RMOL. Spanduk besar bergambar Faisal Basri dan Biem Benyamin dipasang di depan rumah berlantai dua di Jalan Gandaria Tengah II Nomor 18A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Faisal-Biem calon indeÂpenÂden siap memimpin Jakarta. DuÂkung dengan KTP Anda,†deÂmiÂkian tulisan di spanduk. Tak lupa dicantumkan slogan pasangan itu: Berdaya Bareng-bareng.
Di depan rumah itu parkir DaiÂhatsu Xenia yang kaca belaÂkangnya ditempel gambar Faisal-Biem dan sepeda motor bebek
Masuk ke dalam halaman ruÂmah terlihat teras yang tidak begitu luas. Di tempat ini tampak dua orang sedang mencuci karpet yang kotor.
Masuk ke dalam rumah terÂdapat ruang yang lumayan luas. Di tengah-tengahnya diletakkan meja oval dan beberapa kursi unÂtuk rapat. Televisi 21 inci untuk saÂrana memperoleh inÂformasi mauÂpun hiburan juga tersedia di sini.
Aktifitas di markas tim pemeÂnangan Faisal-Biem ini terlihat sepi. Hanya ada empat orang yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Walaupun menempati rumah berlantai dua, markas tim Faisal-Biem jauh dari mewah. Azwar, angÂgota tim mengatakan pasaÂngan ini tak memiliki modal beÂsar untuk ikut pilgub. Untuk itu, ia berharap masyarakat mau meÂnyumbang untuk membiayai kamÂpanye nanti.
Ketika Faisal memutuskan untuk ikut pilgub lewat jalur independen dia telah menyiapkan tiga rekening untuk menampung sumbangan.
Menurut Azwar, sudah banyak orang yang menyumbang ke reÂkeÂning maupun kotak yang disediakan di posko.
Pasangan ini membuka posko di setiap kelurahan. Tujuannya untuk merekrut relawan sekaligus mengumpulkan sumbangan.
Berapa sumbangan yang terÂkumpul? “Belum dihitung seÂluÂruhnya,†kata Azwar mengelak membuka angkanya.
Ia menyebutkan pasangan Faisal-Biem butuh dana lebih dari Rp 10 miliar untuk kampanye. “Kami akan menggunakan dana sumbangan itu seefisien mungÂkin,†katanya.
Faisal Basri mengakui meÂngandalkan saweran untuk meÂngumpulkan dana kampanye. “Beberapa waktu lalu kami berÂhasil mengumpulkan dana Rp 1 miliar dalam acara fund raising,†katanya. Ia menargetkan bisa mengumpulkan dana Rp 15-20 miliar.
Berbagai komunitas pun diÂdatangi untuk memperoleh duÂkuÂngan maupun dana. Saat berÂkunÂjung ke Jaringan Miskin Kota di Penjaringan, Faisal juga meminta sumbangan dari kalaÂngan bawah itu.
“Saya katakan ke mereka, sekali lagi saya ke sini saya minta duit lho. Berapa pun ibu-bapak kasih yang penting ikhlas,†kata Faisal. “Ternyata di beberapa temÂpat orang miskin sampai meÂnyumbang Rp 50 ribu.â€
Sejauh ini, pasangan Faisal-Biem mengaku tak banyak meÂngeluarkan dana lantaran mereka berkampanye lewat media sosial Facebook maupun Twitter.
“Kita memang tidak butuh dana banyak karena kita banyak relawan dan bantuan barang, seÂperti spanduk,†katanya.
Biem Benyamin menyebutkan hingga saat ini sumbangan yang sudah terkumpul Rp 3 miliar. Sumbangan itu diluar bantuan barang seperti spanduk, komÂpuÂter, AC, meja kerja dan perangkat komputer.
Tim, kata dia, berencana meÂngumpulkan dana lewat sistem pembayaran online. “Jadi bisa lewat kartu kredit atau debit,†kata Biem.
Rencana itu akan dijalankan bila pasangan ini telah ditetapkan sebagai peserta pilgub oleh KPU DKI. “Masih menunggu bulan Mei, kalau lolos nanti baru kita publikasikan,†kata Biem.
Biem mengatakan, timnya terbuka kepada siapa pun yang ingin memberikan bantuan. “KaÂlau orang atau pihak tersebut meÂmiliki kepentingan tertentu dalam bantuannya, tidak akan kami utaÂmakan atau hanya prioritas terÂakhir,†katanya.
Turun Langsung, Ogah Bersaing Dengan Baliho
Dalam pengumpulan dana kampanye, tim Faisal Basri-Biem Benyamin akan menaati aturan main yang telah ditetaÂpkan KPU DKI. “Kami sudah seÂlektif dari awal,†kata Tosca SanÂtoso, MaÂnaÂjer Tim KamÂpaÂnye Faisal-Biem.
KPU menetapkan sumbaÂngan pribadi atau individu makÂsimal Rp 50 juta. Sedangkan sumbaÂngan perusahaan maksimal Rp 350 juta. “Kita taat undang-undang kok dan kami siap diÂaudit,†tandasnya.
Menurut Tosca, karena kegigihan dalam mengumpulkan sumbangan lewat saweran, Faisal kerap disebut “gubernur saweÂranâ€. “Jadi kita tidak punya angka fix untuk anggaran kampanye,†kata dia.
Ketidakpastian dana kampaÂnye yang bakal terkumpul itu, lanjut dia, tak membuat tim surut mengÂgalang dukungan untuk pasangan ini.
“Kita tetap optimis calon ini akan menang, dan memberikan keÂyakinan kepada masyarakat bahwa perlu perubahan dalam pilihan,†kata Tosca.
Sadar tak punya dana banyak, pasangan Faisal-Biem tak akan jor-joran dalam berkampanye. Cara yang paling murah langsung terjun ke masyarakat.
“Kita pilih terjun ke lapangan. Kita tak ingin bersaing dengan baliho. Itulah jalan yang dilalui calon independen,†kata Tosca.
Sebelumnya, KPU DKI Jakarta menegaskan akan menÂdisÂkuaÂlifikasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang meÂlanggar aturan sumbangan dana kampanye.
Kalaupun sudah dinyatakan terpilih, jika ditemukan adanya pelanggaran KPU akan mencoret pasangan calon tersebut.
Potong Gaji Kader PKS Di Legislatif
Spanduk kecil bertuliskan “Markas Kemenangan HidaÂyat-Didik untuk gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2012-2017. Ayo beresin JakarÂta†dipasang di markas paÂsaÂngan itu di Warung Buncit, Jakarta Selatan.
Spanduk warna putih cukup mencolok sehingga mudah diÂbaca para pengguna jalan yang melewati kawasan yang kerap dilanda kemacetan itu.
Menempati rumah satu lanÂtai, markas yang dicat warna puÂtih ini mempunyai halaman yang cukup luas sehingga mamÂpu menampung puluhan kendaraan baik roda empat maupun dua.
Bagian muka bangunan itu telah dipugar. Tampaknya pemÂbangunan belum selesai. TerÂlihat beberapa tiang bambu maÂsih diÂpasang untuk membantu pekerja memoles dinding agar indah.
Masuk ke dalam terdapat ruang lobby yang cukup lebar. Meja resepsionis ditempatkan di tempat ini. Dua petugas jaga deÂngan setia menunggui meja ini.
Setiap pengunjung yang maÂsuk harus melapor terlebih daÂhulu kepada petugas itu. Lalu petugas akan memanggil orang yang hendak ditemui.
Di samping kiri ruang lobby terdapat ruang rapat. Beberapa angÂgota tim sukses Hidayat-Didik terlihat sibuk rapat memÂbahas strategi kampanye.
Pasangan Hidayat Nur HiÂdayat - Didik J Rachbini adalah calon yang diusung Partai KeÂadilan Sejahtera (PKS)
Triwisaksana, Ketua Tim PeÂmenangan Hidayat -Didik meÂngatakan, dana kampanye paÂsangan ini dikumpulkan dari kader partai.
“Kami mengimbau mereka (kader) untuk menyumbangkan dana. Ada yang nyumbang Rp 5 ribu, ada juga Rp 100 ribu,†kataÂnya pria yang akrab disapa Sani.
Dana yang terkumpul lalu diÂgunakan membeli berbagai atÂribut seperti spanduk, leaflet dan baliho untuk memperÂkeÂnalÂkan pasangan ini kepada masyarakat.
Penggalangan dana secara beÂsar-besaran, kata Sani, baru diÂlakukan setelah keluar kepuÂtusan KPU mengenai peserta pilÂgub. “Kami telah meÂnyiapÂkan nomor rekening yang bisa diÂsumbang masyarakat,†kataÂnya. “Bila sudah disahkan akan kami umumkan secepatnya,†katanya.
Pria berkacamata ini mengÂaÂtakan, pihaknya memberi keÂsempatan yang seluas-luasnya bagi donatur untuk meÂnyumÂbang dana untuk kampanye Hidayat-Didik.
Menurutnya, partainya berÂsedia menerima sumbangan seÂpanjang sesuai aturan. “Donasi diperbolehkan sesuai dengan Undang-undang,â€katanya.
Dalam Peraturan KPU NoÂmor 6 Tahun 2010 dan Surat Keputusan (SK) KPU DKI Nomor 14/ 2011 tentang Tata Cara Pelaporan Dana KamÂpaÂnye Pilkada Gubernur DKI diÂseÂbutkan, besaran dana kamÂpanye yang disumbangkan oleh perorangan maksimal Rp 50 juta dan untuk instansi ataupun peÂrusahaan Rp 350 juta.
Badan usaha milik asing, atau badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dilarang memberikan sumbangan.
Sani yang menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta beÂlum tahu berapa dana yang diÂbuÂtuhkan untuk kampanye. NaÂmun bila mengacu pengalaman lima tahun lalu saat mengusung Adang Dorodjatun menjadi caÂgub DKI, butuh dana kampanye Rp 53 miliar. “Jumlahnya lebih dari itu bila respons masyarakat sangat besar,†katanya.
Hidayat Nurwahid mengaÂtaÂkan dana kampanye dikumÂpulÂkan dari kader partai yang duduk di legislatif, pengusaha, dan sumbangan individu.
Bekas presiden PKS ini meÂmastikan tak akan melanggar aturan dana kampanye. “AtuÂranÂnya jelas sumbangan inÂdiÂvidu ada batasannya. Harus diÂperÂhatikan itu bahwa sumber dana berasal dari sumber yang diÂbenarkan hukum dan tidak bisa dari money laundering atau dari yang melanggar hukum,†kata bekas ketua Majelis PerÂmuÂsyawaratan Rakyat ini.
Menurut Hidayat, seluruh kader partai sudah siap berjuang dan berkorban untuk mensukÂseskan pilgub Jakarta, termasuk mengeluarkan dana pribadi untuk biaya pembuatan atribut kampanye pasangan Hidayat-Didik. “Mereka rela untuk diÂpotong gajinya, membuat kaos sendiri, pin dan atribut lainnya dengan swasembada sendiri,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.