na­mun bila mengacu pengalaman lima tahun lalu saat mengusung Adang Dorodjatun menjadi ca­gub DKI, butuh dana kampanye Rp  53 miliar. “Jumlahnya lebih dari itu bila respons masyarakat sangat besar,” katanya.

Hidayat Nurwahid menga­ta­kan dana kampanye dikum­pul­kan dari kader partai yang duduk di legislatif, pengusaha, dan sumbangan individu.

Bekas presiden PKS ini me­mastikan tak akan melanggar aturan dana kampanye. “Atu­ran­nya jelas sumbangan in­di­vidu ada batasannya. Harus di­per­hatikan itu bahwa sumber dana berasal dari sumber yang di­benarkan hukum dan tidak bisa dari money laundering atau dari yang melanggar hukum,” kata bekas ketua Majelis Per­mu­syawaratan Rakyat ini.

Menurut Hidayat, seluruh kader partai sudah siap berjuang dan berkorban untuk mensuk­seskan pilgub Jakarta, termasuk mengeluarkan dana pribadi untuk biaya pembuatan atribut kampanye pasangan Hidayat-Didik. “Mereka rela untuk di­potong gajinya, membuat kaos sendiri, pin dan atribut lainnya dengan swasembada sendiri,” katanya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA